Kami tidak lebih hanya para musafir kecil. Berjalan Keluar masuk melewati jalan-jalan di belantara mazhab. Di sini berhati-hatilah, siapa saja bisa tersesat dan berputar-putar dalam kesia-siaan. Banyak papan nama, baik yang baru dipasang atau yang sudah lama ada. Memilih jalan ini begitu mudah dan bahkan membanggakan bagi siapa saja yang tidak teliti. Akhirnya yang kami pilih adalah jalan dengan 'papan nama' yang sudah ada sejak lama. Inilah jalan kami, jalan ahlu al-sunnah wa al-jama'ah, jalan konservative, jalannya para pendahulu yang telah merintis dan menempuh jalan estafet dari Rasulullah SAW. Adapun jalan dengan papan nama yang baru dipasang kami ucapkan selamat tinggal. Biarkan kami memilih jalan ini, jalan tradisi Islam turun temurun yang sambung menyambung sanad: murid dari guru, dari guru, dari guru.... dari salafuna Shalih, dari tabi'ut tabi'in, dari tabi'in, dari sahabat, dari rasulullah Saw.
Inilah jalan kami.... Ahlussunnah Waljama'ah


Nur Muhammad s.a.w.w. 3




Syaikh Muhammad Nawawi al-Bantani, ulama besar yang digelar sebagai Sayyidul Ulama-il-Hijaz, dalam "Madarijus Shu`ud" yang merupakan syarahnya bagi Mawlid al-Barzanji mukasurat 4 menulis:-
  • ....(Nur yang bersifat dengan terdahulu) atas segala makhluk (dan pertama-tama) iaitu kejadiannya yang pertama dinisbahkan kepada segala makhluk sebagaimana dinyatakan dalam hadits Jabir yang menyatakan bahawasanya dia telah bertanya kepada Junjungan Rasulullah s.a.w. mengenai apa yang paling awal diciptakan Allah, lalu dijawab oleh baginda s.a.w.: "Bahawasanya Allah telah mencipta, sebelum adanya sesuatu, nur nabimu, maka dijadikan nur tersebut beredar (berputar/berproses, Allah sahaja yang mengetahui hakikatnya) dengan kekuasaan qudrahNya menurut yang dikehendaki Allah. Dan belum ada pada waktu itu loh, qalam, syurga, neraka, malaikat, manusia, jin, bumi, langit, matahari dan bulan. Atas dasar ini dapatlah difahami bahawa nur tersebut adalah satu jawhar dan bukannya 'aradh (sifat).....:
Pada mukasurat 56, beliau menyebut:-
  • "Dengan Haqiqat Muhammadiyyah dan Nur Muhammad yang dimaksudkan adalah suatu hakikat kejadian yang diciptakan oleh Allah dan dinamakan nur dan bukanlah erti nur itu sesuatu yang boleh menerima kegelapan atau menjadi lawan kepada gelapan, bahkan yang dikehendaki ialah suatu hakikat yang tiada mengetahui kejadiannya selain Allah ta`ala.
Jadi Syaikh Nawawi yang merupakan seorang pengarang yang produktif dan menjadi guru dan sanad kepada ramai ulama-ulama kita termasuklah Kiyai Agung Muhammad as-Suhaimi Ba Syaiban, berpegang kepada konsep Nur Muhammad sebagai makhluk yang pertama diciptakan Allah s.w.t. Dan beliau menjelaskan bahawa Nur Muhammad ini adalah satu jawhar (yakni jawhar yang lathif/halus/seni) dan bukannya satu aradh atau sifat yang menumpang pada sesuatu jawhar atau jisim atau dzat. Justru Nur Muhammad ini adalah satu makhluk ciptaan Allah, yang paling awal diciptakan dan ia adalah ruhul a'dhzam, roh Junjungan Nabi s.a.w. yang menjadi sebab bagi diwujudkan Allah segala makhluk lain. Maka hakikat kejadian Nur Muhammad ini tidaklah kita ketahui, hanya Allah sahaja yang Maha Mengetahui seperti juga dengan roh yang merupakan jisim lathif kita. 

Allahumma sholli wa sallim 'ala Awwali Maujud.

Sumber: http://bahrusshofa.blogspot.com/2006/04/nur-muhammad-saw-3.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kumpulan Mahalul Qiyam MP3

Al Quran Online