Kami tidak lebih hanya para musafir kecil. Berjalan Keluar masuk melewati jalan-jalan di belantara mazhab. Di sini berhati-hatilah, siapa saja bisa tersesat dan berputar-putar dalam kesia-siaan. Banyak papan nama, baik yang baru dipasang atau yang sudah lama ada. Memilih jalan ini begitu mudah dan bahkan membanggakan bagi siapa saja yang tidak teliti. Akhirnya yang kami pilih adalah jalan dengan 'papan nama' yang sudah ada sejak lama. Inilah jalan kami, jalan ahlu al-sunnah wa al-jama'ah, jalan konservative, jalannya para pendahulu yang telah merintis dan menempuh jalan estafet dari Rasulullah SAW. Adapun jalan dengan papan nama yang baru dipasang kami ucapkan selamat tinggal. Biarkan kami memilih jalan ini, jalan tradisi Islam turun temurun yang sambung menyambung sanad: murid dari guru, dari guru, dari guru.... dari salafuna Shalih, dari tabi'ut tabi'in, dari tabi'in, dari sahabat, dari rasulullah Saw.
Inilah jalan kami.... Ahlussunnah Waljama'ah


Sifat Dua Puluh







-. Sifat Allah yang Wajib bagi Allah .-
Sebagai Sang Khalik, Allah swt memiliki sifat-sifat yang tentunya tidak sama dengan sifat yang dimiliki oleh manusia ataupun makhluk lainnya.
Mengenal sifat-sifat Allah dapat meningkatkan keimanan kita
Seseorang yang mengaku mengenal dan meyakini Allah itu ada namun ia tidak mengenal sifat Allah, maka ia perlu lebih mendekatkan diri kepada Allah swt. 
 
 
Sifat-sifat Allah yang 
 
wajib kita imani ada 20, diantaranya:
 

1.Wujud/Ada

Nafsiah-Istighna
WujudSifat Allah yang pertama yaitu Wujud. Wujud artinya ada. Umat muslim yang beriman meyakini bahwa Allah swt ada. Untuk itulah kita tidak boleh meragukan atau mempertanyakan keberadaanNya. Keimanan seseorang akan membuatnya dapat berpikir dengan akal sehat bahwa alam semesta beserta isinya ada karna Allah yang menciptakannya.
إِنَّ رَبَّكُمُ اللّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثاً وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلاَ لَهُ الْخَلْقُ وَالأَمْرُ تَبَارَكَ اللّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ    
 “Sesungguhnya Rabb kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Rabb semesta alam. “
QS. Al-A’raf: 54

2. Qidam/Terdahulu
Salbiah-Istighna
Qidam
Qidam berarti dahulu atau awal. Sifat Allah ini menandakan bahwa Allah swt sebagai Pencipta lebih dulu ada daripada semesta alam dan isinya yang Ia ciptakan..
إِنَّ رَبَّكُمُ اللّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثاً وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلاَ لَهُ الْخَلْقُ وَالأَمْرُ تَبَارَكَ اللّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ 
Dialah yang Awal dan yang Akhir, yang Zhahir dan yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. “
QS. Al-Hadid: 3

3.Baqa’/Kekal
Salbiah-Istighna
Baqa’
Sifat Allah Baqa’ yaitu kekal. Manusia, hewan ,tumbuhan, dan makhluk lainnya selain Allah akan mati dan hancur. Kita akan kembali kepadaNya dan itu pasti. Hanya Allah lah yang kekal..
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ ﴿٢٦﴾ وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَام
Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Rabb-mu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. “
QS. Ar-Rahman: 26-27

4.Mukhalafatuhu Lilhawadits/Allah ta’ala berbeda dengan makhluknya
Salbiah-Istighna

Mukhalafatu lil hawadits
 Sifat Allah ini artinya adalah Allah berbeda dengan ciptaanNya. Itulah keistimewaan dan Keagungan Allah swt..
فَاطِرُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ جَعَلَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجاً وَمِنَ الْأَنْعَامِ أَزْوَاجاً يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ البَصِيرُ
Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. “
QS. Asy-Syura: 11
5.Qiyamuhu Binafsihi/Berdiri sendiri
Salbiah-Istighna

Qiyamuhu binafsihi
Sifat Allah selanjutnya yaitu Qiyamuhu binafsihi, yang artinya Allah berdiri sendiri. Allah menciptakan alam semesta, membuat takdir, menghadirkan surga dan neraka,dan lain sebagainya, tanpa bantuan makhluk apapun. Berbeda dengan manusia yang sangat lemah, pastinya membutuhkan satu sama lain..
اللّهُ لا إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ 
ALLAH, tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya. “
QS. Ali-Imran: 2

6.Wahdaniyat/Allah ta’ala pada dzat, pada sifat dan pada perbuatan
Ma’ani-Istighna
Wahdaniyyah
 Sifat Allah Wahdaniyyah yaitu esa atau tunggal. Hal ini sesuai dengan kalimat syahadat, Asyhadu alaa ilaa ha illallah, Tiada Tuhan selain Allah..
لَوْ كَانَ فِيهِمَا آلِهَةٌ إِلَّا اللَّهُ لَفَسَدَتَا فَسُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ 
Sekiranya ada di langit dan di bumi ilah-ilah selain ALLAH, tentulah keduanya itu sudah rusak binasa. Maka Maha Suci ALLAH yang mempunyai Arsy daripada apa yang mereka sifatkan. “
QS. Al-Anbiya: 22
7.Qudrat/Berkuasa
Ma’ani-Istighna
Qudrat
 Qudrat adalah berkuasa. Sifat Allah ini berarti Allah berkuasa atas segala yang ada atau yang telah Ia ciptakan. Kekuasaan Allah sangat berbeda dengan kekuasaan manusia di dunia. Allah memiliki kuasa terhadap hidup dan mati segala makhluk. Kekuasaan Allah itu sungguh besar dan tidak terbatas, sedangkan kekuasaan manusia di dunia dapat hilang atas kuasa Allah swt..
يَكَادُ الْبَرْقُ يَخْطَفُ أَبْصَارَهُمْ كُلَّمَا أَضَاء لَهُم مَّشَوْاْ فِيهِ وَإِذَا أَظْلَمَ عَلَيْهِمْ قَامُواْ وَلَوْ شَاء اللّهُ لَذَهَبَ بِسَمْعِهِمْ وَأَبْصَارِهِمْ إِنَّ اللَّه عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِير
“ Sesungguhnya ALLAH berkuasa atas segala sesuatu. “
QS. Al-Baqarah: 20
8. Iradat/Berkehendak menentukan
Ma’ani-Istighna
Iradat
Iradat berarti berkehendak. Sifat Allah ini menandakan bahwa Allah swt memiliki kehendak atas semua ciptaanNya. Bila Allah telah berkehendak terhadap takdir atau nasib seseorang, maka ia takkan dapat mengelak atau menolaknya. Manusia hanya dapat berusaha dan berdoa, namun Allah lah yang menentukan. Kehendak Allah ini juga atas kemauan Allah tanpa ada campur tangan dari manusia atau makhluk lainnya..
خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ إِلاَّ مَا شَاء رَبُّكَ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيدُ 
Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.”
QS. Hud: 107

9. ‘Ilmu/Mengetahui
Ma’ani-Istighna

‘Ilmu
Ilmu artinya mengetahui.Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, meskipun pada hal yang tidak terlihat. Tiada yang luput dari penglihatan Allah..
قُلْ أَتُعَلِّمُونَ اللَّهَ بِدِينِكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ 
Katakanlah (kepada mereka): Apakah kamu akan memberitahukan kepada ALLAH tentang agamamu (keyakinanmu), padahal ALLAH mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan ALLAH Maha Mengetahui segala sesuatu.” 
QS. Al-Hujurât: 16
10.Hayat/Hidup
Ma’ani-Istighna
Hayat
 Sifat Allah Hayat atau Hidup. Namun hidupnya Allah tidak seperti manusia, karena Allah yang menghidupkan manusia. Manusia bisa mati, Allah tidak mati, Ia akan hidup terus selama-lamanya..
اللّهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلاَ يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاء وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ وَلاَ يَؤُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ 
Allah tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur.”
QS. Al-Baqarah: 255
11.Sama’/Mendengar
Ma’ani-Istighna
Sam’un
Sifat Allah Sam’un atau mendengar. Allah selalu mendengar semua hal yang diucapkan manusia, meskipun ia berbicara dengan halusnya atau tidak terdengar sama sekali. Pendengaran Allah tidak terbatas dan tidak akan pernah sirna..
قُلْ أَتَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللّهِ مَا لاَ يَمْلِكُ لَكُمْ ضَرّاً وَلاَ نَفْعاً وَاللّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ 
 ” Dan Allah-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. “
QS. Al-Maidah: 76
12.Basar/Melihat
Ma’ani-Itiqar

Basar
 Basar artinya melihat. Penglihatan Allah juga tidak terbatas. Ia dapat melihat semua yang kita lakukan meskipun kita melakukan sesuatu secara sembunyi-sembunyi. Allah mampu melihat, naik yang besar maupun yang kecil, yang nyata maupun kasat mata. Sifat Allah ini menandakan bahwa Allah Maha Sempurna..
إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ 
 ” Sesungguhnya ALLAH mengetahui apa yang ghaib di langit dan di bumi. Dan Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. “
QS. Al-Hujurat: 18

13.Kalam/Berfirman
Ma’ani-Itiqar
Kalam
 Kalam artinya berfirman. Sifat Allah ini dapat kita lihat dengan adanya Al Quran sebagai petunjuk yang benar bagi manusia di dunia. Al Quran merupakan firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw..
وَرُسُلاً قَدْ قَصَصْنَاهُمْ عَلَيْكَ مِن قَبْلُ وَرُسُلاً لَّمْ نَقْصُصْهُمْ عَلَيْكَ وَكَلَّمَ اللّهُ مُوسَى تَكْلِيماً 
“ Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung. “
QS. An-Nisa: 164 

14.Kaunuhu Kadiran/Keadaan-Nya yang berkuasa
Ma’anawiyah-Itiqar
Qadirun 
 
Sifat Allah ini berarti Allah adalah Dzat yang Maha Berkuasa. Allah tidak lemah, Ia berkuasa penuh atas seluruh makhluk dan ciptaanNya..
يَكَادُ الْبَرْقُ يَخْطَفُ أَبْصَارَهُمْ كُلَّمَا أَضَاء لَهُم مَّشَوْاْ فِيهِ وَإِذَا أَظْلَمَ عَلَيْهِمْ قَامُواْ وَلَوْ شَاء اللّهُ لَذَهَبَ بِسَمْعِهِمْ وَأَبْصَارِهِمْ إِنَّ اللَّه عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ  
Sesungguhnya Alllah berkuasa atas segala sesuatu. “
QS. Al Baqarah: 20

15.Kaunuhu Muridan/Keadaan-Nya yang berkehendak menentukan
Ma’anawiyah-Itiqar
Muridun 
 Allah memiliki sifat Muridun, yaitu sebagai Dzat Yang Maha Berkehendak. Ia berkehendak atas nasib dan takdir manusia..
خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ إِلاَّ مَا شَاء رَبُّكَ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيدُ 
“ Sesungguhnya Tuhanmu Maha Melaksanakan apa yang Dia kehendaki. “
QS.Hud: 107
16.Kaunuhu ‘Aliiman/Keadan-Nya yang mengetahui
Ma’anawiyah-Itiqar
‘Alimun
 Sifat Allah ‘Alimun, yaitu Dzat Yang Maha Mengetahui. Allah mengetahui segala hal yang telah terjadi maupun yang belum terjadi. Allah pun dapat mengetahui isi hati dan pikiran manusia..
يَسْتَفْتُونَكَ قُلِ اللّهُ يُفْتِيكُمْ فِي الْكَلاَلَةِ إِنِ امْرُؤٌ هَلَكَ لَيْسَ لَهُ وَلَدٌ وَلَهُ أُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَ وَهُوَ يَرِثُهَا إِن لَّمْ يَكُن لَّهَا وَلَدٌ فَإِن كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثَانِ مِمَّا تَرَكَ وَإِن كَانُواْ إِخْوَةً رِّجَالاً وَنِسَاء فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الأُنثَيَيْنِ يُبَيِّنُ اللّهُ لَكُمْ أَن تَضِلُّواْ وَاللّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ 
“ Dan Alllah Maha Mengetahui sesuatu. “
QS. An Nisa’: 176
17.Kaunuhu Hayyan/Keadaan-Nya yang hidup
Ma’anawiyah-Itiqar
Hayyun 
 Allah adalah Dzat Yang Hidup. Allah tidak akan pernah mati, tidak akan pernah tidur ataupun lengah..
وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لَا يَمُوتُ وَسَبِّحْ بِحَمْدِهِ وَكَفَى بِهِ بِذُنُوبِ عِبَادِهِ خَبِيراً 
“ Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup kekal dan yang tidak mati. “
QS. Al Furqan: 58
18.Kaunuhu Sami’an/Keadaan-Nya yang mendengar
Ma’anawiyah-Itiqar
Sami’un 
Allah adalah Dzat Yang Maha Mendengar. Allah selalu mendengar pembicaraan manusia, permintaan atau doa hambaNya.
لاَ إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَد تَّبَيَّنَ الرُّشْدمِنَ الْغَيِّ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن بِاللّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىَ لاَ انفِصَامَ لَهَا وَاللّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ   
Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. “
QS. Al Baqarah: 256
19.Kaunuhu Basiiran/Keadaan-Nya yang melihat
Ma’anawiyah-Itiqar
Basirun
Allah adalah Dzat Yang Maha Melihat. Sifat Allah ini tidak terbatas seperti halnya penglihatan manusia. Allah selalu melihat gerak-gerik kita. Oleh karena itu, hendaknya kita selalu berbuat baik..
إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ 
Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. “
QS. Al Hujurat: 18
20.Kaunuhu Mutakaliman/Keadaan-Nya yang berkata-kata
Ma’anawiyah-Itiqar.
Mutakallimun 
Sifat Allah ini berarti Yang Berbicara. Allah tidak bisu, Ia berbicara atau berfirman melalui ayat-ayat Al Quran. Bila Al Quran menjadi pedoman hidup kita, maka kita telah patuh dan tunduk terhadap Allah swt.
.
1. Sifat Nafsiah
diri zat Allah swt, wujud-Nya tidak disebabkan oleh sesuatu sebab.
2. Sifat Salbiah
menafikan perkara-perkara yang tidak layak bagi Zat Allah swt atau hujah-hujah sifat yang membesarkan kelebihan zat yang Maha Agung itu daripada sekalian yang baru.yang termasuk dalam sifat Salbiyyah ada lima : Qidam-Baqa-Mukhalafatu lil hawaditsi-Qyamuhu binafsihi-Wahdaniyyah.
3. Sifat Ma’ani
sifat yang berdiri pada zat Allah swt, yakni sifat khusus yang dimiliki oleh Allah swt dan lazim melazimi pula ia dengan sifat ma’anawiyyah.Sifat ini berlainan dengan sifat Salbiyyah , yang termasuk sifat Ma’ani : Qudrat-Iradat-Ilmu-Hayat-Sama’-Bashar-Kalam.
4. Sifat Ma’anawiyyah
zat yang disebabkan suatu sebab akan wujudnya, yakni kelakuan zat atau fungsi zat yang mempunyai sifat ma’ani atau kelakuan sifat ma’ani yang digerakkan oleh zat-Nya.yang termasuk dalam sifat Ma’ani ada tujuh , begitu juga sifat ma’nawiyyah ada tujuh : Kaunuhu Qadiran-Muridan-Aliman-Hayyan-Sami’an-Bashiran-Mutakalliman
 .
ISTAGHNA
Sifat kekayaan Allah swt. 
.
IFTIQAR
Sifat berhajat, berkehendak sekalian makhluk kepada Allah swt. 
.
Berjuang dan bermujahadahlah kita agar hati kita dibuka pintu makrifat kepada Allah swt dari segi Zat, Sifat, Afa’al dan Asma’-Nya. Sekurang-kurangnya makrifat afa’alnya agar amal ibadat dan amal kebaikan yang kita lakukan tiada “syirik khafi” yang tersembunyi ) yang kesannya ialah amalan itu umpama debu-debu yang berterbangan yang mana tidak bernilai sedikit pun di sisi Allah swt. Fakir dan berhajatnya kita dengan Allah swt dan Maha Kaya dan yang Maha Hebat.

Sendi-sendi Tarekat

-Tarekat adalah cerminan cinta kepada jalan
Rasulullah SAW dan Para Sahabatnya-


Syeikh Abdul Wahab Asy-Sya’rani

Rukun-rukun (sendi-sendi) tarekat ada empat: 
 
-Lapar, 
(Makan secukupnya dan rajin berpuasa)
-mengasingkan diri dari makhluk (uzlah), 
(Uzlah di sini dapat juga berarti bahwa hati/Qolbunya selalu bersama dengan Alloh SWT walaupun di tengah keramaian, red.)
-tidak tidur di malam hari, 
(memperbanyak qiyamullail dan dzikirulloh)
-dan mempersedikit pembicaraan. 
(tidak memperdebatkan masalah-masalah yang bukan wilayahnya untuk memperbincangkannya serta hanya berbicara yang penting dan bermanfaat)
 
 
Bila seorang murid mampu menahan lapar, maka tiga poin berikutnya secara khusus akan mengikuti. Sebab orang yang lapar akan sedikit berbicara, tahan tidak tidur di malam hari dan senang menghindarkan diri dari orang. Mereka mengungkapkan sendi-sendi dasar tersebut dalam bentuk bait syair:
 
 
Para tuan mulia dari kaum abdal kami
telah membagi rumah kewalian menjadi beberapa sendi:
antara diam dan selalu mengasingkan diri, lapar dan tidak tidur, adalah pilihan yang tertinggi.
 
Abu al-Qasim al-Qusyairi —rahimahullah— mengatakan: “Sesungguhnya dasar utama pintu menuju tarekat adalah lapar. Sebab mereka tidak akan mendapatkan sumber hikmah kecuali dengan lapar.” Mereka secara bertahap mengurangi makan sedikit demi sedikit, sampai akhirnya hanya sesuap dalam setiap harinya. Sebagian dari mereka ada yang hanya satu biji kurma kering atau anggur kering. Sementara itu Abu Utsman al-Maghribi makan setiap enam bulan sekali. 
 
Syekh Muhyiddin Ibnu al-Arabi mengatakan dalam al-Futuhat al-Makkiyyah: “Sebagaimana cerita yang telah sampai pada kami, bahwa Allah Swt. ketika menciptakan nafsu, maka Dia bertanya kepadanya, ‘SiapaAku ini?’ Maka nafsu menjawab, ‘Lalu siapa aku ini?’ Akhirnya ia ditempatkan dalam lautan kelaparan selama empat ribu tahun, kemudian Allah bertanya kembali, ‘Siapa Aku?‘ Ia baru sadar dan mengakui Tuhannya sembari menjawab, ‘Engkau adalah Tuhanku’.”
 
Sahl bin Abdullah at-Tustari tidak akan makan kecuali setelah lima belas hari. Dan ketika masuk bulan Ramadan, ia tidak makan sebelum melihat bulan sabit satu Syawal. Setiap malam bulan Ramadan ia hanya berbuka dengan air agar bisa keluar dari larangan menyambung (wishal) puasa. 
 
Ia pernah berkata: “Ketika Allah menciptakan dunia, Dia menjadikan ilmu dan hikmah berada dalam kelaparan, dan menjadikan kebodohan dan maksiat berada dalam kekenyangan.” Ketika dalam kondisi lapar ia menjadi kuat, dan ketika dalam kondisi kenyang ia menjadi lemah tak berdaya.
 
Abu Sulaiman ad-Darani berkata: “Kunci dunia adalah kekenyangan, dan kunci akhirat adalah kelaparan.” Yakni kegiatan masing-masing.
 
Yahya bin Mu’adz ar-Razi berkata: “Kekenyangan adalah api, sedangkan syahwat (kesenangan) ibarat kayu bakar. Dari situ akan muncul kebakaran, dan apinya tidak bisa padam sehingga yang bersangkutan ikut terbakar.”
 
Sahl bin Abdullah at-Tustari berkata: “Barangsiapa ingin makan setiap harinya dua kali maka hendaknya membangun tempat makanan untuknya.”
 
Malik bin Dinar —rahimahullah— berkata: “Barangsiapa ingin agar setan lari dari bayang-bayangnya maka hendaknya memaksa syahwatnya.” Sementara itu ucapan-ucapan para salaf seperti itu cukup banyak. — Dan hanya Allah Yang Mahatahu.
 
Diantara perilaku yang harus dilakukan murid, hendaknya selalu berpegang teguh dengan adab (kesopanan) ketika berhadapan dengan Allah, ketika bersama para wali Allah dan saudara-saudaranya. Jangan sampai memberikan kesempatan sama sekali kepada nafsu (diri)nya untuk berbuat yang menyalahi kesopanan (su‘ul-adab).
 
Abu Ali ad-Daqqaq —rahimahullah— berkata: “Seorang hamba dengan ibadahnya bisa sampai ke surga, tapi ia tidak bisa sampai ke hadirat Tuhannya kecuali beradab ketika sedang beribadah. Barangsiapa tidak bisa memelihara adab dalam ketaatannya maka ia akan terhalang dari Tuhannya oleh tujuh puluh lapis penghalang (hijab).” Ad-Daqqaq tidak pernah bersandar pada apa pun seperti bantal atau dinding kecuali dalam kondisi sangat darurat, dimana ia pernah mengemukakan tentang apa yang ia lakukan itu, “Bahwa bersandar pada sesuatu merupakan tindakan yang tidak sopan.”
 
Abdullah bin al-Jalla’ berkata: “Barangsiapa tidak memiliki adab (kesopanan) maka ia tidak memiliki syariat, tidak punya iman dan tauhid.” Yakni secara sempurna.
 
Ibnu ‘Atha’ berkata: “Seorang murid belum dikatakan beradab sehingga ia merasa malu kepada Allah untuk duduk berselonjor di depan-Nya, baik di waktu malam maupun siang hari.”
 
Al-Hanizi mengatakan: “Aku tidak pernah duduk berkhalwat (menyendiri) dengan duduk berselonjor selama dua puluh tahun.” Ia juga berkata: “Adab secara syariat bersama Allah Swt. dalam segala perkara tentunya lebih diprioritaskan bagi orang yang berakal. Sementara itu dalam syariat tidak pernah ada penjelasan secara gamblang tentang adab pada masalah tersebut.”
Ia juga pernah berkata: “Apabila seseorang bermuamalah dengan para penguasa dunia tanpa menggunakan adab (kesopanan) akan mengakibatkan dirinya terbunuh, lalu bagaimana dengan orang yang tidak memiliki kesopanan ketika bersama al-Haq Azza wa Jalla dan berani melanggar apa yang menjadi larangan-Nya?” Ia juga pernah berkata: “Meninggalkan adab bisa mengakibatkan terusir. Maka barangsiapa tidak memiliki adab ketika sedang berada di hamparan tempat duduk maka ia akan diusir menuju ke pintu, dan barangsiapa tidak memiliki adab ketika sedang di pintu maka ia akan diusir ke orang-orang yang memelihana binatang ternak”
 
Imam asy-Syafi’i —rahimahullah— berkata: “Imam Malik —rahimahullah— pernah berkata kepadaku, ‘Wahai Muhammad, jadikan ilmumu sebagai garam, dan adabmu sebagai tepungnya’.”
 
Abdurrahman bin al-Qasim —rahimahullah— berkata: “Aku pernah bersahabat dengan Imam Malik selama dua puluh tahun, maka dalam rentang waktu tersebut selama delapan belas tahun ia gunakan untuk mengajar adab, sedangkan sisanya, dua tahun ia gunakan untuk mengajar ilmu. Maka aku berharap andaikan dua puluh tahun itu seluruhnya bisa aku gunakan untuk mengajar adab.”
 
Asy-Syibli —rahimahullah— berkata: “Diantara ciri-ciri orang-orang yang berada di hadirat Allah adalah tidak pernah tercebur dalam ketidaksopanan sekalipun suatu kesenangan. Maka isyarat-isyarat yang datang dari al-Haq bisa terjadi secara rahasia (sirri) dan terang-terangan. Sebab hadirat al-Haq Azza wa Jalla adalah hadirat adab, kebisuan, keagungan dan penuh rasa takut, maka tidak sepantasnya merasa senang karena tidak sebanding. Bahkan kalau misalnya seorang wali bisa tinggal di hadirat ini selama usia Nabi Nuh a.s. maka hanya akan menambah rasa takut sepanjang waktu. Hal itu terjadi karena tajalli (penampakan Diri) al-Haq Swt. tidak akan terulang. Maka setiap tajalli yang datang kepada seorang hamba maka yang bersangkutan hanya layak untuk menunjukkan kesopanan pada hadirat tersebut. Maka pahamilah!”
 
Abu al-Husain an-Nun —rahimahullah— berkata: “Barangsiapa tidak beradab dalam setiap waktu maka ia terkutuk”
 
Dzun-Nun al-Mishri —rahimahullah— berkata: “Barangsiapa mencari keringanan untuk meninggalkan adab maka ia akan kembali pada posisi di mana ia datang pertama kali.”
 
Tuan Guru Muhammad asy-Syanawi —rahimahullah— berkata: “Seorang murid ketika ia masuk ke dalam tarekat, ibarat sebutir benih yang baru akan tumbuh. Dan ketika ia tercebur pada ketidaksopanan setelah ia masuk maka ia ibarat sebutir benih yang baru tumbuh separo lalu dilempar sehingga mati dan tidak ada seorang pun yang mau menerimanya.” — Dan hanya Allah Yang Mahatahu..


Malaikat yang Sayapnya Patah

 
Diriwayatkan pada suatu hari, Malaikat Jibril mendatangi Rasulullah S.A.W dan berkata,
 
"Ya Rasulullah, aku telah melihat seorang malaikat di langit sedang berada di atas singgasananya. Di sekitarnya terdapat 70 ribu malaikat berbaris melayaninya. Pada setiap hembusan nafasnya, Allah SWT menciptakan darinya seorang malaikat."
"Dari sekarang ini, aku melihat malaikat itu berada di Gunung Qaaf dengan sayapnya yang patah sedang menangis tersedu, "Lanjut Malaikat Jibril.


Sayap Patah

Ketika dia melihatku, dia berkata,
"Apakah engkau mau menolongku?"
Aku berkata, "Apa salahmu?"
 
Dia berkata,
"Ketika sedang berada di atas singgasana pada makam Mi'raj, lewatlah padaku Muhammad, Kekasih Allah SWT. Lalu aku tidak berdiri untuk menyambutnya sehingga Allah SWT menghukumku dengan ini (sayapnya patah) serta menempatkanku di sini seperti yang kau lihat."
 
Maaikat Jibril berkata,
"Seraya aku merendah diri di hadapan Allah SWT, aku memberinya pertolongan."
Maka Allah SWT berfirman,
"Wahai Jibril, katakanlah agar dia membaca shalawat atas KekasihKu, Muhammad S.A.W."

Malaikat Jibril berkata lagi,
"Kemudian malaikat itu membaca shalawat kepadamu dan Allah SWT mengampuninya serta menumbuhkan kembali kedua sayapnya, lalu menempatkannya lagi di atas singgasananya."

Sungguh betapa mulianya Nabi Muhammad S.A.W, hingga malaikat saja yang tidak menghormat, sayapnya dipatahkan oleh Allah SWT.

Kisah ini dinukil dari Kitab Mukasyafatul Qulu.
Sumber: kisahislamiah.blogspot.com/2013/08/kisah-patahnya-sayap-malaikat-langit.html

Allah pun Menyuruh Memperingati Maulid Nabi

 
 
Puji syukur Alhamdulillah hirobil ‘alamin marilah kita panjatkan kehadlirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya.
Sholawat serta salam, semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan kita, Nabi Besar Muhammad S.A.W, yang selalu kita nantikan syafa’at-nya di Hari Kiamat. Amin.
 
Amalan umat islam ahlusunnah wal jamaah pada saat “maulid”
 
- Perintah mengingati Hari – Hari Allah (12 rabiul awwal adalah hari lahir, hijrah (nabi sampai di madinah) dan wafat nabi Muhammad S.A.W):
 
[14:5] Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami, (dan Kami perintahkan kepadanya): “Keluarkanlah kaummu dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah“. Sesunguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang penyabar dan banyak bersyukur. (QS Ibrahim 5)
 
(Hari/peristiwa dimana Allah memberikan Nikmat kepada Orang-orang yang beriman dan Hari/peristiwa dimana Allah menimpakan azab bagi orang orang kafir)
 
Ketahuilah bahwa maulid /kelahrian Nabi adalah Nikmat terbesar bagi semua Makhluq!!
- membaca sirah/kisah Nabi Muhammad SAW (Dalam bentuk syair maupun bayan/ceramah)
 
Sirah, atau sejarah hidup Rasulullah S.A.W. itu sangat perlu dibaca dan dikaji karena penuh inspirasi dan bisa memantapkan iman. Allah SWT berfirman:
[11:120] Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman. (QS Hud 120)

- Membaca shalawat:
Bahkan Allah SWT dan para malaikat bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW :
[33:56] Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya (Surat Al-ahzab 56)

Sebagaimana diketahui, setiap tanggal 12 Rabiul Awal, kita memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Peringatan ini dimaksudkan untuk mengingat tiga peristiwa besar yang dialami oleh Rasulullah SAW, yakni kelahiran, Hijrah dan wafatnya Muhammad SAW.

Wallohua'alam

Sholawat Nariyah dan Keutamaannya

shalawat nariyah by. www.dokumenpemudatqn.com, tarekat, qodiriyah, naqsyabandiyah, suryalaya
(Shalawat Nariyah)


Salah satu sholawat yangg mustajab yakni Sholawat Tafrijiyah Qurthubiyah/Sholawat Nariyah.

Dalam kitab Khozinatul Asror (hlm. 179) dijelaskan, “Salah satu shalawat yang mustajab ialah Shalawat Tafrijiyah Qurthubiyah, yang disebut orang Maroko dengan Shalawat Nariyah karena jika mereka (umat Islam) mengharapkan apa yang dicita-citakan, atau ingin menolak yang tidak disukai mereka berkumpul dalam satu majelis untuk membaca shalawat nariyah ini sebanyak 4444 kali, tercapailah apa yang dikehendaki dengan cepat (bi idznillah).”

“Shalawat ini juga oleh para ahli yang tahu rahasia alam diyakini sebagai kunci gudang yang mumpuni:. .. Dan imam Dainuri memberikan komentarnya: Siapa membaca shalawat ini sehabis shalat (Fardhu) 11 kali digunakan sebagai wiridan maka rizekinya tidak akan putus, di samping mendapatkan pangkat kedudukan dan tingkatan orang kaya.”

Sholawat Nariyah adalah sebuah sholawat yang disusun oleh Syekh Nariyah. Syekh yang satu ini hidup pada jaman Nabi Muhammad sehingga termasuk salah satu sahabat nabi. Beliau lebih menekuni bidang ketauhidan. Syekh Nariyah selalu melihat kerja keras nabi dalam menyampaikan wahyu Allah, mengajarkan tentang Islam, amal saleh dan akhlaqul karimah sehingga syekh selalu berdoa kepada Allah memohon keselamatan dan kesejahteraan untuk nabi. Doa-doa yang menyertakan nabi biasa disebut sholawat dan syekh nariyah adalah salah satu penyusun sholawat nabi yang disebut sholawat nariyah.

Suatu malam syekh nariyah membaca sholawatnya sebanyak 4444 kali. Setelah membacanya, beliau mendapat karomah dari Allah. Maka dalam suatu majelis beliau mendekati Nabi Muhammad dan minta dimasukan surga pertama kali bersama nabi. Dan Nabi pun mengiyakan. Ada seseorang sahabat yang cemburu dan lantas minta didoakan yang sama seperti syekh nariyah. Namun nabi mengatakan tidak bisa karena syekh nariyah sudah minta terlebih dahulu.

Mengapa sahabat itu ditolak nabi? dan justru syekh nariyah yang bisa? Para sahabat itu tidak mengetahui mengenai amalan yang setiap malam diamalkan oleh syekh nariyah yaitu mendoakan keselamatan dan kesejahteraan nabinya. Orang yang mendoakan Nabi Muhammad pada hakekatnya adalah mendoakan untuk dirinya sendiri karena Allah sudah menjamin nabi-nabiNya sehingga doa itu akan berbalik kepada si pengamalnya dengan keberkahan yang sangat kuat.
Jadi nabi berperan sebagai wasilah yang bisa melancarkan doa umat yang bersholawat kepadanya. Inilah salah satu rahasia doa/sholawat yang tidak banyak orang tahu sehingga banyak yang bertanya kenapa nabi malah didoakan umatnya? untuk itulah jika kita berdoa kepada Allah jangan lupa terlebih dahulu bersholawat kepada Nabi SAW karena doa kita akan lebih terkabul daripada tidak berwasilah melalui bersholawat.
Inilah riwayat singkat sholawat nariyah. Hingga kini banyak orang yang mengamalkan sholawat ini, tak lain karena meniru yang dilakukan syekh nariyah. Dan ada baiknya sholawat ini dibaca 4444 kali karena syekh nariyah memperoleh karomah setelah membaca 4444 kali. Jadi jumlah amalan itu tak lebih dari itba’ (mengikuti) ajaran syekh.
Agar bermanfaat, membacanya harus disertai keyakinan yang kuat, sebab Allah itu berada dalam prasangka hambanya. Inilah pentingnya punya pemikiran yang positif agar doa kita pun terkabul. Meski kita berdoa tapi tidak yakin (pikiran negatif) maka bisa dipastikan doanya tertolak.

Inilah bacaan sholawat nariyah yang terkenal itu :
“أللّهُمَّ صَلِّ صَلَاةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلَامًا تَامًّا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ الّذِي تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ فِيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ”
ALLOOHUMA SHOLLI SHOLAATAN KAAMILATAN WASALLIM SALAMAN TAAMAN 'ALLA SYAYYIDDINA MUHAMMADINIIL LADZII TANHALLU BIHHIL ‘UQODUU. WATAN FARIJU BIHHIL QUROBUU WATUUKDHO BIHHIL HAWAA IJU WATUNAALU BIHHI ROGHO IBU WAKH-HUSNUUL KHOMWATIMI WAYUS TASQOL GHOMAAMU BIWAJ HIHHIL KARIMI WA ALAA AALIHII WASHOH BIHHI FIKULLI LAMHATIN. WANA FASIN BI'ADADI KULLI MA’LUM MILLAK.
Artinya :
“Ya Allah Tuhan Kami, limpahkanlah kesejahteraan dan keselamatan yang sempurna atas junjungan kami Nabi Muhammad SAW. Semoga terurai dengan berkahnya segala macam buhulan/ikatan, dilepaskan/ lenyap dari segala kesusahan, ditunaikan/ dikabulkan segala macam hajat, tercapai segala keinginan dan khusnul khotimah, dicurahkan hujan rahmat dengan berkah pribadinya yang mulia/yang pemurah. Kesejahteraan dan keselamatan yang sempurna itu, semoga Engkau limpahkan juga kepada para keluarga dan sahabatnya setiap kedipan mata dan hembusan nafas, bahkan sebanyak pengetahuan/ ilmu Engkau, Ya Alloh Tuhan semesta alam”

Dalam kitab terjemahan Afdhal al Salawat ‘ala Sayyid as Sadat karangan Yusuf bin Ismail an Nabhani (diterjemahkan oleh Muzammal Noer dengan judul Bershalawat untuk mendapat keberkahan hidup, dengan penerbit Mitra Pustaka, Cetakan I Desember 2003 hal 302), Imam Ad Dinawari berkata : Siapa saja membaca shalawat setiap selesai sholat sebanyak 11 kali dan ia menjadikannya sebagai bacaan rutin maka rizkinya tidak akan pernah putus dan ia mendapatkan derajat yang tinggi.
Diriwayatkan juga Rasulullah di alam barzakh mendengar bacaan shalawat dan salam dan dia akan menjawabnya sesuai jawaban yang terkait dari salam dan shalawat tadi. Seperti tersebut dalam hadits, beliau bersabda: Hidupku, juga matiku, lebih baik dari kalian. Kalian membicarakan dan juga dibicarakan, amal­amal kalian disampaikan kepadaku, jika saya tahu amal itu baik, aku memujii Allah, tetapi kalau buruk aku mintakan ampun kepada Allah. Hadits riwayat al-Hafizh Ismail al­Qadhi, dalam bab Shalawat ‘ala an-Nary. Imam Haitami menyebutkan dalam kitab Majma' az-Zawaid, ia menganggap shahih hadits di atas.
Hal ini jelas bahwa Rasulullah memintakan ampun umatnya di alam barzakh. Istighfar adalah doa, dan doa untuk umatnya pasti bermanfaat. Ada lagi hadits lain: Rasulullah bersabda: Tidak seorang pun yang memberi salam kepadaku kecuali Allah akan menyampaikan kepada ruhku sehingga aku bisa mennjawab salam itu. (HR Abu Dawud dari Abu Hurairah. Ada di kitab Imam an-Nawawi, dan sanadnya shahih).
Rasulullah SAW juga pernah bersabda: Siapa membaca shalawat untukku, Allah akan membalasnya 10 kebaikan, diampuni 10 dosanya, dan ditambah 10 derajat baginya
Keutamaan Membaca Sholawat
Allah SWT berfirman:
Sesungguhnya Allah dan Malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman bershalawat salamlah kepadanya. (QS Al-Ahzab 33: 56)
Shalawat dari Allah berarti rahmat. Bila shalawat itu dari Malaikat atau manusia maka yang dimaksud adalah doa.
Sementara salam adalah keselamatan dari marabahaya dan kekurangan.
Tidak ada keraguan bahwa membaca shalawat dan salam adalah bagian dari pernghormatan (tahiyyah), maka ketika kita diperintah oleh Allah untuk membaca shalawat -yang artinya mendoakan Nabi Muhammad- maka wajib atas Nabi Muhammad melakukan hal yang sama yaitu mendoakan kepada orang yang membaca shalawat kepadanya. Karena hal ini merupakan ketetapan dari ayat:
Maka lakukanlah penghormatan dengan penghormatan yang lebih baik atau kembalikanlah penghormatan itu. (QS. An Nisa’: 86)
Doa dari Nabi inilah yang dinamakan dengan syafaat. Semua ulama telah sepakat bahwa doa nabi itu tidak akan ditolak oleh Allah. Maka tentunya Allah akan menerima Syafaat beliau kepada setiap orang yang membaca shalawat kepadanya.
Banyak sekali hadits yang menjelaskan keutamaan membaca shalawat kepada Nabi. Diantaranya:
Barangsiapa berdoa (menulis) shalawat kepadaku dalam sebuah buku maka para malaikat selalu memohonkan ampun kepada Allah pada orang itu selama namaku masih tertulis dalam buku itu.
Barangsiapa yang ingin merasa bahagia ketika berjumpa dengan Allah dan Allah ridlo kepadanya, maka hendaknya ia banyak membaca shalawat kepadaku (Nabi).
Barangsipa membaca shalawat kepadaku di waktu hidupnya maka Allah memerintahkan semua makhluk-Nya memohonkan maaf kepadanya setelah wafatnya.
Mereka yang berkumpul (di suatu majlis) lalu berpisah dengan tanpa dzikir kepada Allah dan membaca shalawat kepada nabi, maka mereka seperti membawa sesuatu yang lebih buruk dari bangkai.
Para ulama sepakat (ittifaq) diperbolehkannya menambahkan lafadz 'sayyidina' yang artinya tuan kita, sebelum lafadz Muhammad. Namun mengenai yang lebih afdhol antara menambahkan lafadz sayyidina dan tidak menambahkannya para ulama berbeda pendapat.
Syeikh Ibrahim Al-Bajuri dan Syeik Ibnu Abdis Salam lebih memilih bahwa menambahkan lafadz sayyidina itu hukumnya lebih utama, dan beliau menyebutkan bagian ini melakukan adab atau etika kepada Nabi. Beliau berpijak bahwa melakukan adab itu hukumnya lebih utama dari pada melakukan perintah (muruatul adab afdholu minal imtitsal) dan ada dua hadits yang menguatkan ini.
Yaitu hadits yang menceritakan sahabat Abu Bakar ketika diperintah oleh Rasulullah mengganti tempatnya menjadi imam shalat subuh, dan ia tidak mematuhinya. Abu bakar berkata:
Tidak sepantasnya bagi Abu Quhafah (nama lain dari Abu Bakar) untuk maju di depan Rasulullah.
Yang kedua, yaitu hadits yang menceritakan bahwa sahabat Ali tidak mau menghapus nama Rasulullah dari lembara Perjanjian Hudaibiyah. Setelah hal itu diperintahkan Nabi, Ali berkata
Saya tidak akan menghapus namamu selamanya.
Kedua hadits ini disebutkan dalam kitab Shahih Bukhori dan Muslim.Taqrir (penetapan) yang dilakukan oleh Nabi pada ketidakpatuhan sahabat Abu Bakar dan ali yang dilakukan karena melakukan adab dan tatakrama ini menunjukkan atas keunggulan hal itu.
Rasulullah SAW bersabda:
Hadits Ibnu Mundah dari Jabir, ia mengatakan: Rasulullah SAW bersabda: Siapa membaca shalawat kepadaku 100 kali maka Allah akan mengijabahi 100 kali hajatnya; 70 hajatnya di akhirat, dan 30 di dunia. Sampai kata-kata … dan hadits Rasulullah yang mengatakan: Perbanyaklah shalawat kepadaku karena dapat memecahkan masalah dan menghilangkan kesedihan. Demikian seperti tertuang dalam kitab an-Nuzhah.
Rasulullah di alam barzakh mendengar bacaan shalawat dan salam dan dia akan menjawabnya sesuai jawaban yang terkait dari salam dan shalawat tadi. Seperti tersebut dalam hadits. Rasulullah SAW bersabda: Hidupku, juga matiku, lebih baik dari kalian. Kalian membicarakan dan juga dibicarakan, amal-amal kalian disampaikan kepadaku; jika saya tahu amal itu baik, aku memuji Allah, tetapi kalau buruk aku mintakan ampun kepada Allah. (Hadits riwayat Al-hafizh Ismail Al-Qadhi, dalam bab shalawat ‘ala an-Nabi).
Imam Haitami dalam kitab Majma’ az-Zawaid meyakini bahwa hadits di atas adalah shahih. Hal ini jelas bahwa Rasulullah memintakan ampun umatnya (istighfar) di alam barzakh. Istighfar adalah doa, dan doa Rasul untuk umatnya pasti bermanfaat.
Ada lagi hadits lain. Rasulullah bersabda: Tidak seorang pun yang memberi salam kepadaku kecuali Allah akan menyampaikan kepada ruhku sehingga aku bisa menjawab salam itu. (HR. Abu Dawud dari Abu Hurairah. Ada di kitab Imam an-Nawawi, dan sanadnya shahih)

Wallohu'alam

Kumpulan Mahalul Qiyam MP3

Al Quran Online