Kami tidak lebih hanya para musafir kecil. Berjalan Keluar masuk melewati jalan-jalan di belantara mazhab. Di sini berhati-hatilah, siapa saja bisa tersesat dan berputar-putar dalam kesia-siaan. Banyak papan nama, baik yang baru dipasang atau yang sudah lama ada. Memilih jalan ini begitu mudah dan bahkan membanggakan bagi siapa saja yang tidak teliti. Akhirnya yang kami pilih adalah jalan dengan 'papan nama' yang sudah ada sejak lama. Inilah jalan kami, jalan ahlu al-sunnah wa al-jama'ah, jalan konservative, jalannya para pendahulu yang telah merintis dan menempuh jalan estafet dari Rasulullah SAW. Adapun jalan dengan papan nama yang baru dipasang kami ucapkan selamat tinggal. Biarkan kami memilih jalan ini, jalan tradisi Islam turun temurun yang sambung menyambung sanad: murid dari guru, dari guru, dari guru.... dari salafuna Shalih, dari tabi'ut tabi'in, dari tabi'in, dari sahabat, dari rasulullah Saw.
Inilah jalan kami.... Ahlussunnah Waljama'ah


Semua bid’ah sesat, mengapa ada bid’ah hasanah dan bid’ah sayyiah?? KH. Bisri Musthafa menjawab

Semua bid’ah sesat, mengapa ada bid’ah hasanah dan bid’ah sayyiah??

Tanya :
Saya pernah mendengar hadits : “Kulu bid’atin dholalah.” Artinya : “Semua bid’ah itu sesat .” Tetapi saya juga dengar dari kyai-kyai katanya bid’ah itu ada bid’ah hasanah dan ada bid’ah sayyiah, mana itu yang benar?

KH. Bisri Mussthofa:

Kalau bid’ah Dholalah itu lafadznya umum, tiap-tiap lafadz umum yaitu biasanya kemasukan takhsis, contoh : “Kulu syai-in  khuliqo minal maa-i.” artinya : “Segala sesuatu itu dibikin dari air.”
Apakah malaikat juga dibikin dari air? Iblis apakah dari air?
Hadits : “Kulu muskirin khomrun wa kulu khomrun haroomun” artinya : “Segala yang memabukan itu khomer, dan semua khomer itu haram”.
Kecubung itu memabukan, apakah itu juga namanya khomer?
Narkoba itu memabukan, apakah itu juga namanya khomer
Hadits : “Kulukum raa’iin wa kulukum mas-ulun ‘an ra’iyatihi” artinya : “Semua kamu itu penggembala, dan semua kamu itu akan ditanya dari hal ro’iyahnya.”
Apakah orang gila dan orang makruh, juga masuk dalam hadits ini? Kesemuanya itu dijawab tidak? Demikian pula kalau bid’ah dholalah. Apakah karena hadits ini maka saudara sampai hati mengatakan bahwa perbuatan Utsman bin Affan yang memerintahkan adzan jum’at dua kali itu dholalah? Dan Umar bin Khatab yang menjalankan tarawih dua puluh rakaat itu juga dholalah? Baca Barzanji yang isinya sejarah Maulid Nabi itu juga dholalah? Mendirikan pondok pesantren dan madrasah itu juga dholalah? Dan saudara sendiri yang tidak dholalah.
Apalagi kalau menurut riwayat yang diriwayatkan Ad-Dailamy Fi Musnadil Firdausi, hadits itu berbunyi : “Kulu bid’atin dholaalah illa fii ibaadah.” Kami persilahkan melihat Kanuzul fi Hadits Khoirul Kholaiq juz Tsani Shohifah 39.

Tanya :
Bagaimana kebenaran hadits berikut?
“Man achdatsa fii amrinaa hadzaa maa laisaa minhu fahuwa rodun.”

KH. Bisri Musthofa :
Hadits itu memang benar diceritakan oleh Bukhori wa Muslim wa Abi Dawud wa Ibnu Majah dari Aisyah, akan tetapi perhatikan benar-benar terjemahannya!!!
“Barangsiapa yang mengada-ada (menimbulkan) di dalam agama kita ini, sesuatu yang tidak bersumber darinya, maka ia ditolak.” Lalu apalagi yang saudara maksud? Kalau kita mengerjakan sholata shubuh empat rakaat, atau sholat mayyit pakai ruku’, sujud, itu memang ditolak, sebab yang demikian itu tidak ada sumbernya dari agama. Adapun yang ada sumbernya dari agama, sebagaimana masalah-masalah yang disebut dimuka (adzan jum’at dua kali, tarawih dua puluh rakaat dan alin sebagainya) ia tidak termasuk yang ditolak.

Tanya :
Sesungguhnya apakah yang disebut bid’ah itu?

KH. Bisri Musthofa :
Memang arti bid’ah ini sesungguhnya harus ditanyakan terlebih dahulu, sebelum disodorkan hadits : “Kulu bid’atin dholaalah.”
Bid’ah itu ada dua macam :
1.    Bid’ah Syar’iyyah
2.    Bid’ah Lughowiyyah
Tiap-tiap ucapan, perbuatan atau i’tikad yang tidak bisa disaksikan kebenarannya oleh Ushulis Syar’iyah (Al-Kitab, Sunnah, Al-Ijma, Qiyas) maka itu Bid’ah Mardudah. Inilah yang dimaksud oleh haditsnya Aisyah tersebut diatas. Ini pula disebut Bid’ah Syar’iyah.
Adapun Bid’ah Lughowiyah, yaitu segala yang belum pernah terjadi pada zaman Rasulullah SAW. Bid’ah Lughowiyah terbagi menjadi  lima :
1.    Bid’ah Wajibu ‘Ala Kifayah, misal mempelajari Al-Ulumul Arabiyah sebagai alat masuk memahami Al-Qur’an dan Hadits.
2.    Bid’ah Muharromah, misalnya seperti I’tiqod dan hal ihwal ahli bid’i yang bertentangan dengan thoriqoh Ahli Sunnah Wal Jama’ah.
3.    Bid’ah Mandhubah, yaitu perbuatan-perbuatan yang baik yang tidak terjadi pada zaman Rasulullah SAW seperti mendirikan madrasah-madrasah untuk memudahkan cara-cara memberi pelajaran agama kepada murid-murid.
4.    Bid’ah Makruhah, misalnya seperti menghias masjid dengan hiasan yang berlebih-lebihan.
5.    Bid’ah Mubahah, seperti bermewah-mewahan dalam makan minum.

8 komentar:

  1. asslm
    saya rasa pendapat diatas masih jauh dari tuntunan islam, sebab apabila sesuatu yang tidak pernah dilakukan/ tidak pernah ada pada zaman rasulullah maupun para shahabat, maka itu yang dimaksud bid'ah.
    dan ini adalah inti dari "kulu bid'atin dholalah" setiap bid'ah itu sesat.
    mengenai pernyataan diatas tentang khomer, kan khomer itu sudah pasti haram, narkoba pun haram, apakah kecubung itu minuman?
    kan inti dari khomer itu minuman yang memabukkan.
    seperti yang telah dijelaskan di atas mengenai adzan shalat jumat 2 kali, itu sebenarnya tidak ada/ tidak pernah dilakukan pada zaman nabi SAW. hanya ada 1 kali adzan dalam shalat jumat. diriwayatkan oleh ibnu abu syaibah, bahwa ibnu umar berkata "adzan yang pertama pada hari jumat itu bid'ah", "sesungguhnya adzan pada hari jumat, pada permulaannya adalah ketika imam duduk di atas mimbar pada hari jumat, hal ini dilaksanakan pada masa nabi SAW, abu bakar, dan umar radhiallahu 'anhuma." (HR. Al-Bukhari (1/163,abu dawud(1087), at-tirmidzi(516), an-nasai (III- /81-82), ibnu majah (1135)

    saya kira cukup itu saja perbaikan dari saya, semoga sangat bermanfaat, karena ini urusan agama, untuk kehidupan kekal.
    wassalam

    BalasHapus
  2. asslam, naik motor itu bid'ah, naik mobil juga bid'ah, naik pesawat juga bid'ah soalnya gk pernah dilakukan pada masa nabi.. hehe.. pake komputer juga bid'ah apalagi internetan.. kan lagi2 gak pernah dilakukan / tidak pernah ada pada masa nabi dan sahabat.. saya rasa pendapat bapak asep sangat benar.. maafkan yang lain salah semua.. kalo ada apa2 tanya bapak asep aja.. takutnya kita semua melakukan bid'ah
    wassalam

    BalasHapus
  3. @inspirasi: lu pikir naek motor, naek mobil, naek pesawat itu ibadah ritual/spiritual dalam islam? wkwkwkw cerdaslah dikit bung. frame kata bidah disini gw yakin rosul bukan sedang ngomongin teknologi.

    BalasHapus
  4. faintanaza'tum farudduhu ilallahi wa rasulih, Imam Bukhari dan Imam Muslim sendiri juga berbuat bid'ah (hasanah), karena menulis hadis juga tidak diperintahkan oleh Rasul saw.. malahan sebaliknya Rasul melarang menulis hadis (qawli) pada awal syariat di Madinah karena ditakuti bercampur dengan Wahyu.. lalu kira-kira apa dalil Imam yang muttafaqun 'alaih tersebut menulis/menghafal hadis.?
    kita pahami dulu makna fiqih bahwa ilmu yang diagali dari dalil-dalil terperinci (bukan dalil siap jadi) seperti makna sunnah yang dipahami dalam ilmu mushtalah hadis saja, juga ada banyak kaidah dan manhaj bagi ahli ijtihad supaya bisa mengambil pengertian dari hadis itu sendiri.Barulah kita pahami secara terminologi makna Bid'ah yang sebenarnya., alhamdulillah artikel sudah membahas dengan rinci pengertian Bid'ah yang agak luas., tentu juga Imam nawawi, Jalaluddin As-Suyuti bisa menjadi referensi kenapa al-Bid'ah masih bisa ditakhsis kepada banyak bid'ah... wallahua'alam

    BalasHapus
  5. http://www.youtube.com/watch?v=1hosMuxi1LY

    BalasHapus
  6. untuk lebih jelasnya liat blogthohiranam.blogspot.com

    BalasHapus
  7. QOOLA SAW. " ANNAHUU MAN AHYA SUNNATAN MINSUNNATII QOD UUMIITAD BAKDII FALAHUU MINAL AJRIMISTLU MANAMILA BIHAA MINGHOIRI AN'YANGKUSHU MINUJUURIHIM SYAI'AA WAMANIBTADA'A BID'AATAN DHOLAALATAN LAATURDZILLAAHE WAROSUULAHUU KAANA ALAIHI MISTLU ASTAAMIMAN AMILA BIHAA LAA YANGKUSHU DZAALIK MINAUZAARINNAASI SYAI'AN.( ROWAAHU TURMUUDI SHOHEH TURMUUDI JUZ 10 HAL 147 ) BARANGSIAPA YANG MENGHIDUOKAN SUNNAH AKU YANG SUDAH DIMATIKAN ORANG SETELAH SAYA TIDAK ADA, MAKA BAGI ORANG ITU PAHALA ORANG YANG MENGAMALKANNYA.TIDAK SEDIKITPUN DIKURANGAI SEPERTI ORANG YANG MENGAMALKAN SUNNAH .DAN BARANGSIAPA MEMBUAT SUATU BID'AH YANG SESAT, YANG TIDAK DIRIDHOI ALLOH DAN ROSUL,MAKA IA MENDAPAT PULA DOSA -DOSA YANG MENGAMALKAN BID'AH TANPA DIKURANG SEDIKITPUN. ( HR TIRMIDZI SHOHEH TIRMIDZI 10 HAL 147 ) TERNYATA MENURUT HADIST INI,ADA SUNNAH YANG BAGUS YANG DITETAPKAN SYRIAT TADI SEDANG BID'AH DHOLALAH,IALAH YANG TIDAK DIRIDHOI ALLOH DAN ROSULNYA,ARTINYA YANG MENYIMPANG DAR SYARIAT HAL INIDIPERKUAT OLEH SHOHEH BUKHORI " BAHWASANYA ALLOH TIDAK MENANGGALI ILMU AGAMA BEGITU SAJA DARI UMMAT,TETAPI AMBIL ILMU ITU DARI UMMAT BERSAAN DENGAN WAFATNYA.MAKA TINGGALLAH MANUSIA-MANUSIA YANG BODOH.ORANG-ORANG YANG BODOH INI DIMINTAI FATWA AGAMA,MAKA MEREKA BERFATWA DENGAN PENDAPAT MEREKA SAJA.MAKA TERSESATLAH MEREKA DAN MEREKA MENYESATKAN ORANG PULA.( HR IMAM BUKHORI,SHOHEH BUKHPRI 4 HAL 185 ) MENURUT HADST INI DINYATAKAN FATWA-FATWA YANG DIBUAT -BUAT OLEH ORANG-ORANG AHLI BID'AH TIDAK BERDASARKAN QUR'AN HADIST IJMAK DAN QIYAS,MAKA FATWA ITU SESAT LAGI MENYESATKAN.DARI 2 HADIT INI BID'AH HASANAH SEJALAN DENGAN ALQUR'AH HADIS,IJMAK DAN QIYAS,SEDANGKAN BIDAH DHOLALAH,HANYA BERDASARKAN AKAL SEMATA MAKA FATWA ITU SESAT DAN MENYESATKAN.WALLOHU AKLAM.

    BalasHapus
  8. Menurut riwayat Abu Nuaim Imam Syfi'i pernah berkata," ALBITATAANI MAHMUUDATUN FAMAA WAQOFASSUNNAH FAHUWA MAHMUUDUNWAMAA KHOLAFAHAA FAHUWA MADHMUUMUN " ( Fathul bari juz 17 hal 10 ) " BID'AH ITU 2 MACAM SATU BID'AH TERPUJI DAN YANG LAIN BID,AH TERCELA." Sesuai dengan abu Nuaim Imam Baihaqi ahli hadist yang terkenal menerangkan dalam manaqib kitab Syafi'i " PEKERJAAN YANG BARU ITU 2 MACAM 1 PEKERJAAN KEAGAMAAN YANG MENENTANG ATAU BERLAINAN DENGAN SUNNAH NABIASTAR DAN IJMAK,INI DINAMAKAN BID'AH DHOLALAH,2 PEKERJAAN KEAGAMAAN YANG BAIK,YANG TIDAK MENENTANG QUR'AN HADIST MAKA BID'AH YANG TIDAK TERCELA.

    BalasHapus

Kumpulan Mahalul Qiyam MP3

Al Quran Online