Kami tidak lebih hanya para musafir kecil. Berjalan Keluar masuk melewati jalan-jalan di belantara mazhab. Di sini berhati-hatilah, siapa saja bisa tersesat dan berputar-putar dalam kesia-siaan. Banyak papan nama, baik yang baru dipasang atau yang sudah lama ada. Memilih jalan ini begitu mudah dan bahkan membanggakan bagi siapa saja yang tidak teliti. Akhirnya yang kami pilih adalah jalan dengan 'papan nama' yang sudah ada sejak lama. Inilah jalan kami, jalan ahlu al-sunnah wa al-jama'ah, jalan konservative, jalannya para pendahulu yang telah merintis dan menempuh jalan estafet dari Rasulullah SAW. Adapun jalan dengan papan nama yang baru dipasang kami ucapkan selamat tinggal. Biarkan kami memilih jalan ini, jalan tradisi Islam turun temurun yang sambung menyambung sanad: murid dari guru, dari guru, dari guru.... dari salafuna Shalih, dari tabi'ut tabi'in, dari tabi'in, dari sahabat, dari rasulullah Saw.
Inilah jalan kami.... Ahlussunnah Waljama'ah


Mengenal Nabi Muhammad saaw



 Mengenal Nabi Muhammad saw

A. Adalah yang Pertamakali diciptakan oleh Allah swt.
Diriwayatkan Abdurrazaq dengan sanadnya sampai pada Jabir bin Abdullah al Anshari (Semoga ridha Allah sampai kepada keduanya), Bahwasanya Ia pernah bertanya:”Demi ayah dan ibuku , ya Rasulallah, beritahukanla padaku tentang suatu yang dicipta Allah swt sebelum segalanya yang lain!” Jawab beliau: “Wahai Jabir , sesungguhnya Allah telah menciptakan  nur Nabimu: Muhammad, dari nur-Nya, sebelum sesuat yang lain!”

B. Sebab Nabi Adam a.s diampuni Allah swt.
Umar bin Khathab  r.a menuturkan bahwasanya Rasulullah saw. Pernah menyatakan: “Setelah Adam berbuat kesalahan (melanggar larangan Allah) ia mohon, ‘Ya Allah, demi kebenaran Muhammad, kiranya berkenanlah Engkau mengampuni kesalahanku.’  Allah bertanya, ‘Bagaimana engkau mengenal Muhammad?’ Adam menjawab, ‘Ketika Engkau menciptakanku dengan tangan-Mu, dan setelah Engkau tiupkan bagian dari Ruh-Mu kepadaku, kuangkatlah kepalaku.  Kulihat pada penyangga ‘Arsy termaktub: La ilaha illallah Muhammad Rasulullah.  Aku mengerti Engkau tidak menempatkan nama lain di samping nama-Mu kecuali makhluk yang paling Engkau cintai.’  Allah menjawab, ‘Hai Adam, engkau benar.  Kalau bukan karena Muhammad, Aku tidak menciptakanmu.”

C. Nasab Nabi Muhammad saw:
1. Nasab dari Ayah
(1)   Abdullah ibunya bernama Fatimah binti Amru Al Makhzumiyah, (2) Abdul Muthalib, (3) Hasyim, (4) Abdu Manaf, (5) Qusyay, (6) Kilab, (7) Murrah, (8) Ka’ab, (9) Luay, (10) Ghalib, (11) Fihr, (12) Malik, (13) Nadhar, (14) Kinanah, (15) Khuzaimah, (16) Mudrikah, (17) Ilyas, (18) Mudhar, (19) Nizar, (20) Ma’ad, (21) Adnan, (22) Nabi Isma’il as, (23) Nabi Ibrahim as.

2. Nasab dari Ibu
 (1) Sayyidah Aminah, (2) Wahab, (3) Abdu Manab, (4) Zuhrah, (5) Kilab, (6) Murrah, (7) Ka’ab, (8) Luay, (9) Ghalib, (10) Fihr, (11) Malik, (12) Nadhar, (13) Kinanah, (14) Khuzaimah, (15) Mudrikah, (16) Ilyas, (17) Mudhar, (18) Nizar, (19) Ma’ad, (20) Adnan, (21) Nabi Isma’il as, (22) Nabi Ibrahim as
Saudara-saudara Ibu Nabi saw:
(1) Al Aswad bin Wahbin, (2) Abdu Yaghuts bin Wahbin


D. Nama-nama Nabi Muhammad saw
(1) Muhammad, (2) Ahmad, (3) Hamid, (4) Mahmud, (5) Ahid, (6) Wahid, (7) Mahin, (8) Hasyir, (9) ‘Aqib, (10) Thaha, (11) Yasin, (12) Thahir, (13) Muthahhir, (14) Thayyib, (15) Sayyid, (16) Rasul, (17) Nabiy, (18) Rasulurrahmah, (19) Qayyim, (20) Jami’, (21) Muqtafi’, (22) Muqaffa, (23) Rasulul Malahim, (24) Rasulurahah, (25) Kamil, (26) Iklil, (27) Muzammil, (28) ‘Abdullah, (29) Habibullah, (30) Shafiyyullah, (31) Najiyyullah, (32) Kalimullah, (33) Khatamul Anbiya, (34) Khatamur Rusli, (35) Muhyi, (36) Munjin, (37) Mudzakkir, (38) Nashir, (39) Manshururrahmah, (39) Nabiyyuttawbah, (40) Harisun ‘Alaikum, (41) Ma’lum, (42) Shahir, (43) Syahid, (44) Masyhud, (45) Basyir, (46) Mubasy-syir, (47) Nadzir, (48) Mundzir, (49) Nur, (50) Siraj, (51) Mishbah, (52) Huda, (51) Mahdi, (52) Munir, (53) Da’I, (54) Mad’u, (55) Mujib, (56) Mujab, (57) Hafiyy, (58) ‘Afuwwu, (59) Waliyy, (60) Haqq, (61) Qawiy, (62) Amin, (63) Makmun, (64) Karim, (65) Mukarram, (66) Makin, (67) Matin, (68) Mubin, (69) Muammil, (70) Wushul, (71) Dzu Quwwah, (72) Dzu Hurmah, (73) Dzu Makanah, (74) Dzu ‘Izzin, (75) Dzu Fadhl, (76) Mutha’, (77) Muthi’, (78) Qadam, (79) Shidqun, (80) Rahmah, (81) Busyra, (82) Ghawts, (83) Ghayts, (84) Ghiyats, (85) Ni’matullah, (86) Hidayatullah, (87) ‘Urwatul Wutsqa, (88) Shiratullah, (89) Shiratun Mustaqim, (90) Dzikrullah, (91) Sayfullah, (92) Hizbullah, (92) An-Najmuts-Tsaqib, (93) Mushthafa, (94) Mujtaba, (95) Muntaqa, (96) Ummiy, (97) Mukhtar, (98) Ajir, (99) Jabbar, (100) Abul Qasim, (101) Abuth-Thahir, (102) Abuth-Thayyib, (103) Abu Ibrahim, (104) Musyfa’, (105) Syafi’, (106) Shalih, (107) Mushlih, (108) Muhaymin, (109) Shadiq, (110) Mushaddiq, (111) Shidq, (112) Sayyidul Mursalin, (113) Immamul Muttaqin, (114), Qaidul Ghurril Muhajjalin, (115) Khalilurrahman, (116) Barru, (117) Mubarru, (118) Wajih, (119) Nashih, (120) Na-shih, (121) Wakil, (122) Mutawakkil, (123) Kafil, (124) Syafiq, (125) Muqimush Shunah, (126) Muqaddas, (127) Ruhul Qudus, (128) Ruhul Haqqi, (129) Ruhul Qishthi, (130) Kafin, (131) Muktafi’, (132) Baligh, (133) Muballigh, (134) Syafin, (135) Washil, (136) Mawsul, (137) Sabiq, (138) Saiq, (139) Hadin, (140) Muhdin, (141) Muqaddam, (142) ‘Aziz, (143) Fadhil, (144) Mufadhal, (145) Fatih, (146) Miftah, (147) Miftahur Rahmah, (148) Miftahul Jannah, (149) ‘Alamul Iman, (150) ‘Alamul Yaqin, (151) Dalilul Khayrat, (152) Mushahihul Hasanat, (153) Muqilul ‘Atsarat, (154) Shafuhun ‘Aniz Zallat, (155) Shahibusy-Syafa’at, (156) Shahibul Maqam, (157) Makhshushun bil ‘Izzi, (158) Makhshushun bil majdi, Makhshushun bisy-syarafi, (159) Shahibil Washilah, (160) Shahibusy sayf, (161) Shahibul Fadhilah, (162) Shahibul Izar, (163) Shahibul Hujjah, (164) Shahibush Shulthan, (165) Shahibur Ridha, (166) Shahibud Darajatir Rafi’ah, (167) Shahibut Taj, (168) Shahibul Mighfar, (169) Shahibul Liwa, (170) Shahibul Mi’raj, (171) Shahibul Qadhib, (172) Shahibul Buraq, (173) Shahibul Khatim, (174) Shahibul ‘alamah, (175) Shahibul Burhan, (176) Shahibul Bayan, (177) Fasihul Lisan, (178) Muthah-hirul Janan, (179) Raufun Rahim, (180) Udzunun Khair, (181) Shahihul Islam, (182) Sayyidul Kawnayn, (182) ‘Aynun Na’im, (183) ‘Aynul Ghurri, (184) Sa’dullah, (185) Sa’dul Khalqi, (186) Khathibul Umam, (187) ‘Alamul Huda, (188) Kasyiful Kurab, (189) Rafi’ur Rutab, (190) ‘Izzul ‘Arab, (191) Shahibul Faraj, (192) Sya-hid, (193) Shahubul Qaddam, (194) Asyraful Anbiya wal Mursalin.    

II. Istri-istri Nabi Muhammad saw

Istri-istri Rasul saw:
1.      Khadijah binti Khuwailid (menikah dengan Nabi usia 40 th, di makamkan di Hajun) Nasab Khatijah r.ha (ummahatul mukminin/ratu Makkah dan ratu Quraisy): (1) Khuwailid, (2) Asad, (3) Abdul Uzza, (4) Qushay, (5) Kilab al Quraisyiyah al Asadiyah, (6) Murrah, (7) Ka’ab, (8) Luay, (9) Ghalib, (10) Fihr, (11) Malik, (12) Nadhar, (13) Kinanah, (14) Khuzaimah, (15) Mudrikah, (16) Ilyas, (17) Mudhar, (18) Nizar, (19) Ma’ad, (20) Adnan, (21) Nabi Ibrahim as 
Suami Khatijah sebelum menikah dengan Nabi saw:
a.   Abu Halah bin Zararah at-Tamimi dan berputra dua orang; (1) Halah, (2) Hindun. Kemudian Abu Halah meninggal
b.  Atiq bin’A’id bin Abdullah al Makhzumi kemudian bercerai dan tidak mempunyai putera
2.      ‘Aisyah binti Abu Bakar Ash-Shidiq (usia 9 th) sedangkan usia Nabi saw 50 tahun, ketika Rasul saw wafat usia ‘Aisyah 18 th, ‘Aisyah wafat pada malam 17 Ramadan pada usia 67 th pada saat jaman keemasan Muawiyah. Beliau meriwayatkan hadits 2110 hadits
3.      Siti Hafshah binti Umar bin Khathab, sebelumnya bersuami Al Khunais bin Khudzafah As-Syahmy/syahid. Wafat pada usia 63 tahun/45 H
4.      Saudah binti Zam’ah bin Qais seorang janda yang sudah tua (65 tahun) sebelumnya bersuami Sakran bin ‘Amr/Syahid. Wafat pada tahun 54 H
5.      Shafiyah binti Huyay bin Akhthab, seorang wanita Yahudi keturunan dari Nabi Harus a.s bin Imran. Beliau pernah menikah dua kali; suami pertama Salam bin Misykam, suami kedua Kinanah bin Rabi’ seorang musyrik yang wafat pada perang Khaibar. Ia meriwayatkan 10 hadits. Wafat tahun 50 H dimakamkan di Baqi’. Pada masa Muawiyah bin Abi Sufyan. tawanan saat perang Khaibar tahun 7 H, kemudian dibebaskan Nabi saw.
6.      Maimunah binti al Harits, nama aslinya Barrah binti Harits bin Hazan.  Ibunya bernama Hindun binti Auf.  Ketika masih jahiliyah bersuami dengan Mas’ud bin amr Ats Tsaqafi dan telah wafat menikah lagi dengan Abu Rum bin Abdullah Uzza, juga telah wafat.  Waktu menikah dengan Nabi saw, berusia 60 tahun dan Maimunah berusia 26 tahun. Beliau meriwayatkan hadits 76 hadits dan yang diriwayatkan Bukhari Muslim 13 hadits, wafat beliau berusia 80 tahun, pada masa kekhalifahan Yazid bin Mu’awiyah dan di makamkan di Syaraf. bibi dari Khalid bin Walid dan Abdullah bin Abbas wafat pada tahun 66 H
7.      Ramlah/ Ummu Habibah binti Abu Sufyan bin Harb, ibunya adalah Shafiyah binti Abul ‘Ash, istri Usman bin Affan  sebelumnya bersuami Ubaidillah bin Jahsy sebelumnya Islam, kemudian Hijrah ke Abesinia (Habasyah) menjadi murtad. Wafat pada tahun 46 H pada masa kekhalifahan Muawiyah bin Abi Sufyan
8.      Hindun binti Abi Umayyah/Ummu Salamah, Ayahnya adalah Suhail ibunya adalah Atikah binti Amir sebelumnya bersuami Salamah bin abdul ‘Asad Al Makhzumiy/syahid saat perang badar wafat pada tahun 62 H. Beliau wafat pada usia 84 tahun dan meriwayatkan hadits 29 hadits dalam kitab Bukhari Muslim dan yang disepakati 13 hadits.
9.      Zainab/Ummul Masakin binti Khuzaimah, sebelumnya bersuami (1) Thufai bin al Harits/cerai, (2) ‘Ubaidah bin al Harits/syahid. Zainab binti Jahsyin Assadiyah wafat pada tahun 20 H.  Ibu Zainab bernama Ummayah binti Abdul Muthalib bin Hasyim
10.  Juwairiyah binti al Harits bin Dirar  nama aslinya Barrah binti Harits, sebelumnya bersuami Musafi’ bin Shafyan.  Suaminya terbunuh saat perang Murayi’. Ia wafat bulan Rabiul Awwal tahun 56 H pada masa Khalifah Abu Sufyan.
11.  Maria  binti Syamaun Qithbiyah Al Mishriyah atau Mariyah Qibtiyah,  Beliau wafat bulan Muharram tahun 16 H pada masa kekhalifahan Umar bin Khathab r.a dan di makamkan di Baqi’. Ia dilahirkan di Hifn, Mesir disebelah timur sungai Nil.  Ibu beliau seorang keturunan Romawi, memakai cadar
12.  Fatimah binti Dhahhak, diceraikan Nabi saw karena memilih dunia dari pada Nabi saw, dan ia jatuh miskin
13.  Asma’ binti An Nu’man Al Kindiyah tidak digauli oleh Nabi saw
14.  Amrah binti Yazid Al Kilabiyah tidak digauli oleh Nabi saw

III. Putra-Putri Nabi Muhammad saw

Putra Rasul saw tiga:
1.  Qasim r.hu w. usia 2 tahun bergelar Thahir
2.  Abdullah r.hu  bergelar Thayyib dan Thahir lahir setelah kenabian meninggal masih kanak-kanak
3.  Ibrahim r.hu w. usia 16 bln = bukan dari khatijah r.ha, ia putra Maria r.ha bekas hamba sahaya. Nama ini di ambil dari nama kakeknya Nabi Ibrahim as.
Putri Rasul saw empat:
1.      Zainab r.ha lahir saat Nabi berusia 30 th dan  w.50 H
- Lahir setelah 5 tahun menikah dengan khatijah (umur Nabi saw 30 tahun)
- menikah dengan Abul Ash bin Rabi’
- punya 2 anak ; Ali r.a. dan Umamah r.ha.
- setelah w. Fatimah az Zahra, Ali bin Abi Thalib k.w. menikah dengan Umamah r.ha. (dengan Ali k.w. tidak punya keturunan)
- setelah Ali k.w. wafat, Umamah menikah dengan Mughirah bin Naufal bin Harits bin Abdul Muthalib (dengan Mughirah punya anak 1 yaitu Yahya)
2.  Ruqayah r.ha lahir saat Nabi saw berusia 33 th
- lahir ketika nabi saw berusia (33 th)
- menikah dengan Utbah anak pamannya (Abu Lahab)
- bercerai karena Abu Lahab/ menikah ketika masih kecil
- Ruqayyah r.ha menikah dengan Utsman bin Affan/Dzunnurain (sebab menikah dengan dua putri Rasul saw; Ruqayyah & Ummi Kulsum)
- (dengan Utsman r.a punya anak Sayyidina Ali, tapi wafat pada usia 6 th)
3.      Ummi Kultsum r.ha
- pernah menikah dengan  Utaibah bin Abu Lahab, kemudian bercerai sebelum turun surat al Lahab
- Utaibah mati diterkam singa, karena doa Rasul saw disebabkan mencaci maki Rasul saw
- Setelah Ruqayyah r.ha wafat, kemudian Ummi Kultsum dinikah oleh Utsman bin Affan (tidak mendapatkan keturunan)
4.      Fatimah r.ha lahir saat Nabi berusia 41 tahun
-  Lahir pada saat Rasul saw usia 41 tahun
-  Fatimah berarti “menahan”, yaitu terbebas dari neraka
-  Menikah dengan Ali bin Abi Thalib, kemudian setelah tujuh setengah bulan barulah mereka berkumpul.
-  Fatimah menikah pada usia 15 tahun 5 bulan dan Ali bin Abi Thalib berusia 21 tahun 5 bulan
-  Fatimah wafat setelah 6 bulan Rasul saw wafat.
-  Fatimah mempunyai 6 orang putri dan 3 putera
(1) Hasan r.a lahir setelah dua tahun pernikahannya dengan Ali kw.
(2) Husen r.a lahir pada tahun 4 H
(3) Muhsin r.a meninggal pada usia kanak-kanak
(4) Ruqayyah r.ha    meninggal ketika masih kecil
(5) Ummi Kultsum r.ha menikah dengan (5.1)Umar bin Khathab;
-   dikarunia putera bernama Zaid. r.a dan Ruqayyah r.ha
-  setelah Umar bin Khathab wafat, Ummi Kultsum menikah dengan (5.2) ‘Aun bin Ja’far r.a. mempunyai anak 1 tapi meninggal ketika masih kanak-kanak.
-  Setelah ‘Aun bin Ja’far meninggal Ummi Kultsum menikah dengan kakak kandung ‘Aun bin Ja’far yaitu (5.3) Muhammad bin Ja’far
-  Kemudian Ummi Kultsum menikah lagi dengan saudara ‘Aun yaitu Abdullah bin Ja’far (tidak mempunyai anak)
-  Ummi Kultsum wafat ketika menjadi istri dari Abdullah bin Ja’far. Ja’far/Thayar
-  Dan hari itu juga puteranya Zaid r.a meninggal sehingga dikubur bersama-sama
(6) Zainab r.ha menikah dengan Abdullah bin Ja’far
-      mempunyai dua anak: Abdullah r.a dan ‘Aun r.a keduanya meninggal saat Zainab r.ha dan Abdullah bin Ja’far r.a masih suami istri.
-      Setelah Zainab r.ha wafat, (5.4) Abdullah bin Ja’far menikah dengan Ummi Kultsum putri Fatimah Az Zahra
Setelah Fatimah az Zahra wafat Ali bin Abi Thalib menikah dengan wanita lain dan memiliki banyak keturunan berjumlah 32 orang; 16 orang putera dan 16 orang puteri. Imam Hasan r.a mempunyai putera 23 orang yaitu; 15 orang putera dan 8 orang puteri. Imam Husen r.a mempunyai anak 9 orang yaitu; 6 orang putera dan 3 orang puteri. Putera Imam Husen r.a; (1) Ali Zainal ‘Abidin/Asghar (hidup), (2) Ali Akbar, (3) Ali Ausath, (4) Abdullah, (5) Zainab, (6) Sakinah, (7) Fatimah (selain Ali Zainal ‘Abidin mati terbunuh kasus karbala)

IV. Paman, Bibi dan Saudara Sesusu Nabi Muhammad saw

A. Paman Nabi saw ada 12:
1. Sayyid Harits r.a.
Anak-anak beliau
1). Abu Sufyan,
2). Naufal
3). Umayyah
4). Rabi’ah
5). Abdu Syams
6). Syaibah/Abdul Muthalib
7). Arwa
8). Abdullah
  1. Sayyid Qatsam
  2. As-Zubair r.a.
Anak-anak beliau
1). Abdullah
2). Urwah
3). Ummul Hakam
4). Dhaba’ah
5). Thahir
  1. Sayyid Hamzah/Abu Umarah
Anak-anak beliau
1). Ammarah
2). Fatimah
  1. Sayyid Abbas r.a.
Anak-anak beliau:
1). Abdullah
2). Al Fadhl
3). Katsir
4). Tamam
5). Qutsam
6). Ma’bad
7). Abdurrahman
8). Al Harits
9). Ubaidillah
10). Mashar
11). Subaih
12). Ummu Habibah
13). Shafiyah
14). Aminah
  1. Abu Thalib/Abdu Manaf istrinya bernama Fatimah binti Asad
Anak-anak beliau:
1). Ali,
2). Thalib
3). Agil
4). Ja’far/Ath-Thayyar
5). Fakhitah/Ummu Hani’
6). Jumanah
  1. Abu Lahab/Abdul Uzzah istrinya bernama Aura/Ummu Jamil
Anak-anak beliau:
1). Utbah
2). Utaibah 
3). Ma’tab
4). Durrah
5). Suba’ah
6). Khalid
  1. Muqawwin,
Anak beliau: Hindun
  1. Abdul Ka’bah
  2. Hajal
Anak: Murrah
  1. Dhirar
  2. Al Ghaidaq

B. Bibi Nabi saw ada 6 yang terkenal
1). Siti Shafiyah
2). Atikah
3). Arwa
4). Umaimah
5). Barrah
6). Ummu Hakim al Baidha.

C. Saudara-saudara sesusu Nabi saw
1. Pada Tsuwaibah:
1). Hamzah
2). Abu Salamah Abdullah bin Abdul Asad
2. Pada Siti Halimah Sa’diyah:
1). Abu Sufyan
2). Abdullah
3). Aisyah
4). As-Syaima’

V. Pembantu-Pembantu Nabi Muhammad saw

Pembantu-pembantu Nabi saw:
1. Pembantu beliau yang laki-laki:
1). Anas bin Malik
2). Hindun (anak Haritsah)
3). Asma' (anak Haritsah)
4). Rabi'ah bin Ka'ab al Aslami
5). Abdullah bin Mas'ud
6). Uqban bin Amir
7). Bilal bin Rabbah
8). Sa'ad (bekas sahaya Abu Bakar)
9). Makramah bin Abi Najasyi
10). Kabir bin Syaddaah
11). Al Laitsi
12). Abu Dzar al Ghiffari
13). Aiman bin Ummi aiman
14). Asla bin Syarik
15). Muhajir
16). Sahaya Ummi Salamah
17). Nu'aim bin Rabi'ah al Aslami
18). Abul Hamra' Hilal Ibnul Harits
19). Abu Samhi
20). Nama Abbad
2. Pembantu-pembantu beliau yang perempuan:
1). Barakah Ummu Aiman al Habasyiyah
2). Ummi Usamah bin Zaid
3). Khaulah (nenek Hafs)
4). Salma Ummi Rafi'
5). Istri Abi Rafi'
6). Maimunah binti Sa'ad
7). Ibu dari Iyasy
8). Sahaya Ruqayyah putri Nabi saw


VI. Ahlul Bait Nabi Muhammad saw & Tragedi Karbala

A. Ahlul Bait Nabi saw:
1). Fatimah az Zahra + Ali bin Abi Thalib kw
2). Sayyidina Hasan
3). Sayyidina Husen
4). ‘Ali Zainal ‘Abidin

B. Tragedi Karbala
Sayyidina Ali Zainal Abidin/cicit Rasul saw berkata:
“…Aku melihat ayahku, saudaraku, dan 17 saudaraku dibantai didepanku.  Mungkinkah hilang dukaku dan berkurang dukaku?” jawabnya, seraya kembali bersujud melafalkan asma Allah.

Pembantaian tersebut dilakukan sangat sadis oleh tentara Yazid bin Muawiyah, khalifah/penguasa Bani Umayah. Dia adalah satu-satunya keturunan Sayyidina Husain bin Ali bin Abi Thalib yang selamat dalam peristiwa Karbala, Irak, 10 Muharram 61 H (680 M). Kala itu beliau berusia 11 tahun, dan sedang sakit keras.
Dari Ali Zainal Abidin beliau berkata: bahwa Sayyidah Zainab r.ha/adik dari  imam Husen, berkata kepada ayahnya: “Wahai saudaraku, sejelek-jelek kehidupan adalah hari ini.  Pada hari ini, wafatlah kakekku: Al Mushthafa saw, ibuku: Fatimah Az Zahra, ayahku: Ali RA, dan kakakku: Hasan RA.” Sayyidina Husen berkata kepada adiknya/Zainab r.ha: ”jangan sampai setan melenyapkan kesabaranmu”.
Sayyidina Husen meninggal syahid setelah pipinya dipanah hingga berlumuran darah, dan Syammar bin Ziljauzan  menyergap dan memenggal leher kepala Sayyidina Husen hingga putus.
Ali Zainal Abidin belajar berbagai macam ilmu.  Ia menghafalkan dan mempelajari al Qur’an, hadits, dan fiqh kepada ayahnya, serta para sahabat Rasul saw, dan tabi’in lainnya. Ia juga belajar dari istri-istri buyutnya Rasul saw, yaitu; Shafiyah, Aisyah dan Ummu Salamah

VII. Putera Puteri Sayyid 'Ali Zainal 'Abidin

Ali Zainal Abidin lahir pada hari Kamis, 5 Sya’ban, 38 H (659 M) pada masa pemerintahan kakeknya Ali bin Abi Thalib kw,  dari rahim putri Khosru Yasdajird II dari dinasti Sasanid II di Persia (sekarang Iran),  yang dibawa pasukan muslim ke Madinah setelah mereka membebaskan Persia dari bangsa Romawi, Ibu Ali Zainal Abidin wafat ketika melahirkannya karena sakit panas sewaktu nifas.  Putera beliau ada 15, 11 putera dan 4 puteri:
1). M. Al Baqir-à Ja’far Shadiq-à Al ‘Uraidhi,
2). Abdullah,
3). Hasan
4). Husen
5). Zaid,
6). ‘Amr Husen Al Ashghar
7). Abdurrahman
8). Sulaeman
9). ‘Ali
10). M. Al Ashghar
11). Al Kadzim

VIII. Keturunan Muhammad al Baqir r.a.

1). Muhammad Al Baqir
2). Ja’far Shodiq bin Muhammad
3). ‘Ali ‘Uraidhi
3). M. Naqib
4). ‘Isa Ar Rumi 
5). Ahmad al Muhajir
6). ‘Ubaidullah (Abdullah)
7). ‘Alwi (‘alawiyyin)
8). Muhammad Shahib Saum’ah
9). ‘Alwi
10). ‘Ali Khali’ Qasam (waliyullah)
11). Muhammad Shahib Marbath
12) ‘Ali
13) Al Faqih Al Muqaddam M. ‘Ali Ba’alwi
14). ‘Alwi Al Ghuyur
15). Abdul Malik---walisanga
Berputra Sayyid Abdullah.  Sayyid Abdullah berputra Amir al Mu'adzam Syah Maulana Ahmad.

IX. Walisanga

A. Daerah Asal Walisanga
Amir al Mu'adham Syah Maulana Ahmad bin Amir Khan Sayyid Abdullah bin Abdul Malik tinggal di Nash Abad, India.  Beliau dari Qasam, Handramaut, Yaman Selatan.
Amir al Mu'adzam Syah Maulana Ahmad sebelum ke Hindia Timur (Indonesia, Jawa) beliau tinggal di (Campa, China, Kamboja), setelah itu baru ke Jawa dengan di sertai saudara-saudaranya yaitu;
1. Sayyid Qomaruddin bergelar "Tajul Muluk"
2. Sayyid Majiduddin
3. Sayyid Tsanauddin
Putra Amir al Mu'adzam Syah Maulana Ahmad yaitu Amir Jamaluddin Husain Amir Syahansyah, menikah dengan putrid raja Kamboja, mempunyai anak
1. Sayyid Ibrahim al Ghazi
2. Sayyid Jalal al Mu'adzam Maulana Zahid al Hakim Abdul Malik (tidak diketahui riwayatnya)
Sebelum sampai di Jawa, Sayyid Amir Jamaluddin Husain Amir Syahansyah beserta putranya Sayyid Ibrahim al Ghazi, melalui negeri Siam kemudian Aceh.  Dari Aceh bersama-sama dengan para pedagang dan bangsawan Jawa kemudian pergi ke Jawa.
Sayyid Ibrahim al Ghazi kemudian pulang ke Kamboja, lalu menikah dengan wanita China, mempunyai putra:
1. Maulana Ishaq
2. Maulana Rahmatullah
Maulana Ishaq ketika ke Pulau Pinang, Malaka.  Beliau mengajarkan Thariqat Syathoriyah, dan mengembangkan dakwahnya sampai di Banyuwangi.  Kemudian Raja Banyuwangi yaitu Minakjinggo memeluk agama Islam, dan menikahkan dengan putri beliau yang sudah menjadi muslimah, lalu mempunyai anak yaitu Sayyid Muhammad 'Ainul Yaqin, atau Sultan Abdul Fakih, atau Pangeran Prabu, atau Raden Paku, atau dikenal dengan Sunan Giri.  Sedangkan Sunan Giri sendiri adalah datuknya Sunan Perapen.

B. Kondisi Sosial Masyarakat Jawa
Masyarakat Jawa beragama Hindu Brahmana.  Yang didirikan oleh Ajisoko. Sedangkan Ajisoko adalah putera Sindibad putera Korisyah putera Syahradad putera Brahman putera Biman putera Balhet pada tahun 2 M.
Masyarakat Jawa saat itu dipimpin oleh Prabu Brawijaya V menetap di Mojokerto. Beliau adalah putera Prabu Darmokusumo putera Prabu Aryokusumo.
Pada saat pemerintahan Prabu Brawijaya V beliau meminta sunan Ampel menghadap ke Prabu Brawijaya dan diberikan hadiah, dan pulang lagi ke Surabaya.


1. Syeikh Maulana Malik Ibrahim/ Syeikh Maghribi (Gujarat, India)
Menetap di Gresik & wafat tahun 1419 M/ 892 H dimakamkan di gresik

2. Raden Rahmatullah bin Sayyid Ibrahim al Haikm bergelar Zainul Akbar Jamaluddin al Husain bin Sayyid Ahmad/ Sunan Ampel
Asal dari Indocina, lahir tahun 1401 M, menetap di Ampel Surabaya.  Beliau melanjutkan cita-cita Syeikh Magribi

3. Maulana Makdum Ibrahim/Sunan bonang
adalah anak dan murid Sunan Ampel. Lahir tahun 1465 M, Wafat 1525 M. 

4. Sayyid Muhammad 'Ainul Yaqin/ Pangeran Prabu/ Raden Paku/ Sultan Abdul Fakih/ Sunan Giri
Adalah putra Maulana Ishak dari Blambangan Jawa Timur. Beliau adalah murid dari Sunan Ampel

5. Syarif Hidayatullah/ Fatahilah/Falatehah/ Sunan Gunungjati
Asal Aceh menetap di Cirebon. Wafat 1579 M dimakamkan di Cirebon

6. Raden Muhammad Syahid/Sunan Kalijaga
Adalah putera tumenggung Wilatikta Pembesar Majapahit di Demak.  Dimakamkan di Kadilangu Demak.
Istrinya bernama Dewi Sarah binti Maulana Ishaq, berputera tiga orang:
1. Raden Umar / Sunan Muria
2. Dewi Ruqayah
3. Dewi Shofiyah
Beliau adalah pengarang cerita wayang yang dramatis.

7. Ja'far Shadiq/ Sunan Ngudung/ Sunan Kudus
Adalah putera Raden Usman Haji, menetap di Jipangpanolan utara Blora.  Peninggalan beliau yaitu Masjid Menara Kudus. Ciptaan beliau adalah gending Maskumambang dan Mijil.

8. Raden Umar Said/ Raden Said/ Raden Prawoto/ Sunan Muria
Istrinya bernama Dewi Sujinah, anak dari Sunan Ngudung.  Putra beliau yaitu Pangeran Santri dengan gelar Sunan Ngadilangu.  Ciptaan beliau yaitu gending Sinom dan Kinanthi.

9. Raden Syarifuddin/ Sunan Drajat
adalah putra Sunan Ampel


K. Keturunan Nabi saw dari Imam Husen r.a:
1.      Nabi Muhammad saw bin Abdullah + Sayyidah Khatijah r.ha
2.      Fatimah az Zahra r.ha + Ali bin Abi Thalib kw.
3.      Imam Hasan r.a dan Imam Husen r.a asy syahid
4.      Imam Ali Zainal Abidin as sajad
5.      Muhammad al Baqir
6.      Sayyid Ja’far Shodiq
7.      Sayyid ‘Ali al ‘Uraidhi
8.      Sayyid Muhammad Naqib Jamaluddin
9.      Sayyid ‘Isa Ar Rumi an Naqib
10.  Sayyid Ahmad Al Muhajir
11.  Sayyid ‘Ubaidillah
12.  Sayyid ‘Alwy abi sadat
13.  Sayyid Muhammad maulash-shumi’ah
14.  Sayyid ‘Alwy Ba’alawy
15.  Sayyid ‘Ali Khali’ Qasam
16.  Sayyid Muhammad Shahib Marbath-à walisongo (Jawa)
17.  Sayyid ‘Aly faqih Nuruddin--à Sultan Kubu (Kalimantan Barat), Sultan Sabamban (Kalimantan Selatan)
18.  Sayyid Muhammad Al Faqih al Muqaddam bin Aly Ba’alwy
19.  Sayyid ‘Alwy Al Ghuyur
20.  Sayyid ‘Aly Maulad Darqi
21.  Sayyid Muhammad Maulad-Dawilah
22.  Sayyid Al Faqih Al Muqaddam ats-tsani ‘Abdurrahman As-Segaf
23.  Sayyid ‘Umar al Mukhdhar wa akhihi
24.  Sayyid Abu Bakar As-Sakran
25.  al Habib ‘Abdullah bin Abu Bakar al ‘Aydrus (Imam Auliya wa Ghautsul Akabir Syamsyu-Syumus wa Muhyin-Nufus):  wa auladihis-sadatil aqthab Abu Bakar wa syaikh wa Husen wa ‘Alwy wa dzurriyatihimul jami’*
26.  (al Habib Abu Bakar al ‘Adni al ‘Aydrus)
27.  (al Habib ‘Umar bin Muhammad Basyeban)
28.  (al Habib Syekh Abu Bakar bin Salim)
29.  (al Habib Husein bin Syekh Abu Bakar)
30.  (al Habib ‘Umar bin Abdurrahman al ‘Athas)
31.  (al Habib ‘Abdullah bin Alwy al Hadad)
32.  (al Habib Ahmad bin ‘Umar al Hinduwan)
33.  (al Habib Abdurrahman bin Abdullah bilfaqih)
34.  (al Habib Abdurrahman bin Musthafa al ‘Aydrus)
35.  (al Habib Ahmad bin Umar bin Samith)
36.  (al Habib Abdullah bin Husain bin Thahir)
37.  (al Habib Usman bin Abdullah bin ‘Aqil bin Yahya)
38.  (al Habib Hasan bin Yahya Ba’alwy)
39.  (al Habib Muhammad Luthfi bin Aly bin Hasyim bin Yahya Ba’alawy)
40.  Maulana al Habib Abu Raj Mushthafa ‘Abdullah, Muhammad Afandy bin Hasan Badry bin syarif Hasyim bin syarif Mushthafa bin sulthan Syarif ‘Aly al ‘Aydrus Ba’alwy Sultan Sabamban al ‘Alawy


Sumber Bacaan

1.      Al Habib Muhammad Efendy al Aydrus, Majlis Muhyin Nufus, Yogyakarta, 2007
2.      Al Habib Al Imam Al ‘Allamah Ali bin Muhammad bin Husain Al Habsyi, Simtud Durar, Solo: H. Anis bin Alwi bin Al Habsyi, 1404 H
3.      Al Habib Abdullah Ibnu Alawi Ibnu Hasan al Athas, Hakekat Thariqat al Ba’lawi, Surabaya:Salafus Saleh, 1999
4.      Al Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Jindan, Katakan Inilah Jalanku, Jakarta: Yayasan al Fachriyah, 2006
5.      H.M.H. Al Hamid Al Husaini, Keagungan Rasulullah saw dan Keutamaan ahlul Bait, Bandung, Pustaka Hidayah, 2001
6.      Majalah al Kisah Edisi 10/2005
7.      Maulana Muhammad Zakaria Al Kandahlawi r.a., Himpunan Fadhilah Amal, Yogyakarta: Ash-Shaff, 2003
8.      Mafahim, Lebih Dekat dengan Rasulullah saw, Edisi 04/1/Agustus 2007
9.      Syekh Sayyid Ahmad Marzuqi, Aqidatul Awam, Surabaya: Salim Nabhan,
10.  Ummu Hikmah, Khadijah Kekasih yang Paling di Cintai Nabi saw, Magelang: Pustaka Horizona, 2007


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kumpulan Mahalul Qiyam MP3

Al Quran Online