Kami tidak lebih hanya para musafir kecil. Berjalan Keluar masuk melewati jalan-jalan di belantara mazhab. Di sini berhati-hatilah, siapa saja bisa tersesat dan berputar-putar dalam kesia-siaan. Banyak papan nama, baik yang baru dipasang atau yang sudah lama ada. Memilih jalan ini begitu mudah dan bahkan membanggakan bagi siapa saja yang tidak teliti. Akhirnya yang kami pilih adalah jalan dengan 'papan nama' yang sudah ada sejak lama. Inilah jalan kami, jalan ahlu al-sunnah wa al-jama'ah, jalan konservative, jalannya para pendahulu yang telah merintis dan menempuh jalan estafet dari Rasulullah SAW. Adapun jalan dengan papan nama yang baru dipasang kami ucapkan selamat tinggal. Biarkan kami memilih jalan ini, jalan tradisi Islam turun temurun yang sambung menyambung sanad: murid dari guru, dari guru, dari guru.... dari salafuna Shalih, dari tabi'ut tabi'in, dari tabi'in, dari sahabat, dari rasulullah Saw.
Inilah jalan kami.... Ahlussunnah Waljama'ah


Tangisan Rasulullah SAW Menggetarkan Arasy

“Dikisahkan, bahawasanya di waktu Rasulullah s.a.w. sedang asyik bertawaf di Ka ’bah, beliau mendengar seseorang di hadapannya bertawaf, sambil berzikir: “Ya Karim! Ya Karim!” Rasulullah s.a.w. menirunya membaca “Ya Karim! Ya Karim!” Orang itu lalu berhenti di salah satu sudut Ka ’bah, dan berzikir lagi: “ Ya Karim! Ya Karim!” Rasulullah s.a.w. yang berada di belakangnya mengikut zikirnya “Ya Karim! Ya Karim!”
Merasa seperti diolok-olokkan, orang itu menoleh ke belakang dan terlihat olehnya seorang laki-laki yang gagah, lagi tampan yang belum pernah dikenalinya. Orang itu lalu berkata: “Wahai orang tampan! Apakah engkau memang sengaja memperolok-olokkanku, kerana aku ini adalah orang Arab badwi? Kalaulah bukan kerana ketampananmu dan kegagahanmu, pasti engkau akan aku laporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah. ”

Manaqib Syeh Abdulqodir Al Jaelani.MP3










Sholawat Campur Sari


Doa Abu Nawas



Tuhanku… aku tidak layak memasuki syurga Firdaus
Dan aku pun tak mampu menahan siksa api Neraka

Terimalah taubatku dan ampunilah dosa-dosaku
Sesungguhnya Engkaulah Pengampun dosa-dosa besar

Dosa-dosaku amatlah banyak bagai butiran pasir
Terimalah taubatku, wahai Yang Maha Agung

Umurku berkurang setiap hari, sedang dosa-dosaku terus bertambah
Bagaimana aku sanggup menanggungnya?

Tuhanku… hamba-Mu yg durhaka ini datang bersimpuh menghadap-Mu
Mengakui dosa-dosa dan menyeru memohon kepada-Mu

Bila Kau mengampuni, Engkaulah Sang Pemilik Ampunan
Bila Kau campakkan aku, kepada siapa aku mesti berharap selain dari-Mu?

GALERY HABIB UMAR BIN HAFIDZ







Kumpulan Mahalul Qiyam MP3



Manaqib Imam Al Ghazali



Imam Al Ghazali, sebuah nama yang tidak asing di telinga kaum muslimin. Tokoh terkemuka dalam kancah filsafat dan tasawuf. Memiliki pengaruh dan pemikiran yang telah menyebar ke seantero dunia Islam. Ironisnya sejarah dan perjalanan hidupnya masih terasa asing. Kebanyakan kaum muslimin belum mengerti. Berikut adalah sebagian sisi kehidupannya. Sehingga setiap kaum muslimin yang mengikutinya, hendaknya mengambil hikmah dari sejarah hidup beliau.

Nama, Nasab dan Kelahiran Beliau

Manaqib Imam Syafi'i

Nama Dan Nasabnya

Beliau adalah Muhammad bin Idris bin al-‘Abbas bin Utsman bin Syafi’ bin as-Saib bin ‘Ubaid bin ‘Abdu Yazid bin Hasyim bin Murrah bin al-Muththalib bin ‘Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’b bin Lu`ay bin Ghalib Abu ‘Abdillah al-Qurasyi asy-Syafi’i al-Makki, keluarga dekat Rasulullah SAW dan putera pamannya.

Al-Muththalib adalah saudara Hasyim yang merupakan ayah dari ‘Abdul Muththalib, kakek Rasulullah SAW. Jadi, Imam asy-Syafi’i berkumpul (bertemu nasabnya) dengan Rasulullah pada ‘Abdi Manaf bin Qushay, kakek Rasulullah yang ketiga

Sebutan “asy-Syafi’i” dinisbatkan kepada kakeknya yang bernama Syafi’ bin as-Saib, seorang shahabat junior yang sempat bertemu dengan Raasulullah SAW ketika masih muda.

Sedangkan as-Saib adalah seorang yang mirip dengan Rasulullah SAW sebagaimana diriwayatkan bahwa ketika suatu hari Nabi SAW berada di sebuah tempat yang bernama Fushthath, datanglah as-Saib bin ‘’Ubaid beserta puteranya, yaitu Syafi’ bin as-Saib, maka Rasulullah SAW memandangnya dan berkata, “Adalah suatu kebahagiaan bila seseorang mirip dengan ayahnya.”

Sementara ibunya berasal dari suku Azd, Yaman.

Gelarnya

Manaqib Syeh Abdulqodir Al-Jaelani

Syeikh Abdul Qadir Al Jailani adalah seorang 'alim di Baghdad. Biaografi
beliau dimuat dalam Kitab Adz Dzail 'Ala Thabaqil Hanabilah I/301-390, nomor
134, karya Imam Ibnu Rajab Al Hambali. Buku ini belum diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia. Imam Ibnu Rajab menyatakan bahwa Syeikh Abdul Qadir Al
Jailani lahir pada tahun 490/471 H di kota Jailan atau disebut juga dengan
Kailan. Sehingga diakhir nama beliau ditambahkan kata Al Jailani atau Al
Kailani atau juga Al Jiliy. Wafat pada hari Sabtu malam, setelah maghrib,
pada tanggal 9 Rabi'ul Akhir tahun 561 H di daerah Babul Azaj. Beliau
meninggalkan tanah kelahiran, dan merantau ke Baghdad pada saat beliau masih

Ala Ya Allah bi Nadzrah ألا يا ا لله بنظألا يا الله بنظرة

أَلاَ يَا الله بِنَظْرَة مِنَ الْعَيْنِ الرَّحِيْمـَة

Ya Allah ! limpahkanlah kurnia rahmat-Mu

تُدَاوِي كُلَّ مَا بِي مِنْ أَمْرَاضٍ سَقِيْمَ

Yang dapat menyembuhkan semua penyakit-penyakit yang ada padaku

ألاَ ياَ صَاحِ يا صَاحِ لاَ تَجْزَعْ وتَضْجَرْ

Wahai kawanku! Wahai kawanku! Janganlah engkau gelisah dan jangan bosan

وسَلِّمْ لِلْمَقَادِيْـر كَيْ تُحْمَدْ وتُؤْجـَرْ

Serahkanlah pada takdir agar engkau dipuji dan di beri pahala

وَكُـنْ رَاضِي بِمَا قَدَّرَ المَوْلَى ودَبَّـر

Dan jadilah hamba yang redha atas apa yang telah di takdirkan Allah, dan diaturkanNya

وَلاَ تَسْخَطْ قَضَا اللهِ رَبِّ الْعَرْشِ اْلأَكْبَر

Dan janganlah engkau ingkar akan takdir Allah Tuhan Arsy yang Maha Besar

وَكُنْ صَابِرْ وَشَاكِرْ

Jadilah engkau orang yang bersabar dan bersyukur

تَكُنْ فَائِزْ وَظَافِـرْ

Maka engkau akan menjadi orang yang berjaya dan menang

وَمِنْ أَهْلِ السَّرَائـِر

Dan menjadi kelompok orang orang ahli sir (rahsia)

رِجَالِ اللهِ مِنْ كُلِّ ذِيْ قَلْبٍ مُنـَوَّرٍ

Yaitu hamba-hamba Allah yang memiliki hati yang bercahaya

مُصَفًّى مِنْ جَمِيْعِ الدَّنَسِ طَيِّبٍ مُطَهَّرٍ

Yang bersih dari segala noda (kotoran hati), baik dan suci

وَذِهْ دُنْيـَا دَنِيـَّة حَوَادِثُهَا كَثِـيْرَة

Dunia ini hina, dan banyak kejadian-kejadiannya

وَعِيْشَـتُهَا حَقِيْرَة وَمُدَّتُهَا قَصـِيْرَة

Dan kehidupan dunia itu hina, serta masa untuk hidup itu singkat

وَلاَ يَحْرِصْ عَلَيْهَا سِوَى أَعْمَى الْبَصِيْرَة

Dan tidak ada orang yang rakus akan dunia melainkan orang yang buta hatinya

عَدِيْمُ الْعَقْلِ لَوْ كَانَ يَعْقِلْ كَانَ أَفْكـَر

Yang tidak berakal, yang apabila ia benar-benar berakal ia akan berfikir

تَفَكِّرْ فِي فَنَاهـَا

Berfikirlah akan dunia yang tidak kekal

وَفِي كَثْرَةِ عَنَاهَا

Dan penderitaannya (dunia) yang banyak.

وَفِي قِلَّةِ غِنَاهـَا

Dan akan kekayaannya (dunia) yang sedikit.

فَطُوْبَى ثُمَّ طُوْبَى لِمَنْ مِنْـهَا تَحَـذَّرْ

Maka beruntunglah dan sungguh beruntung bagi siapa yang berhati-hati dari
pada dunia

وَطَلَّقَهَا وَفِي طَاعَةِ الرَّحْمنِ شَمَرْ

Dan menceraikannya (dunia), dan bersiap-siap menuju kepada ketaatan Allah.

أَلاَ يَا عَيْن جُوْدِيْ بِدَمْعٍ مِنْكِِ سَائِـلْ

Wahai mata! Curahkanlah dari padamu air mata yang mengalir

عَلَى ذَاكَ الْحَبِيْبِ الَّذِيْ قَدْ كَانَ نَازِلْ

Untuk seorang kekasih yang telah di utus (Nabi Muhammad s.a.w.)

مَعَنَا فِي الْمَرَابِعْ وَأَصْبَحَ سَفَر رَاحِلْ

Ia bersama kami dan sekarang telah pergi

وَأَمْسَى الْقَلْبُ وَالْبَالُ مِنْ بَعْدِهِ مُكَدَّر

Maka hati ini setelah kepergiannya menjadi menjadi sedih

وَلكـِنْ حَسْبِيَ الله

Akan tetapi cukup bagiku, Allah

وَكـُلُّ الأَمْرِ للـهِ

Dan segala urusan akan kembali pada Allah

وَلاَ يَبْقَى سِوَى الله

Dan tiada yang kekal kecuali Allah

عَلَى بَشَّارِ جَادَتْ سَحَائِبْ رَحْمَةِ الْبَرّ

Semoga Allah memberikan curahan rahmatnya atas penghuni Bassyar (tiga tempat pengkuburan para Auliya).

وَحَيَّاهُمْ بِرَوْحِ الرِّضـَا رَبِّي وَبَشَّـرْ

Dan semoga Dia (Allah) mencurahkan keredhaannya atas mereka serta memberi khabar gembira

بِهَـا سَادَاتُـنَا وَالشُّيُوْخُ الْعَارِفُوْنَـا

Disana terdapat tuan-tuan dan guru-guru kami yang ‘arif

وَأَهـْلُوْنَا وَأَحْبـَابِ قَلْبِيْ نَازِلُوْنَـا

keluarga kami dan orang-orang yang kami cintai

وَمَنْ هُمْ فِي سَرَائِرِ فُؤَادِيْ قَاِطِنُوْنَـا

Dan mereka orang-orang yang berada dalam lubuk hatiku

بِسَاحَةِ تُرْبِهَا مِنْ ذَكِيِّ الْمِسْكِ أَعْطَر

Mereka berada di tempat yang debunya tercium aroma bau kasturi

مَنَازِلُ خَيْرِ سَادَة

Tempat-tempat persinggahan bagi sebaik-baik manusia

لِكُلِّ النَّاسِ قَادَة

Mereka pemimpin bagi umat manusia

مَحَبَّتَهُمْ سَعَادَة

Dalam mencintai mereka terdapat kebahagiaan

أَلاَ يَا بَخْت مَنْ زَارَهُمْ بِالصِّدْقِ وانْدَر

Sungguh beruntung bagi siapa yang menziarahi mereka dengan tulus dan datang


إِلَيْـهِمْ مُعْتَنـِي كُلُّ مَطْلُوْبِهِ تَيَسـَّرْ

Kepada mereka dengan penuh perhatian maka semua permintaannya akan dipermudahkan

Maulid Diba'i MP3 (Habib Ali Alatas)


Syair Shalawat Tarhim

sholawat tarhim, karya Syekh Mahmud al Khusairi. Selain memiliki makna yang mendalam, lantunan reciter tarhim yang sering kita dengar di masjid ini juga sangat indah dan menyentuh hati.
Shalawat tarhim sering di kumandangkan 10 menit menjelang subuh. Tidak hanya di masjid tapi juga di radio, terutama pada bulan ramadhan. ‘Lagu’ nya mirip dengan adzan, tapi bukan. Tak heran, kalau dulu banyak teman saya yang mengira udah adzan subuh padahal belum ;) . Kalau Anda tinggal di kota kecil seperti saya, alhamdulillah, masih banyak masjid yang setia memutar tarhim sebelum sholat subuh untuk mengingatkan muslimin untuk segera bangun dari tidurnya.
Kalau Anda kangen dengan lantunan tarhim, berikut ini  sholawat tarhim yang dikumandangkan oleh syekh Mahmud al Khusairidari



Cahaya Rasul (Mayada_7)





Kumpulan Mahalul Qiyam MP3

Al Quran Online