Kami tidak lebih hanya para musafir kecil. Berjalan Keluar masuk melewati jalan-jalan di belantara mazhab. Di sini berhati-hatilah, siapa saja bisa tersesat dan berputar-putar dalam kesia-siaan. Banyak papan nama, baik yang baru dipasang atau yang sudah lama ada. Memilih jalan ini begitu mudah dan bahkan membanggakan bagi siapa saja yang tidak teliti. Akhirnya yang kami pilih adalah jalan dengan 'papan nama' yang sudah ada sejak lama. Inilah jalan kami, jalan ahlu al-sunnah wa al-jama'ah, jalan konservative, jalannya para pendahulu yang telah merintis dan menempuh jalan estafet dari Rasulullah SAW. Adapun jalan dengan papan nama yang baru dipasang kami ucapkan selamat tinggal. Biarkan kami memilih jalan ini, jalan tradisi Islam turun temurun yang sambung menyambung sanad: murid dari guru, dari guru, dari guru.... dari salafuna Shalih, dari tabi'ut tabi'in, dari tabi'in, dari sahabat, dari rasulullah Saw.
Inilah jalan kami.... Ahlussunnah Waljama'ah


Sholawat Pembuka Kesulitan

ALLAHUMMA SHALLI WASALIM ALAA SAYYIDINA MUHAMMADIN QOD DZOOQOD KHIILATII ADRIKNII YAA ROSUULALLAH



YA, ALLAH LIMPAHKANLAH SHOLAWAT DAN SALAM KEPADA JUNJUNGAN KAMI, MUHAMMAD. TELAH HABIS DAYA UPAYAKU, TOLONGLAH AKU YA ROSULULLAH.

Ini sholawat untuk meminta kepada Allah SWT melalui kekasih-NYA, Rasulullah SAW agar semua kesulitan kita bisa teratasi. Dibaca kapan saja dengan jumlah bilangan tiada terhingga.

9 komentar:

  1. Mohon maaf sebelumnya, tapi saya merasa kurang pas dgn shalawat ini, karena meminta pertolongan kepada Rosulullah SAW, bukan kepada Allah SWT. Bagi saya ada unsur syirik-nya.

    Saya pernah denger cerita bahwa Rosulullah SAW pernah menghardik salah satu sahabatnya yang berucap,"atas kehendak Allah, dan atas kehendakmu ya Rosul" <kurang lebihnya seperti itu.

    Mohon maaf sebelumnya, krn bukan maksud saya menggurui, mungkin jika sumber shalawatnya lebih jelas disertai dengan naz-nya, mungkin ada yang menterjemahkan lebih detail.

    Wisnu W.

    BalasHapus
  2. @Wisnu sy prnh baca dikitab Shalawat ttg riwayat Shalawat ini yaitu hamba shaleh bernama Ahmad Al-Halabiy {di Damaskus} beliau hendak ditangkap menteri, malamnya dia merasa susah sekali {khawatir} kemudian tertidur dan bermimpi ketemu dgn Rasulullah SAW {byk riwayat mimpi ktm Rasulullah SAW itu benar krn syetan tdk bisa menyamar/meniru beliau}, dihibur oleh beliau & diajarkan Shalawat ini, beliau mengatakan siapapun yg membaca hal ini Allah akan menghilangkan kesulitannya, akhirnya dgn bantuan Allah Ahmad Al-Halaby selamat, dicoba jg oleh shalihin yg lain, sy pribadi prnh membaca Shalawat ini dgn niatan ridho & bantuan Allah ttg sihir dirumah, sy bacakan ke air, Alhamdulillah stlh dipercikkan ada bau gosong yg menyengat walau tdk ada 1pun yg terbakar, setelah itu keadaan rmh membaik.

    Jgn kalimah shalawat diatas diharfiahkan seolah2 meminta kpd Rasul, bkn, namun sebagai wasilah {perantara} kpd Allah, sprti halnya jk kt kesulitan dan bilang ya ayah/ibu tolonglah daku, kemudian beliau mendo'akan kt kpd Allah, bkn berarti kt minta kpd orangtua tp orangtua cm sebagai perantara kdp Allah, krn ridho Allah senantiasa tercurah kpd Rasul-NYA dan jg kpd orangtua kt {itu sebabnya dilarang durhaka}.

    “Masyarakat telah tertimpa bencana kekeringan di zaman kekhalifahan Umar bin Khattab. Bilal bin Harits –salah seorang sahabat Nabi– datang ke pusara Rasul dan mengatakan: ‘Wahai Rasulullah, mintakanlah hujan untuk umatmu karena mereka telah (banyak) yang binasa' . Rasul saw. menemuinya di dalam mimpi dan memberitahukannya bahwa mereka akan diberi hujan (oleh Allah) ”. ( Fathul Bari jilid 2 halaman 398, atau as-Sunan al-Kubra jilid 3 halaman 351 )

    Hadits-hadits diatas mencakup sebagai dalil tentang kebolehan tabarruk dan tawassul kepada orang yang dhahirnya telah wafat, hal itu telah dicontohkan oleh tokoh Salaf Saleh.

    Berkata al-Hafidz Abu Abdillah Muhammad bin Musa an-Nukmani dalam karyanya yang berjudul ‘ Mishbah adz-Dzolam '; Sesungguhnya al-Hafidz Abu Said as-Sam'ani menyebutkan satu riwayat yang pernah kami nukil darinya yang bermula dari Khalifah Ali bin Abi Thalib yang pernah mengisahkan: “Telah datang kepada kami seorang badui setelah tiga hari kita mengebumi kan Rasulullah. Kemudian ia menjatuhkan dirinya ke pusara Rasulallah saw. dan membalurkan tanah (kuburan) di atas kepalanya seraya berkata: ‘Wahai Rasulullah, engkau telah menyeru dan kami telah mendengar seruanmu. Engkau telah mengingat Allah dan kami telah mengingatmu. Dan telah turun ayat; ‘ Sesungguhnya Jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang' (QS an-Nisa: 64) dan aku telah mendzalimi diriku sendiri. Dan aku mendatangimu agar engkau memintakan ampun untukku. Kemudian terdengar seruan dari dalam kubur: ‘Sesungguhnya Dia (Allah) telah mengampunimu' ”. (Kitab “Wafa' al-Wafa'” karya as-Samhudi 2/1361)

    BalasHapus
  3. Ijin Ijazah ya Ustad
    Semoga Alloh membalas kebaikan membagikan
    Ilmu Ustad dengan Rahmat, Amiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepengeahuan ana... semua amaliah harus dg Ijazah, kecuali Sholawat. Sholawat adalah amaliah yg tdk memerlukan Ijazah Karena berisi Pujian kpd Baginda Nabi dan merupakan Keutamaan utk melakukannya juga Sholawat bersifat dingin dan mendinginkan hati sehingga tidak ada pengaruh buruk bila diamalkan sebanyak banyaknya.

      Hapus
  4. assalaamualaikum ustad... sebuah blog yg bermanfaat semoga amal ustad ini dan kita semua tentunya mendapat rahmat Allah selalu. Tetapi bolehkah saya ajukan sebuah usul mudahan diterima... mohon teks arab juga untuk ayat alqur`an dan shalawat2nya... untuk menghindari salah baca tentunya... terimakasih

    BalasHapus
  5. kangen Nabi Muhammad SAW... like dis blog

    BalasHapus
  6. semua coment sangat membangun smga blog ini tambah sukses juga kta semua dalam perlindungn Allah SWT

    BalasHapus
  7. Assalamu'alaikum Pak.Ustad

    Saya mau tanya tentang sholawat ini soalnya saya agak bingung
    kan bacaan yang terakhir itu ADRIKNII YAA ROSUULALLAH (tolonglah aku ya rasulullah) ..Ya Ustad
    itu seumpama dirubah dengan lafad ADRIKNII YAA ALLAH..
    jadi memintanya langsung ke Allah..
    dan mohon penjelasannya Pak.Ustad Perbedaan ADRIKNII YAA ROSUULALLAH dengan ADRIKNII YAA ALLAH..
    Mohon maaf apabila ada kekurangan dan kesalahan menulis dalam bertanya..terima kasih

    wassalamu'alaikum

    BalasHapus

Kumpulan Mahalul Qiyam MP3

Al Quran Online