Kami tidak lebih hanya para musafir kecil. Berjalan Keluar masuk melewati jalan-jalan di belantara mazhab. Di sini berhati-hatilah, siapa saja bisa tersesat dan berputar-putar dalam kesia-siaan. Banyak papan nama, baik yang baru dipasang atau yang sudah lama ada. Memilih jalan ini begitu mudah dan bahkan membanggakan bagi siapa saja yang tidak teliti. Akhirnya yang kami pilih adalah jalan dengan 'papan nama' yang sudah ada sejak lama. Inilah jalan kami, jalan ahlu al-sunnah wa al-jama'ah, jalan konservative, jalannya para pendahulu yang telah merintis dan menempuh jalan estafet dari Rasulullah SAW. Adapun jalan dengan papan nama yang baru dipasang kami ucapkan selamat tinggal. Biarkan kami memilih jalan ini, jalan tradisi Islam turun temurun yang sambung menyambung sanad: murid dari guru, dari guru, dari guru.... dari salafuna Shalih, dari tabi'ut tabi'in, dari tabi'in, dari sahabat, dari rasulullah Saw.
Inilah jalan kami.... Ahlussunnah Waljama'ah


Fathimah azZahra Binti Muhammad Rasulullah SAW

Julukannya adalah al-Batuul, yaitu wanita yang memutuskan hubungan dengan yang lain untuk beribadah atau tiada bandingnya dalam keutamaan ilmu, akhlaq, budi pekerti, kehormatan dan keturunannya. Lahir bersamaan dengan terjadinya peristiwa agung yang menggoncangkan Makkah, yaitu peristiwa peletakkan Hajarul Aswad disaat renovasi Ka`bah.

Beliau adalah anak yang paling dicintai oleh keluarganya, terutama ayahnya. Sebagaimana tampak dalam ucapan Rasulullah SAW ,:"Fathimah adalah bagian dariku, aku merasa susah bila ia bersedih dan aku merasa terganggu bila ia diganggu". (Ibnu Abdil Barr, Al-Isti`ab). Dalam hadits lain diriwayatkan "Barang siapa telah memarahinya berarti telah memarahiku". (H.R.Muslim)

Ketika Fathimah beranjak dewasa, Abu Bakar dan Umar bergiliran untuk meminangnya namun Rasulullah SAW dengan halus menolaknya. Dan kemudoan ia dinikahkan Rasulullah SAW dengan Ali bin Abi Thalib KaW. dengan mahar berupa baju besi pemberian Rasul atas perintah Allah SWT . Ali bin Abi Thalib KaW. bercerita bahwa disaat ia menikahi Fathimah, tiada yang dimilikinya kecuali (Qirbath) kulit kambing yang dijadikan alas tidur pada malam hari dan diletakkan di atas onta pengangkut air pada siang hari.

Kemudian Rasulullah SAW membekali Fathimah dengan selembar beludru, bantal kulit yang berisi sabut, dua buah penggiling dan dua buah tempayan air. Saat itu mereka tak memiliki pembantu, maka Fathimahlah yang menarik penggiling itu hingga membekas ditangannya, mengambil air dengan tempat air dari kulit biri-biri hingga membekas dipundaknya dan menyapu rumah hingga pakaiannya terkotori oleh asap api. Manakala Ali mengetahui bahwa Rasulullah SAW memperoleh banyak pelayan, ia berkata kepada Fathimah agar meminta kepadanya seorang pelayan.

Namun Rasulullah SAW tidak mengabulkannya dan sebagai gantinya beliau mengajarinya beberapa kalimat do`a, yaitu membaca tasbih, tahmid dan takbir, masing-masing 10x setelah sholat dan mengajarkan untuk membaca tasbih 30x, tahmid 30x dan takbir 34x ketika hendak tidur. Dari pernikahan Ali dan Fathimah, Rasulullah SAW memperoleh 5 orang cucu, Hasan, Husein, Zainab, Ummi Kultsum dan yang satu meninggal ketika masih kecil.

Cinta Rasulullah SAW kepaa Fathimah terlukis dalam sebuah hadits dari Musawwar bin Mughromah, ia berkata "Aku mendengar Nabi SAW berkata ketika Beliau sedang berdiri dimimbar :"Sesungguhnya Bani Hasyim bin Mughirah meminta izin kepadaku agar menikahkan putri mereka dengan Ali bin Abi Thalib, aku tidak mengizinkan mereka. Kemudian tidak aku izinkah kecuali bila Ali menceraikan putriku dan menikah dengan putri-putri mereka. Sesungguhnya Fathimah adalah bagian dariku, meragukanku apa yang meragukannya dan menyakitiku apa yang menyakitinya."(H.R Ash-Shohihain)

Fathimah telah meriwayatkan hadits Nabi SAW sebanyak 18 buah. Beliau wafat pada usia 29 tahun dan dikebumikan di Baqi`pada selasa malam, 3 Ramadhan 11 H.

Wallahu A`lam bish-Showab

Riwayat Sholawat Badar

Sholawat Badar
Sholawat Badar adalah rangkaian sholawat berisikan tawassul dengan nama Allah, dengan Junjungan Nabi s.a.w. serta para mujahidin teristimewanya para pejuang Badar.

Sholawat ini adalah hasil karya Kiyai Ali Manshur, yang merupakan cucu Kiyai Haji Muhammad Shiddiq, Jember. Oleh itu, Kiyai ‘Ali Manshur adalah anak saudara/keponakanKiyai Haji Ahmad Qusyairi, ulama besar dan pengarang kitab “”Tanwir al-Hija” yang telah disyarahkan oleh ulama terkemuka Haramain, Habib ‘Alawi bin ‘Abbas bin ‘Abdul ‘Aziz al-Maliki al-Hasani, dengan jodol “Inarat ad-Duja”.

Diceritakan bahwa asal mula karya ini ditulis oleh Kiyai ‘Ali Manshur sekitar tahun 1960an, pada waktu umat Islam Indonesia menghadapi fitnah Partai Komunis Indonesia (PKI).

Ketika itu, Kiyai ‘Ali adalah Kepala Kantor Departemen Agama Banyuwangi dan juga seorang Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama di situ.

Keadaan politik yang mencekam saat itu dan kebejatan PKI yang merajalela membunuh massa, bahkan banyak kiyai yang menjadi mangsa mereka, maka terlintaslah di hati Kiyai ‘Ali, yang memang mahir membuat syair ‘Arab sejak nyantri di Pesantren Lirboyo Kediri, untuk menulis satu karangan sebagai sarana bermunajat memohon bantuan Allah SWT untuk meredam fitnah politik saat itu bagi kaum muslimin khususnya Indonesia.

Dalam keadaan tersebut, Kiyai ‘Ali tertidur dan dalam tidurnya beliau bermimpi didatangi manusia-manusia berjubah putih – hijau, dan pada malam yang sama juga, isteri beliau bermimpikan Kanjeng Nabi s.a.w. Setelah siang, Kiyai ‘Ali langsung pergi berjumpa dengan Habib Hadi al-Haddar Banyuwangi dan menceritakan kisah mimpinya tersebut. Habib Hadi menyatakan bahwa manusia-manusia berjubah tersebut adalah para ahli Badar. Mendengar penjelasan Habib yang mulia tersebut, Kiyai ‘Ali semakin bertekad untuk mengarang sebuah syair yang ada kaitan dengan para pejuang Badar tersebut. Lalu malamnya, Kiyai ‘Ali menjalankan penanya untuk menulis karya yang kemudiannya dikenali sebagai “Sholawat al-Badriyyah” atau “Sholawat Badar”.maka terjadilah hal yang mengherankan keesokan harinya, orang-orang kampung mendatangi rumah beliau dengan membawa beras dan bahan makanan lain. Mereka menceritakan bahwa pada waktu pagi shubuh mereka telah didatangi orang berjubah putih menyuruh mereka pergi ke rumah Kiyai ‘Ali untuk membantunya kerana akan ada suatu acara diadakan di rumahnya. Itulah sebabnya mereka datang dengan membawa barang tersebut menurut kemampuan masing-masing. yang lebih mengherankan lagi adalah pada malam harinya, ada beberapa orang asing yang membuat persiapan acara tersebut namun kebanyakan orang-orang yang tidak dikenali siapa mereka.

Menjelang keesokan pagi harinya, serombongan habaib yang diketuai oleh Habib ‘Ali bin ‘Abdur Rahman al-Habsyi Kwitang tiba-tiba datang ke rumah Kiyai ‘Ali tanpa memberi tahu terlebih dahulu akan kedatangannya. Tidak tergambar kegembiraan Kiyai ‘Ali menerima para tamu istimewanya tersebut. Setelah memulai pembicaraan tentang kabar dan keadaan Muslimin, tiba-tiba Habib ‘Ali Kwitang bertanya mengenai syair yang ditulis oleh Kiyai ‘Ali tersebut. Tentu saja Kiyai ‘Ali terkejut karena hasil karyanya itu hanya diketahui dirinya sendiri dan belum disebarkan kepada seorangpun. Tapi beliau mengetahui, ini adalah salah satu kekeramatan Habib ‘Ali yang terkenal sebagai waliyullah itu. Lalu tanpa banyak bicara, Kiyai ‘Ali Manshur mengambil kertas karangan syair tersebut lalu membacanya di hadapan para hadirin dengan suaranya yang lantang dan merdu. Para hadirin dan habaib mendengarnya dengan khusyuk sambil menitiskan air mata karena terharu. Setelah selesai dibacakan Sholawat Badar oleh Kiyai ‘Ali, Habib ‘Ali menyerukan agar Sholawat Badar dijadikan sarana bermunajat dalam menghadapi fitnah PKI. Maka sejak saat itu masyhurlah karya Kiyai ‘Ali tersebut.

Selanjutnya, Habib ‘Ali Kwitang telah mengundan para ulama dan habaib ke Kwitang untuk satu pertemuan, salah seorang yang diundang diantaranya ialah Kiyai ‘Ali Manshur bersama pamannya Kiyai Ahmad Qusyairi. Dalam pertemuan tersebut, Kiyai ‘Ali sekali lagi diminta untuk mengumandangkan Sholawat al-Badriyyah gubahannya itu. Maka bertambah masyhur dan tersebar luaslah Sholawat Badar ini dalam masyarakat serta menjadi bacaan populer dalam majlis-majlis ta’lim dan pertemuan. Maka tak heran bila sampai sekarang Shalawat Badar selalu Populer. di Majelis Taklim Habib Ali bin Abdurrahman Alhabsyi sendiri di Kwitang tidak pernah tinggal pembacaan Shalawat Badar tersebut setiap minggunya. untuk lebih lengkapnya tentang cerita ini teman2 milis MR dan teman temanku seiman dapat membaca buku yang berjudul “ANTOLOGI Sejarah Istilah Amaliah Uswah NU” yang disusun oleh H. Soeleiman Fadeli dan Muhammad Subhan. semoga Allah memberikan sebaik-baik ganjaran dan balasan buat pengarang Sholawat Badar serta para habaib yang berperan serta mempopulerkan Shalawat tersebut kepada kita kaum muslimin. Al-Fatihah…..

Sholawat badar merupakan , pernghormatan, pujian, pengakuan dan rasa syukur bagi para Syuhada perang Badar. Hal seperti ini dilakukan pula di zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan iringan rebana sebagaimana terlukiskan dalam hadits berikut

[47.76]/4750 Telah menceritakan kepada kami Musaddad Telah menceritakan kepada kami Bisyr bin Al Mufadldlal Telah menceritakan kepada kami Khalid bin Dzakwan ia berkata; Ar Rubayyi’ binti Mu’awwidz bin ‘Afran berkata; suatu ketika, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan masuk saat aku membangun mahligai rumah tangga (menikah). Lalu beliau duduk di atas kasurku, sebagaimana posisi dudukmu dariku. Kemudian para budak-budak wanita pun memukul rebana dan mengenang keistimewaan-keistimewaan prajurit yang gugur pada saat perang Badar. Lalu salah seorang dari mereka pun berkata, “Dan di tengah-tengah kita ada seorang Nabi, yang mengetahui apa yang akan terjadi esok hari.” Maka beliau bersabda: “Tinggalkanlah ungkapan ini, dan katakanlah apa yang ingin kamu katakan.“
Sumber: http://www.indoquran.com/index.php?surano=47&ayatno=76&action=display&option=com_bukhari

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam hanya mengkoreksi perkataan “Dan di tengah-tengah kita ada seorang Nabi, yang mengetahui apa yang akan terjadi esok hari” karena Beliau tahu sebatas yang diwahyukan namun beliau tidak melarang ungkapan cinta (sholawat) sebagaimana kita ingin mengungkapkannya dengan pernyataan “katakanlah apa yang ingin kamu katakan“

Bermanfaat untuk amal sholeh (amal kebaikan) saja sekaligus memeriahkan sebuah keramaian / pertemuan.

Bisa sebagai pengganti sedekah ketika tidak punya harta yang bisa disedakahkan

Dari Abu Dzar r.a. berkata, bahwasanya sahabat-sahabat Rasulullah saw. berkata kepada beliau: “Wahai Rasulullah saw., orang-orang kaya telah pergi membawa banyak pahala. Mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, namun mereka dapat bersedekah dengan kelebihan hartanya.” Rasulullah saw. bersabda, “Bukankah Allah telah menjadikan untukmu sesuatu yang dapat disedekahkan? Yaitu, setiap kali tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, menyuruh pada kebaikan adalah sedekah, melarang kemungkaran adalah sedekah, dan hubungan intim kalian (dengan isteri) adalah sedekah.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah salah seorang di antara kami melampiaskan syahwatnya dan dia mendapatkan pahala?” Rasulullah saw. menjawab, “Bagaimana pendapat kalian jika ia melampiaskan syahwatnya pada yang haram, apakah ia berdosa? Demikian juga jika melampiaskannya pada yang halal, maka ia mendapatkan pahala.” (HR. Muslim)

Sumber http://www.facebook.com/notes/rasyid-saja/riwayat-sholawat-badar/10150200759387046

Substansi Air & Implikasinya terhadap Kehidupan

Seperti yang kita ketahui, air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O, yaitu molekul yang tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15°K (0°C). Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia. Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut menandingi kekuatan gaya tarik-menarik listrik (gaya intermolekul dipol-dipol) antara molekul-molekul air.

Air meliputi paling sedikit 80% massa dari makhluk hidup, dan hampir semua reaksi kimia dalam kehidupan terjadi di larutan (solution) air. Bahan kimia lainnya yang membentuk tubuh makhluk hidup, sebagian besar merupakan makromolekul yang termasuk dalam 4 kelompok : protein, asam nukleus, karbohidrat, dan lipida (lemak). Makromolekul-makromolekul ini tersusun dari monomer. Empat kelompok makromolekul ini menyusun 93% massa kering tubuh makhluk hidup, dan 7% sisanya tersusun dari mikromolekul organik (contohnya vitamin) dan ion anorganik.

NAMA MONOMER POLIMER % MASSA KERING
Protein Asam amino Polipeptida 50
Asam nukleus Nukleotida Poilnukleotida 18
Karbohidrat Monosakarida Polisakarida 15

NAMA KOMPONEN UNIT TERBESAR % MASSA KERING
Lipida Asam lemak + gliserol Trigliserida 10

Air memiliki banyak sifat-sifat yang penting untuk kehidupan. Banyak diantara sifat-sifat di bawah ini yang terjadi karena adanya ikatan hidrogen pada molekul air.

  1. Pelarut. Karena merupakan senyawa bermuatan, air menjadi pelarut yang sangat baik. Molekul bermuatan (disebut juga molekul polar) seperti garam, gula, dan asam amino larut dalam air dengan mudah. Molekul-molekul seperti ini disebut molekul hidrofilis (hidro = air; filia = suka, seperti pada pedofilia). Molekul yang tidak bermuatan–nonpolar–seperti lipida (= lemak) tidak dapat larut dengan baik dalam air, dan disebut hidrophobis (phobia = takut, benci, seperti pada acro(ketinggian)phobia).
  2.  Penyimpan panas. Air punya kapasitas kalor 4,2 Joule g-1°C-1. Artinya, dibutuhkan energi sebesar 4,2 Joule untuk memanaskan 1 gram air sebesar 1 derajat Celcius. Ini merupakan kapasitas yang relatif besar, dan ini membuat suhu air stabil, tidak mudah berubah.
  3. Pendingin. Dalam teori kalor laten air membutuhkan banyak energi panas untuk merubah wujudnya dari cair ke gas. Sifat air yang satu ini sangat berguna untuk mekanisme pendinginan tubuh makhluk hidup. Contohnya pada manusia adalah berkeringat dan ngos-ngosan. Misalnya, jika kamu berlari dari Jakarta sampai Semarang, kamu pasti akan terengah-engah. Nah, pada saat itulah uap air akan keluar dari mulut kamu, mengeluarkan panas yang berlebih dari tubuh kamu agar kondisi tubuh kamu normal kembali.
  4. ‎Pelindung. Air punya anomali, yaitu massa jenisnya dalam bentuk padat lebih rendah dari bentuk cairnya, sehingga menyebabkan es mengapung di atas air. Ketika suhu udara menjadi sangat dingin, lautan membeku pada bagian atas, membentuk lapisan es di atas dan air di bawah. Seperti pada kutub utara dan selatan, di bawah lantai esnya terdapat air dalam bentuk cair. Sifat ini membuat makhluk hidup aquatik dapat hidup walaupun pada suhu lingkungan di bawah nol derajat Celcius. Jangan coba-coba berenang di sana! Kamu bukan termasuk makhluk aquatik.
  5. “Perekat“. Molekul-molekul air “saling melekat” karena adanya ikatan hidrogen dalam susunan molekulnya, hal ini mengakibatkan air punya daya kohesi yang tinggi. Hal ini juga menjelaskan mengapa rambatan air bisa sampai ke pucuk pohon yang bahkan paling tinggi sekalipun tanpa putus di tengah-tengah, serta menjelaskan fenomena tegangan permukaan yang membuat beberapa serangga air, seperti anggang-anggang, dapat berjalan di atas air tanpa tenggelam.
  6. Pengionisasi. Saat ada banyak garam terlarut dalam air, molekul garam terionisasi menjadi ion positif (Na+) dan ion negatif (Cl-). Banyak molekul biologis lainnya yang merupakan asam lemah, yang juga akan terionisasi dalam larutan, misalnya asam asetat (CH3COOH terionisasi menjadi CH3COO- dan H+). Ada banyak siswa yang bingung antara nama asam dan nama bentuk terionisasinya. Anda akan menemui banyak nama yang kelihatannya merupakan nama zat yang sama, seperti asam asetat dan asetat, asam fosfat dan fosfat, asam laktat dan laktat, asam sitrat dan sitrat, asam piruvat dan piruvat, asam aspartat dan aspartat, dll. Bentuk terionisasi adalah yang ditemukan pada sel makhluk hidup.
  7.  Penjaga asam-basa. Air sendiri terionisasi sebagian, menjadi H+ dan OH-, jadi air merupakan sumber proton (dalam hal ini ion H+). Dan, banyak sekali reaksi biokimia yang sensitif terhadap pH (power of hydrogen). Air murni (yang jelas bukan iler anda) tidak dapat menyangga perubahan konsentrasi H+, jadi air bukanlah penyangga (buffer) dan air dapat memiliki pH berapapun yang diperlukan. Namun, sitoplasma dan cairan di jaringan makhluk hidup biasanya terjaga dengan baik kenetralannya pada pH 6.8-7,4.

Menyimak dari beberapa sifat AIR di atas, (karena sebagian besar dari susunan tubuh manusia adalah air) maka perlunya kita kembali merenungkan dan mengambil ibrah dari dari sifat-sifat air tersebut.

Dengan mencermati seluruh sifat-sifat air itu sendiri maka sebenarnya bila diterapkan dalam kehidupan, kita akan dapat menyadari bahwasanya "Allah meliputi segala sesuatu" itu dapat kita rasakan dalam pola kehidupan makhluk.

Sifat-sifat air diatas adalah menunjukkan Rahmat Allah atas makhluknya..menunjukkan Kasih SayangNya yang tak terhingga, yang Tiada dapat Dibandingkan dengan segala sesuatu.

Kesadaran akan "Allah meliputi segala sesuatu" inilah yang pada puncaknya akan mencapai puncak musyahadah bahwa "Kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah". Kesadaran selalu menyaksikan Wajah Allah inilah akan melahirkan sikap-sikap bijaksana dalam kehidupan, dimana kita akan arif dalam meyikapi setiap perbedaan pandangan, tafsir dan penilaian.

Bila mampu meyaksikan kehadiran WajahNya, maka segala sesuatu akan dipandang sama. Semua adalah WajahNya jua sehingga hakekat sedih dan bahagia, senang dan susah tiada lagi di bedakan menurut penilaian pribadi yang sempit.

Kesempitan dan kemudahan itu selalu datang bersamaan, dan ini membuka rahasia dari rukun iman yang ke 6 tentang KetentuanNya "khoirihi wa syarrihi ".


Wallâhul Muwaffiq Ilaa Aqwamit Thâriq

Jaminan Rasulullah SAW utk Kelompok terbesar

 bahwa Allah SWT tidak akan jadikan umat nabi Muhammad SAW dalam kesesatan.

Berkata Sayyidina Abdullah bin Abd bin Mas'ud; "Sungguh kalian ini berpadulah bersama jamaah, sungguh Allah tidak akan menjadikan kelompok terbesar pada umat Muhammad dalam kesesatan.

Demikian berkata Sayyidina Abdullah bin Mas'ud ra, tidak akan terjadi dalam kelompok terbesar umat Nabi Muhammad dalam kesesatan.

Al Imam Ibn Hajar Asqalani didalam kitabnya Fathul Baari bisharah Shahih Bukhari - menukil tentang riwayat Ibn Mas'hud ini - yang dimaksud didalam hadits ini bahwa Ahlussunnah waljamaah akan bersabar, walaupun kelompok lainnya terus mengingkari dan lepas dari jamaah, tapi Rasul SAW menjamin bahwa kelompok mulia itu akan terus ada dari sejak zaman Sang Nabi SAW terus sampai hari kebangkitan, mereka akan tetap ada.

Alhamdulillah dan juga penjelas dari hadits ini adalah ucapan Sayyidina Abdullah bin Mas'ud ra bahwa Allah tidak akan menjadikan jamaah ummat Nabi Muhammad saw didalam kesesatan. Yang termasuk dalam kesesatan adalah mereka yang memisahkan diri sedikit-sedikit.

# Alhamdulillah, beruntunglah kita yang masih terpadu dalam kelompok besar (mayoritas) ahlussunnah waljama'ah. Allahu'alam

DIALOG yang Asyik di Baca

A: "Maulid dan tahlilan itu haram, dilarang di dalam agama."
B : “Yang dilarang itu bid’ah, bukan Maulid atau tahlilan, Bung!"

A : "Maulid dan tahlilan tidak ada dalilnya."
B : "Makanya jangan cari dalil sendiri, nggak bakal ketemu. Tanya dong sama guru, dan baca kitab ulama, pasti ketemu dalilnya."

A : "Maulid dan tahlilan tidak diperintah di dalam agama."
B : "Maulid dan tahlilan tidak dilarang di dalam agama."

A : "Tidak boleh memuji Nabi saw. secara berlebihan."
B : "Hebat betul Anda, sebab Anda tahu batasnya dan tahu letak berlebihannya. Padahal, ALLOH saja tidak pernah membatasi pujian-Nya kepada Nabi saw. dan tidak pernah melarang pujian yang berlebihan kepada Beliau saw."

A : "Maulid dan tahlilan adalah sia-sia, tidak ada pahalanya."
B : "Sejak kapan Anda berubah sikap seperti Tuhan, menentukan suatu amalan berpahala atau tidak, ALLOH saja tidak pernah bilang bahwa Maulid dan tahlilan itu sia-sia."

A : "Kita dilarang mengkultuskan Nabi saw. sampai-sampai menganggapnya seperti Tuhan."
B : "Orang Islam paling bodoh pun tahu, bahwa Nabi Muhammad saw. itu Nabi dan Rasul, bukan Tuhan."

A : "Ziarah ke makam wali itu haram, khawatir bisa membuat orang jadi musyrik."
B : "Makanya, jadi orang jangan khawatiran, hidup jadi susah, tahu."

A : "Mengirim hadiah pahala kepada orang meninggal itu percuma, tidak akan sampai."
B : "Kenapa tidak! Kalau Anda tidak percaya, silakan Anda mati duluan, nanti saya kirimkan pahala Al-Fatihah kepada Anda."

A : "Maulid itu amalan mubazir. Daripada buat Maulid, lebih baik biayanya buat menyantuni anak yatim."
B : "Cuma orang pelit yang bilang bahwa memberi makan atau berinfak untuk pengajian itu mubazir. Sudah tidak menyumbang, mencela pula."

A : "Maulid dan tahlilan itu bid’ah, tidak ada di zaman Nabi saw."
B : "Terus terang, Muka Anda juga bid’ah, karena tidak ada di zaman Nabi saw."

A : "Semua bid’ah (hal baru yang diada-adakan) itu sesat, tidak ada bid’ah yang baik/hasanah."
B : "Saya ucapkan selamat menjadi orang sesat. Sebab Nabi saw. tidak pernah memakai resleting, kemeja, motor, atau mobil seperti Anda. Semua itu bid’ah, dan semua bid’ah itu sesat."

A : "Kasihan, masyarakat banyak yang tersesat. Mereka melakukan amalan bid’ah yang berbau syirik."
B : "Sudah lah, kalau Anda masih bodoh, belajarlah dulu, sampai anda bisa melihat jelas kebaikan di dalam amalan mereka."

A : "Saya menyesal dilahirkan oleh orang tua yang banyak melakukan bid’ah."
B : "Orang tua Anda juga pasti sangat menyesal karena telah melahirkan anak durhaka yang sok pintar seperti Anda."

A : "Para penceramah di acara Maulid, bisanya hanya mencaci maki dan memecah belah umat."
B : "Sebetulnya, para penceramah itu hanya mencaci maki orang seperti Anda yang kerjanya menebar keresahan dan benih perpecahan di kalangan umat."

A : "Qunut Shubuh itu bid’ah, tidak ada dalilnya, haram hukumnya."
B : "Kasihan, rokok apa yang Anda hisap? Setahu saya, di dalam iklan, merokok Star Mild hanya membuat orang terobsesi menjadi sutradara atau orator. Sedangkan Anda sudah terobsesi menjadi ulama besar yang mengalahkan Imam Syafi’i yang mengamalkan qunut shubuh. Lebih Berasa, Berasa Lebih pinter gitu loh!"

JASAD PROF. DR. AS-SAYYID MUHAMMAD AL-MALIKI MASIH UTUH



~Setahun pasca wafatnya Habib
Muhammad bin 'Alwi Al-Maliki Al-Hasani Mekkah, orang-orang Wahabi yang berniat mau menghinakan Habib Muhammad, karena kebiasaan di Mekkah jika jenazah sudah hancur maka akan dipindah ke tempat lain agar areal lama dimasukkan jenazah yang baru; kemudian orang Wahabi melakukan penggalian makam beliau, awalnya mereka berharap agar apa yang mereka temukan pasca 1 tahun adalah jenazah yang sudah hancur, tapi apa dikata ?

Ternyata tidak sesuai dengan perkiraan sebelumnya, JENAZAH Habib Muhammad masih UTUH.

~2 tahun kemudian, mereka menggali kembali makam Habib Muhammad, apa dikata? JENAZAH pun masih utuh, bahkan RAMBUT dan KUKU beliau terlihat tumbuh panjang.

~5 tahun kemudian, dilakukan hal yang sama, dan ternyata JENAZAH beliau MASIH UTUH, bahkan TERCIUM AROMA WANGI YANG WANGINYA MELEBIHI WANGINYA KAYU GAHRU

Subhanallah… Kejadian ini sudah mentaubatkan orang-orang Salafi Wahhabi.

Sumber: Al-Habib Segaf bin Hasan Baharun (Bangil)

beliau pulang ke rahmatullah pada 15 Ramadhan 1425H bersamaan 29 Oktober 2004, waktu subuh, hari Jumaat.

Biografi beliau

Sayyid Prof. Dr. Muhammad ibn Sayyid ‘Alawi ibn Sayyid ‘Abbas ibn Sayyid ‘Abdul ‘Aziz al-Maliki al-Hasani al-Makki al-Asy’ari asy-Syadzili lahir di Makkah pada tahun 1365 H. Pendidikan pertamanya adalah Madrasah Al-Falah, Makkah, dimana ayah beliau Sayyid Alawi bin Abbas al Maliki sebagai guru agama di sekolah tersebut yang juga merangkap sebagai pengajar di halaqah di Haram Makki yang tempatnya sangat masyhur dekat Bab As-salam. Beliau juga belajar kepada ulama-ulama Makkah terkemuka lainnya, seperti Sayyid Amin Kutbi, Hassan Masshat, Muhammad Nur Sayf, Sa’id Yamani, dan lain-lain.
Sayyid Muhammad memperoleh gelar Ph.D-nya dalam Studi Hadits dengan penghargaan tertinggi dari Jami’ al-Azhar di Mesir, pada saat baru berusia dua puluh lima tahun. Beliau kemudian melakukan perjalanan dalam rangka mengejar studi Hadits ke Afrika Utara, Timur Tengah, Turki, Yaman, dan juga anak benua Indo-Pakistan, dan memperoleh sertifikasi mengajar (ijazah) dan sanad dari Imam Habib Ahmad Mashhur al Haddad, Syaikh Hasanayn Makhluf, Ghumari bersaudara dari Marokko, Syekh Dya’uddin Qadiri di Madinah, Maulana Zakariyya Kandihlawi, dan banyak lainnya.
Sayyid Muhammmad merupakan pendidik Ahlus Sunnah wal Jama’ah, seorang ‘alim kontemporer dalam ilmu hadits, ‘alim mufassir (penafsir) Qur’an, Fiqh, doktrin (‘aqidah), tasawwuf, dan biografi Nabawi (sirah). Sayyid Muhammad al-Makki merupakan seorang ‘aliim yang mewarisi pekerjaan dakwah ayahanda, membina para santri dari berbagai daerah dan negara di dunia Islam di Makkah al-Mukarromah. Ayahanda beliau adalah salah satu guru dari ulama-ulama sepuh di Indonesia, seperti Hadratus Syaikh K.H. Hasyim Asy’ari, KH. Abdullah Faqih Langitan, KH. Maimun Zubair dan lain-lain.
Ayah beliau, Sayyid Alwi bin Abbas Almaliki (kelahiran Makkah th 1328H), seorang alim ulama terkenal dan ternama di kota Makkah. Disamping aktif dalam berdawah baik di Masjidil Haram atau di kota kota lainnya yang berdekatan dengan kota Makkah seperti Thoif, Jeddah dll, Sayyid Alwi Almaliki adalah seorang alim ulama yang pertama kali memberikan ceramah di radio Saudi setelah salat Jumat dengan judul “Hadist al-Jumah”. Begitu pula ayah beliau adalah seorang Qadhi yang selalu di panggil masyarakat Makkah jika ada perayaan pernikahan.
Selama menjalankan tugas da’wah, Sayyid Alwi bin Abbas Almaiki selalu membawa kedua putranya Muhammad dan Abbas. Mereka berdua selalu mendampinginya kemana saja ia pergi dan berceramah baik di Makkah atau di luar kota Makkah. Adapun yang meneruskan perjalanan dakwah setelah wafat beliau adalah Sayyid Muhammad bin Alwi Almaliki dan Sayyid Abbas selalu berurusan dengan kemaslahatan kehidupan ayahnya.
Sebagaimana adat para Sadah dan Asyraf ahli Makkah, Sayyid Alwi Almaliki selalu menggunakan pakaian yang berlainan dengan ulama yang berada di sekitarnya. Beliau selalu mengenakan jubbah, serban (imamah) dan burdah atau rida yang biasa digunakan dan dikenakan Asyraf Makkah.

Dalam meneruskan perjuangan ayahandanya, Sayyid Muhammad sebelumnya mendapatkan sedikit kesulitan karena beliau merasa belum siap untuk menjadi pengganti ayahnya. Maka langkah pertama yang diambil adalah melanjutkan studi dan ta’limnya terlebih dahulu. Beliau berangkat ke Kairo dan Universitas al-Azhar Assyarif merupakan pilihannya. Setelah meraih S1, S2 dan S3 dalam fak Hadith dan Ushuluddin beliau kembali ke Makkah untuk melanjutkan perjalanan yang telah di tempuh sang ayah. Disamping mengajar di Masjidil Haram di halaqah, beliau diangkat sebagai dosen di Universitas King Abdul Aziz- Jeddah dan Univesitas Ummul Qura Makkah bagian ilmu Hadith dan Usuluddin. Cukup lama beliau menjalankan tugasnya sebagai dosen di dua Universitas tsb, sampai beliau memutuskan mengundurkan diri dan memilih mengajar di Masjidil Haram sambil membuka majlis ta’lim dan pondok di rumah beliau. Adapun pelajaran yang di berikan baik di masjidil haram atau di rumah tidak bertumpu pada ilmu tertentu seperti di Universitas, akan tetapi semua pelajaran yang diberikannya bisa di terima semua masyarakat baik masyarakat awam atau terpelajar, semua bisa menerima dan mencicipi apa yang diberikan Sayyid Muhammad
Maka dari itu beliau selalu menitik beratkan untuk membuat rumah yang lebih besar dan bisa menampung lebih dari 500 murid per hari yang biasa dilakukan selepas sholat Maghrib sampai Isya di rumahnya di Hay al Rashifah. Begitu pula setiap bulan Ramadan dan hari raya, beliau selalu menerima semua tamu dan muridnya dengan tangan terbuka tanpa memilih golongan atau derajat. Semua di sisinya sama tamu-tamu dan murid murid, semua mendapat penghargaan yang sama dan semua mencicipi ilmu bersama. Dari rumah beliau telah keluar ulama-ulama yang membawa panji Rasulallah ke suluruh pelosok permukaan bumi. Di Indonesia, India, Pakistan, Afrika, Eropa, Amerika, apa lagi di Asia yang merupakan sebagai orbit dakwah Sayyid Muhammad al Maliki, ribuan murid murid beliau yang bukan hanya menjadi kyai dan ulama akan tetapi tidak sedikit yang masuk ke dalam pemerintahan.
Foto: Beliau bersama Al-Habib Al-Imam Al-Quthb Abdullah bin Abdul Qadir Balfaqih al-Husaini, pendiri pesantren Darul Hadits, Malang, Jawa Timur.
Di samping pengajian dan taklim yang rutin di lakukan setiap hari, beliau juga mengasuh pondok yang jumlah santrinya tidak sedikit, semua berdatangan dari penjuru dunia, belajar, makan, dan minum tanpa di pungut biaya sepeser pun bahkan beliau memberikan beasiswa kepada para santri sebagai uang saku. Setelah beberapa tahun belajar, para santri dipulangkan ke negara-negara mereka untuk menyiarkan agama. Sayyid Muhammad al Maliki dikenal sebagai guru, pengajar dan pendidik yang tidak beraliran keras, tidak berlebih- lebihan, dan selalu menerima hiwar dengan hikmah dan mauidhah hasanah.
Beliau ingin mengangkat derajat dan martabat Muslimin menjadi manusia yang berperilaku, baik dalam muamalatnya kepada Allah dan kepada sesama, terhormat dalam perbuatan, tindakan serta pikiran dan perasaannya. Beliau adalah orang cerdas dan terpelajar, berani dan jujur serta adil dan cinta kasih terhadap sesama. Itulah ajaran utama Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki. Beliau selalu menerima dan menghargai pendapat orang dan menghormati orang yang tidak sealiran dengannya. Semua yang berlawanan diterima dengan sabar dan usaha menjawab dengan hikmah dan memecahkan sesuatu masalah dengan kenyataan dan dalil-dalil yang benar bukan dengan emosi dan pertikaian yang tidak bermutu dan berkesudahan.
Sayyid Muhammad tahu persis bahwa kelemahan Islam terdapat pada pertikaian para ulamanya dan ini memang yang di inginkan musuh Islam. Sampai-sampai beliau menerima dengan rela digeser dari kedudukannya baik di Universitas dan ta’lim beliau di masjidil Haram. Semua ini beliau terima dengan kesabaran dan keikhlasan bahkan beliau selalu menghormati orang orang yang tidak sependapat dan sealiran dengannya, semasih mereka memiliki pandangan khilaf yang bersumber dari al-Qur’an dan Sunah. Adapun ulama yang telah mendapat gemblengan dari Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki, mereka sangat pandai, di samping menguasai bahasa Arab, mereka juga menguasai ilmu-ilmu agama yang cukup untuk dijadikan pegangan dan referensi di negara-negara mereka.
Pada akhir hayat beliau saat terjadi insiden teroris di Saudi Arabia, beliau mendapatkan undangan dari ketua umum Masjidil Haram Syekh sholeh bin Abdurahman Alhushen untuk mengikuti “Hiwar Fikri” di Makkah yang diadakan pada tg 5 sd 9 DhulQo’idah 1424 H dengan judul “Al-qhuluw wal I’tidal Ruya Manhajiyyah Syamilah”, di sana beliau mendapat kehormatan untuk mengeluarkan pendapatnya tentang thatarruf atau yang lebih poluler disebut ajaran yang beraliran fundamentalists atau extremist (keras). Dan dari sana beliau telah meluncurkan sebuah buku yang sangat popular dikalangan masyarakat Saudi yang berjudul “Alqhuluw Dairah Fil Irhab Wa Ifsad Almujtama”. Dari situ, mulailah pandangan dan pemikiran beliau tentang da’wah selalu mendapat sambutan dan penghargaan masyarakat luas. Pada tg 11/11/1424 H, beliau mendapat kesempatan untuk memberikan ceramah di hadapan wakil raja Amir Abdullah bin Abdul Aziz yang isinya beliau selalu menggaris-bawahi akan usaha menyatukan suara ulama dan menjalin persatuan dan kesatuan da’wah.
Di samping tugas beliau sebagai da’i, pengajar, pembibing, dosen, penceramah dan segala bentuk kegiatan yang bermanfaat bagi agama, beliau juga seorang pujangga besar dan penulis unggul. Tidak kurang dari 100 buku yang telah dikarangnya, semuanya beredar di seluruh dunia. Tidak sedikit dari kitab-kitab beliau yang beredar telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris, Prancis, Urdu, Indonesia dll. Mafahim Yujibu an-Tusahhah (Konsep-konsep yang perlu diluruskan) adalah salah satu kitab karya Sayyid Muhammad, red.) bersinar layaknya suatu kemilau mutiara.
Inilah seorang manusia yang menantang rekan-rekan senegaranya, kaum Salafi-Wahhabi, dan membuktikan kesalahan doktrin-doktrin mereka dengan menggunakan sumber-sumber dalil mereka. Untuk keberanian intelektualnya ini, Sayyid Muhammad dikucilkan oleh ‘rumah Najd’ dan dituduh sebagai “seorang yang sesat”. Beliau pun dicekal dari kedudukannya sebagai pengajar di Haram (yaitu di Masjidil Haram, Makkah, red.). Kitab-kitab karya beliau dilarang, bahkan kedudukan beliau sebagai professor di Umm ul-Qura pun dicabut. Beliau ditangkap dan passport-nya ditahan. Namun, dalam menghadapi semua hal tersebut, Sayyid Muhammad sama sekali tidak menunjukkan kepahitan dan keluh kesah. Beliau tak pernah menggunakan akal dan intelektualitasnya dalam amarah, melainkan menyalurkannya untuk memperkuat orang lain dengan ilmu (pengetahuan) dan tasawwuf. Saat kaum Salafi-Wahhabi mendiskreditkan beliau, beliau pun menulis lebih banyak buku dan mendirikan Zawiyyah beliau sendiri yang menjadi “United Nations” (Perserikatan Bangsa- Bangsa) dari para ‘Ulama.

Akhirnya, protes dari dunia Muslim memaksa kaum Salafi-Wahhabi untuk menghentikan usaha mereka mem-peti es-kan sang ‘alim kontemporer’ yang paling terkenal dalam mazhab Maliki ini. Beberapa di antara mereka bahkan mulai mendukung beliau. Kedengkian mereka sebenarnya didorong oleh fakta bahwa Sayyid Muhammad al-Maliki jauh lebih unggul untuk dijadikan tandingan mereka. Dengan sendirian saja, beliau mengambil Islam Sunni dari klaim tangan-tangan Neo-Khawarij Salafi-Wahhabi dan menempatkannya kembali ke tangan mayoritas ummat ini. Melalui berbagai karya-karyanya yang menonjol, beliau menyuntikkan kepercayaan diri yang amat dibutuhkan dalam perdebatan saat kaum jahil yang mengandalkan ijtihad pribadi mulai meracuni pemikiran umat Islam.
Beliau Wafat

Jumat 15 Ramadhan, Makkah dan dunia Islam menangis. Setelah azan subuh dikumandangkan dan sholat subuh didirikan di Masjidil Haram- Makkah, tersiarlah berita bahwa Sayyid Mohammad bin Alwi Almaliki, wafat. Beliau meninggal sekitar pukul 6 pagi di salah satu rumah sakit di Makkah, setelah beberapa jam saja berjuang melawan penyakit yang datang secara mendadak. Berita itu membuat cukup kabut keluarga, murid-muridnya, dan masyarakat Makkah yang tengah menunggu kepulihan kembali kesehatan beliau. Tapi sebaliknya berita yang didengar adalah wafatnya beliau. Ini benar-benar yang membuat mereka menjadi kalang kabut.
Begitu mendengar berita duka dari mulut ke mulut, ribuan masyarakat pencinta beliau panik. Mereka kalang-kabut dan berbondong-bondong menyerbu rumah kediaman beliau untuk menyaksikan kebenaran wafatnya beliau yang secara mendadak. Karena mereka hampir tidak percaya dengan berita itu. Suasana pun tambah panik lagi pagi itu setelah jasad Almarhum dibawa dari rumah sakit ke rumah beliau.
Ribuan orang berduyun-duyun ke rumah beliau ingin menyaksikan jenazah Almarhum secara langsung. Kepanikan warga Makkah itu membuat macet lalu-lintas. Jalan menuju Hay al Rashifah, rumah kediaman beliau, dipadati kendaraan dan manusia.
Beberapa jam sebelum kepulangan beliau ke rahmatullah, tidak sedikit masyarakat dan santri datang seperti biasa ke rumahnya di hay Rashifah Makkah untuk mendengarkan wejangan dan ceramah Ramadhan yang biasa di berikan setiap hari usai sholat tarawih. Mereka semua mendunggu ceramah dan nafahat ramadhaniyah khususnya ceramah tentang perang Badar yang dijanjikan beliau akan diutarakannya pada pertengahan bulan yang suci Ramadhan.
Akan tetapi Allah telah merencanakan kematian beliau di hari itu yang tidak bisa ditolak oleh siapapun. Pada saat itu Sayyid Mohammad bin Alwi al Maliki mendapatkan serangan jantung secara mendadak dan segera dibawa kerumah sakit. Hanya beberapa jam saja beliau tinggal di rumah sakit dan dengan kesedihan yang dalam diberitakan beliau telah menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Beliau wafat hari jumat tgl 15 ramadhan 1425 H ( 2004 M) dan dimakamkan di pemakaman Al-Ma’la disamping makam istri Rasulallah Saw. Khadijah binti Khuailid Ra. dengan meninggalkan 6 putra, Ahmad, Abdullah, Alawi, Ali, al- Hasan dan al-Husen dan beberapa putri-putri yang tidak bisa disebut satu persatu disini.

Dan yang menyaksikan pemakaman beliau hampir seluruh umat muslimin yang berada di Makkah pada saat itu termasuk para pejabat, ulama, para santri yang datang dari seluruh pelosok negeri, baik dari luar Makkah atau dari luar negeri. Semuanya menyaksikan hari terakhir beliau sebelum disemayamkan, setelah disholatkan di Masjidil Haram ba’da sholat isya yang dihadiri oleh tidak kurang dari sejuta manusia. Begitu pula selama tiga hari tiga malam rumahnya terbuka bagi ribuan orang yang ingin mengucapkan belasungkawa dan melakukan `aza’. Dan di hari terakhir `Aza, wakil Raja Saudi, Amir Abdullah bin Abdul Aziz dan Amir Sultan datang ke rumah beliau untuk memberikan sambutan belasungkawa dan mengucapkan selamat tinggal kepada pemimpin agama yang tidak bisa dilupakan umat. Ketika jenazah Sayyid Muhammad Al Maliki hendak dishalatkan di Masjidil Haram, ribuan warga kota Mekkah bergantian menggusung jenazahnya. Dikabarkan toko-toko di sekitar Masjidil Haram yang dilewati jenazah mematikan lampu sebagai tanda dukacita. Kebesaran keluarga Al Maliki, bukan hanya di Indonesia, tapi juga di negara-negara Afrika, Mesir, dan Asia Tenggara. Jadi tidak heran dengan meninggalnya Sayyid Muhammad Al Maliki umat Islam telah kehilangan satu ulama yang telah mengoreskan tinta sejarah perjuangan menegakkan kalimat tauhid di muka bumi ini yang menjadi tauladan buat kita semua.

Selamat tinggal ayah yang berhati baik. Selamat tinggal sosok tubuh yang pernah menanamkan hikmah, ilmu, teladan dihati hati kami. Selamat tinggal pemimpin umat yang tak bisa kami lupakan dalam pendiriannya dan keikhlasannya. Selamat tinggal pahlawan yang jujur, ikhlas dalam amal dan perbuatanya. Selamat jalan… selamat jalan,.. kebaikan dan kemulyaan kamu telah meliputimu semasa hidupmu dan disaat wafatmu. Kamu telah hidupi hari hari mu didunia dengan mulia, dan sekarang kamu telah terima imbalannya disaat wafatmu pula dengan mulia. Jika sekarang kita telah berpisah untuk sementara, maka kami pasti akan menyusulmu Insya Allah dan kita pasti akan bertemu dan berkumpul kembali.
Murid Beliau di Indonesia

Sayid Muhammad Al Maliki mendirikan tidak kurang 30 buah pesantren dan sekolah di Asia Tenggara. Karangannya mencapai puluhan kitab mengenai usuluddin, syariah, fikih dan sejarah Nabi Muhammad. Ia mendapat gelar profesor dari Universitas Al-Azhar pada tanggal 6 Mei 2000. Ratusan murid yang menampa pendidikan di pesantrennya, biaya makan dan pemondokan ditanggungnya, alias gratis.

Menurut Habib Abdurahman A Basurrah, wakil sekjen Rabithah Alawiyah yang lama mukim di Arab Saudi, di Indonesia di antara murid-murid Al-Maliki banyak yang menjadi ulama terkenal dan pendiri dari berbagai pesantren. Murid-muridnya itu antara lain Habib Abdulkadir Alhadad, pengurus Al-Hawi di Condet, Jakarta Timur; Habib Hud Baqir Alatas pimpinan majelis taklim As-Shalafiah; Habib Saleh bin Muhammad Alhabsji; Habib Naqib Bin Syechbubakar yang memimpin majelis taklim di Bekasi; Novel Abdullah Alkaff
yang membuka pesantren di Parangkuda, Sukabumi.
Di antara ulama Betawi lainnya yang pernah menimba ilmu di Makkah adalah KH Abdurahman Nawi, yang kini memiliki tiga buah madrasah/pesantren masing-masing di Tebet, Jakarta Timur, dan dua di Depok. Masih belasan pesantren dan madrasah di Indonesia yang pendirinya adalah alumni dari Al-Maliki. Seperti KH Ihya Ulumuddin yang memiliki pesantren di Batu, Malang. Demikian pula Pesantren Riyadul Solihin di Ketapang (Probolinggo), dan Pondok Pesantren Genggong, juga di Probolinggo.
Karya-karya Beliau:

Aqidah

* Mafahim Yajib ‘an Tusahhah (read online)
* Manhaj al-Salaf fi Fahm al-Nusus
* Al-Tahzir min al-Takfir
* Huwa Allah
* Qul Hazihi Sabeeli
* Sharh ‘Aqidat al-‘Awam

Tafsir

* Zubdat al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an
* Wa Huwa bi al-Ufuq al-‘A’la
* Al-Qawa‘id al-Asasiyyah fi ‘Ulum al-Quran
* Hawl Khasa’is al-Quran

Hadits

* Al-Manhal al-Latif fi Usul al-Hadith al-Sharif
* Al-Qawa‘id al-Asasiyyah fi ‘Ilm Mustalah al-Hadith
* Fadl al-Muwatta wa Inayat al-Ummah al-Islamiyyah bihi
* Anwar al-Masalik fi al-Muqaranah bayn Riwayat al-Muwatta lil-Imam Malik

Sirah

* Muhammad(Sall Allahu ‘Alayhi Wa Sallam) al-Insan al-Kamil
* Tarikh al-Hawadith wa al-Ahwal al-Nabawiyyah
* ‘Urf al-T ‘arif bi al-Mawlid al-Sharif
* Al-Anwar al-Bahiyyah fi Isra wa M’iraj Khayr al-Bariyyah
* Al-Zakha’ir al-Muhammadiyyah
* Zikriyat wa Munasabat
* Al-Bushra fi Manaqib al-Sayyidah Khadijah al-Kubra

Ushul

* Al-Qawa‘id al-Asasiyyah fi Usul al-Fiqh
* Sharh Manzumat al-Waraqat fi Usul al-Fiqh
* Mafhum al-Tatawwur wa al-Tajdid fi al-Shari‘ah al-Islamiyyah

Fiqh

* Al-Risalah al-Islamiyyah Kamaluha wa Khuluduha wa ‘Alamiyyatuha
* Labbayk Allahumma Labbayk
* Al-Ziyarah al-Nabawiyyah bayn al-Shar‘iyyah wa al-Bid‘iyyah
* Shifa’ al-Fu’ad bi Ziyarat Khayr al-‘Ibad
* Hawl al-Ihtifal bi Zikra al-Mawlid al-Nabawi al-Sharif
* Al-Madh al-Nabawi bayn al-Ghuluww wa al-Ijhaf

Tasawwuf

* Shawariq al-Anwar min Ad‘iyat al-Sadah al-Akhyar
* Abwab al-Faraj
* Al-Mukhtar min Kalam al-Akhyar
* Al-Husun al-Mani‘ah
* Mukhtasar Shawariq al-Anwar

Lain-lain

* Fi Rihab al-Bayt al-Haram (Sejarah Kota Mekah)
* Al-Mustashriqun Bayn al-Insaf wa al-‘Asabiyyah (Study of Orientalism)
* Nazrat al-Islam ila al-Riyadah (Sports in Islam)
* Al-Qudwah al-Hasanah fi Manhaj al-Da‘wah ila Allah (Methods of Dawah)
* Ma La ‘Aynun Ra’at (Description of Paradise)
* Nizam al-Usrah fi al-Islam (Islam and Family)
* Al-Muslimun Bayn al-Waqi‘ wa al-Tajribah (Contemporary Muslim world)
* Kashf al-Ghumma (Virtues of helping fellow Muslims)
* Al-Dawah al-Islahiyyah (Call for Reform)
* Fi Sabil al-Huda wa al-Rashad (Collection of speeches)
* Sharaf al-Ummah al-Islamiyyah (Superiority of the Muslim Ummah)
* Usul al-Tarbiyah al-Nabawiyyah (Prophetic methods of education)
* Nur al-Nibras fi Asanid al-Jadd al-Sayyid Abbas (Set of Grandfather’s Ijazahs)
* Al-‘Uqud al-Lu’luiyyah fi al-Asanid al-Alawiyyah (Set of father’s Ijazahs)
* Al-Tali‘ al-Sa‘id al-Muntakhab min al-Musalsalat wa al-Asanid (Set of Ijazahs)
* Al-‘Iqd al-Farid al-Mukhtasar min al-Athbah wa al-Asanid (Set of Ijazahs)

[+/-] Ringkasan...

Sampainya Do'a Kepada Orang Yg Sudah Meninggal

Fadhilatusy Syaikh asy-Sya'raawi dalam himpunan fatwanya "al-Fatawa" mukasurat 201-202 menyatakan seperti berikut:-

  • Telah disebut oleh asy-Syaikh al-'Adawi rhm. dalam "Masyaariqul Anwaar" bahawasanya:- "Telah sepakat atas sampainya (pahala) sedekah kepada si mati. Tidak ada bezanya sama ada sedekah tersebut dilakukan jauh dari kubur si mati atau dekat. Dan demikian jugalah pada doa dan istighfar." Dan telah berkata al-Imam al-Qurthubi bahawa telah ijma` sekalian ulama atas sampainya (pahala) sedekah kepada orang-orang mati, dan demikian pula perkataannya pada bacaan al-Quran, doa dan istighfar yang dikuatkannya dengan hadis: " Dan setiap ma'ruf itu adalah sedekah". Demikian lagi dikuatkannya dengan hadis Junjungan s.a.w.: " Orang mati itu di dalam kuburnya seperti orang lemas yang meminta-minta pertolongan. Dia menunggu doa berhubungan dengannya daripada saudaranya atau sahabatnya, maka mendapat doa tersebut adalah lebih baik baginya dari dunia seisinya." Dan juga dalil atas sampainya pahala tadi ialah hadis Junjungan s.a.w.: "Sesiapa yang melalui perkuburan lalu membaca Suratul Ikhlash 11 kali, kemudian dihadiahkan pahalanya kepada orang-orang mati, dikurniakan pahala baginya sebanyak bilangan orang-orang mati tersebut." Adalah al-Imam Ahmad bin Hanbal berkata:- "Apabila kamu memasuki kawasan perkuburan, maka kamu bacalah al-Fatihah dan al-Mu`awwidzatain dan Suratul Ikhlash dan kamu jadikanlah pahala yang sedemikian itu buat ahli kubur tersebut, maka bahawasanya pahala tersebut sampai kepada mereka."
Tok Syaikh Daud al-Fathani pula dalam "Bughyatuth Thullab" juzuk 2 mukasurat 33 menulis:-
  • (Faedah) Telah datang daripada salaf bahawasanya barangsiapa membaca surah Qul Huwa Allahu Ahad sebelas kali dan dihadiahkan pahalanya bagi ahli kubur , diampun Allah ta`ala dosanya dengan sebilang-bilang orang yang mati di dalam kubur itu dan riwayat yang lain diberi akan dia pahala sebilang orang yang mati padanya.
Meh ramai-ramai hadiahkan pahala bacaan-bacaan tersebut untuk orang-orang Islam yang telah wafat. Mudah-mudahan bermanfaat buat kita dan mereka.....al-Fatihah.

Kelebihan Membaca Mawlid 4

Sidi Syatha menyambung:-


  • Telah berkata Sulthanul-'Arifin Jalaluddin as-Sayuthi dalam kitabnya berjodol "al-Wasaail fi syarhisy Syamaail":- "Tidak ada sebuah rumah atau masjid atau tempat yang dibacakan padanya Mawlidin Nabi s.a.w. melainkan akan dikitari/dikelilingi/diselubungi tempat itu oleh para malaikat akan ahli yang hadir di tempat tersebut serta diratai mereka oleh Allah dengan rahmat. Para malaikat yang diselubungi/diliputi/dikalungi cahaya iaitu Jibril, Mikail, Israfil, Qarbail, 'Aynail, ash-Shaafun, al-Haafun dan al-Karubiyyun, maka bahawasanya mereka berdoa bagi sesiapa yang menjadi sebab untuk pembacaan Mawlidin Nabi s.a.w. "
  • Imam as-Sayuthi berkata: "Tidak ada seseorang Islam yang diperbacakan dalam rumahnya akan Mawlidin Nabi s.a.w. melainkan diangkat Allah kemarau, wabak, kebakaran, malapetaka, bala bencana, kesengsaraan, permusuhan, hasad dengki, kejahatan 'ain (sihir pandangan) dan kecurian daripada ahli rumah tersebut, maka apabila dia mati, Allah akan mempermudahkan atasnya menjawab soalan Munkar dan Nakir dan adalah dia ditempatkan pada kedudukan as-Shidq di sisi Allah Raja yang Maha Berkuasa."
Mungkin ada yang bertanya kenapa ada orang baca mawlid tetapi masih menerima malapetaka dan bencana. Apa nak kata, hatta para Nabi pun mendapat musibah duniawi sebagai ujian daripada Allah s.w.t., kerana semuanya berlaku atas kehendak Allah semata-mata. Apa jua musibah duniawi adalah ringan berbanding musibah berbentuk maknawi. Keselamatan dari musibah maknawi ini yang diutamakan, biar rumah kita dicuri asalkan iman dan kesabaran serta tawakkal kita pada Allah tidak turut dicuri sama. Mungkin juga Allah belum menerima amalan kita, sehingga ianya tidak menjadi sebab mendapat rahmat Allah tersebut, oleh itu teruskan usaha dan tingkatkan amalan. Yakin kepada kemurahan Allah yang tiada terbatas dan carilah syafaat daripada Junjungan s.a.w.

Kelebihan Membaca Mawlid 3


Seterusnya:-
  • Telah berkata Syaikh as-Sirri as-Saqathi:- "Sesiapa yang mengqasadkan sesuatu tempat yang dibaca padanya Mawlidin Nabi s.a.w., maka telah dia telah mengqasadkan satu taman dari taman-taman syurga kerana tidaklah dia mengqasadkan tempat demikian selain daripada kecintaannya kepada ar-Rasul s.a.w. Dan telah bersabda Nabi a.s.: "Sesiapa yang mencintaiku adalah dia bersamaku dalam syurga."
Begitulah ikhwah Sunniyyun Syafi`iyyun, qasad itu berupa pemergian ke tempat mawlid atau juga bermaksud membuat mawlid. Kenapa kita buat mawlid ? Jawapan bagi soalan ini adalah qasadnya kita. Ada orang buat mawlid semata-mata menjalankan kebiasaan tradisi, ada yang buat hanya semata-mata hendak membesarkan Junjungan kerana tidakkah Allah telah berfirman: "Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu.", maka seseorang itu diganjari berdasarkan kepada niat dan qasadnya. Jom buat mawlid, hadir mawlid, hayati mawlid, demi membesarkan Junjungan s.a.w.

Kelebihan Membaca Mawlid 2

elebihan Membaca Mawlid 2

Seterusnya Sidi Syatha dalam "I`anatuth-Tholibin" menyambung:-

  1. Dan telah berkata al-Imam al-Yafi`i al-Yamani (sesetengah kitab tersilap cetak di mana huruf "ya" berubah kepada "syin" menyebabkan perkataan ini dinisbahkan kepada Imam asy-Syafi`i):- "Sesiapa yang menghimpunkan untuk Mawlidin Nabi s.a.w. saudara-saudaranya, menyediakan makanan dan tempat serta berbuat ihsan sehingga menjadi sebab untuk pembacaan Mawlidir Rasul s.a.w., dia akan dibangkitkan Allah pada hari kiamat berserta dengan para shiddiqin, syuhada` dan sholihin serta dimasukkan dia ke dalam syurga-syurga yang penuh keni'matan."
Tentu ada ikhwah yang tertanya-tanya, kenapa para ulama ini begitu berani menyatakan kelebihan-kelebihan bermawlid dengan janji-janji nanti akan bersama para anbiya' dan dapat syurga tinggi, sedangkan mereka bukannya Nabi yang diutuskan yang menerima wahyu berhubung perkara ini. Jawapannya ikhwah kena faham kaedah bahasa 'Arab yang dibicarakan dalam ilmu ma`ani bab khabar dan insya`, kerana menurut kaedah ada jumlah yang nampaknya seperti khabariyyah yang membawa erti perkhabaran atau berita tetapi sebenarnya adalah insya-iyyah yakni menyatakan harapan atau keinginan seseorang, bahkan seolah-olah dia berdoa. Jadi makna perkataan ulama tersebut bukannya khabariyyah tetapi lebih kepada insya-iyyah dalam ertikata lain contohnya jika dikatakan "dapat syurga" maka ertinya " aku ingin atau berharap agar dia dimasukkan ke syurga". Hal begini yang menyebabkan ramai yang tak faham perkataan awliya sehingga berani menuduh para awliya` dan ulama memandai-mandai memberi jaminan yang bukan hak mereka. Begitu juga contohnya, Sidi Abdul Qadir al-Jilani pernah berkata: "Tiada orang Islam yang lalu melintasi pintu madrasahku melainkan akan diringankan daripadanya azab pada hari kiamat." - rujuk manaqibnya yang dikarang oleh Sayyidisy-Syaikh Ja'far al-Barzanji dengan jodol "al-Lujainud-Dani fi Manaqib asy-Syaikh 'Abdul Qaadir al-Jiilani". Para ulama memberikan berbagai tafsiran berhubung perkataan ini, dan antaranya ialah ini adalah jumlah insya-iyyah walaupun zahirnya berbentuk khabariyyah, justru ianya merujuk kepada harapan Sulthanul Awliya tersebut agar sesiapa yang pernah melintas pintu madrasahnya diberi keringanan azab pada hari kiamat. Oleh itu fahami betul-betul ilmu sebelum membuat apa-apa tuduhan terhadap para ulama yang 'amilin yang menjadi sandaran umat. Pelajari dan kuasai ilmu-ilmu alat sebaik para ulama dahulu dan mengikut kaedah bahasa yang terpakai pada zaman-zaman awal Islam dan bukannya kaedah bahasa 'Arab Qamus Munjid yang dikarang oleh orientalis. Ilmu nahwu, sharaf, balaghah, bayan, ma`ani, badi' dan lain-lain lagi perlulah betul-betul dikuasai sebelum nak memperlekehkan ulama yang telah mengabdikan seluruh hidupnya untuk ilmu dan dakwah. Walau apa pun, segala perkataan ulama tersebut adalah endorsement mereka untuk menggalakkan pembacaan mawlid Junjungan Nabi s.a.w. agar lidah dan telinga kita sentiasa menyebut dan mendengar nama Junjungan s.a.w. dan sirah serta kebesaran baginda, dan mudah-mudahan dengan lidah menyebut, telinga mendengar, turun kecintaan dalam hati sanubari kita. Inilah yang dikehendaki oleh ulama agar setiap umat cinta dan kasih serta faham kebesaran dan sirah perjuangan Junjungan s.a.w. untuk diagungkan dan dicontohi. Mudah-mudahan Allah merahmati ulama kita sekaliannya.......al-Fatihah.

Kelebihan Membaca Mawlid 1


Sayyidisy-Syaikh Abu Bakar Syatha ad-Dimyathi dalam kitabnya "I`anatuth-Tholibin" jilid 3 mukasurat 414 menyatakan antara lain:-
  1. Telah berkata Imam al-Hasan al-Bashri qaddasaAllahu sirrah: "Aku kasih jika ada bagiku seumpama gunung Uhud emas untuk kunafkahkan atas pembacaan mawlid ar-Rasul."
  2. Telah berkata Imam al-Junaidi al-Baghdadi rhm.: "Sesiapa yang hadir mawlid ar-Rasul dan membesarkan kadar baginda, maka telah berjayalah dia dengan iman."
  3. Telah berkata Syaikh Ma'ruuf al-Karkhi qds.: "Sesiapa yang menyediakan untuk pembacaan mawlid ar-Rasul akan makanan, menghimpunkan saudara-saudaranya, menyalakan lampu-lampu, berpakaian baru, berwangi-wangian, berhias-hias, demi membesarkan mawlid Junjungan s.a.w., nescaya dia akan dihimpunkan oleh Allah ta`ala pada hari kiamat bersama-sama kumpulan pertama daripada para nabi dan jadilah dia berada pada setinggi-tinggi syurga. Dan sesiapa yang telah membaca mawlid ar-Rasul s.a.w. ke atas dirham-dirham perak atau emas, dan mencampurkannya bersama dirham-dirham lain, jatuhlah padanya keberkatan dan tidaklah papa si empunyanya serta tidak akan kosong tangannya dengan berkat mawlid ar-Rasul s.a.w."
Begitulah ikhwah, buat pendahuluan perkataan 3 orang ulama dan waliyUllah besar berhubung kelebihan bermawlid dan membaca mawlid, sebagaimana dinukilkan oleh ulama besar kita yang jadi ikutan dalam mazhab (i.e. ikutan orang yang bermazhab, yang tidak bermazhab tentu tak ikut). Nak pakai,pakai, tak nak pakai ikut mu le, tapi aku pakai kerana aku Sunniyyun Syafi`iyyun. Jom mawlid.

Wahabi Juga Merayakan Haul

Peringatan Maulid Versi Wahabi

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمدلله رب العالمين, مكون الأكوان, مدبر الأزمان, الموجود أزلا وأبدا بلاكيف ولاجهة ولامكان , والصلاة والسلام على محمد سيد الأنبياء والمرسلين, وعلى ءاله الطاهرين وصحابته الطيبين, اما بعد
muhammad-bin-abdul-wahabSelama ini kaum SAWAH (Salafy Wahabi) cuma bisa meributkan dan mempermasalahkan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dilakukan oleh sebagian besar Umat Muslimin Ahlus Sunnah Waljamaah di seluruh dunia. Perdebatan ini sampai menimbulkan pertentangan dikarenakan kaum SAWAH yang tetap ngeyel dengan pendiriannya untuk Membid’ahkan dan Menganggap Sesat orang yang merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW. Na’udzubillahi Min Dzalik.
Tak dipungkiri lagi, asal pemahaman Wahabi (yang kini terkenal dengan faham Salafy) tak bisa lepas dari Tokoh siapa lagi kalau bukan Muhammad Ibn Abdul Wahhab An-Najedi. Faham Wahabi yang “berkembang biak” di Saudi kini juga telah menjalar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Mereka bersemangat dengan slogan-nya, Menegakkan Al-Qur’an dan Sunnah, Kembali ke Manhaj Salaf, Tinggalkan TBC (Takhayul Bid’ah Khurafat).
Tapi tahukah anda? Para Ulama Wahabi Saudi juga melakukan Bid’ah yang sungguh-sungguh nyata Bid’ah! Mereka tak merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW tapi merayakan Pekan Muhammad Ibn Abdul Wahhab! Macam mana Pula ini? ^_^
Program ini diadakan di Riyadh, Saudi Arabia di bawah kelolaan University Islam (ala za’mihi) Muhammad Ibn Sa’ud Al-Islamiyah. Program yang berslogankan perayaan menyambut ” Pekan Muhammad Abdul Wahhab” ini diadakan selama seminggu bertujuan mengagungkan Muhammad Abdul Wahhab yang digelari sebagai Mujaddid oleh mereka. Golongan al-Wahhabiyah di Saudi ini mengundang sebanyak 150 peserta dari Saudi sendiri dan Luar Saudi.

Perayaan tersebut di resmikan oleh Amir Sulaiman Bin Abdul Aziz, Pemimpin di bumi Riyadh, perayaan yang meriah itu dihadiri oleh penduduk dari berbagai daerah, diantaranya pengajar-pengajar khusus kerajaan saudi, tenaga pengajar di universitas, dan tidak lupa juga mereka menjaring hadirin dari kalangan pelajar-pelajar. Para peserta yang hadir diberikan upah atau sumbangan karana memuji dan mengagungkan Muhammad Abdul Wahhab. Amat miris sekali mereka dibeli dengan harga yang murah, sehingga sanggup menggadaikan agama tercinta kepada rezim Al-wahhabiyah. Muktamar besar-besaran ini di adakan di dalam dewan besar Malik Faishal. Majelis ini dimeriahkan juga dengan kehadiran “Mufti wahhabiyah”, Abdul Aziz Bin Baz, yang merangkap sebagai ketua Am bagi Pejabat Al-Buhuts Al-Ilmiyyah Wal-ifta’ wad-dakwah wal-irsyad (ala-za’mihim) yang diiringi oleh Hasan Bin Abdullah Ali Syeikh, Menteri Pengajian Tinggi..
Para pembentang pada Program tersebut :
1.Ahmad Bin Abdul Aziz Ali Mubarak
2.At-Thuhami Naqirah
3.Muhammad bin Ahmad Al-’Aqily
4.Abdul Hafidz Abd ‘al
5.Yusuf Jasim Al-Hajjy
6.Ahmad Zubarah
7.Mahmud Syit Khattab
8.Amid Al-Jasir
9.Abdullah Utsaimin
10.Ismail Muhammad Al-Anshoriy
11.Muhamad Yusuf
12.Mana’ Khalil al-Qatthan
13.Soleh Bin Abdul Rahman Al-Athram
14.Abdullah Bin Saad Ar-Ruwaishid
15.Syiajuddin KakalKhail
16.Abdullah Abdul Majid
17.Al-Ghazali Khalil ‘Aid
18.Ali Abdul Halim Mahmud
19.Ahmad Abduh Nasyir
20.Muhammad Fathi Othman
21.Abdul Wahhab Ibrahim Abu Sulaiman
22.Muhammad Yusuf
23.Abdul Rahman Umairah
24.Abdul Karim Khatib
25.Muhammad Nasib Al-rifa’iy
26.Muhammad Muhammad Husain
27.Muhammad Abdul Rahman.
28.Soleh Auzjany
29.Abdul Bari Abdul Baqiy
30.Muhammad Salam Madkur
31.Abdul Fattah Muqallidil Ghunaimiy
32.Wahbah Zuhaily
33.Ismail Ahmad
34.Anwarul Jundiy
35.Abdul Halim Uwais
36.’Athiah Muhammad Salim
37.Mushtofa Muhammad Mas’ud
38.Muhammad Al-Sa’iid Jamaluddin
39.Najih ahyad Abdullah
40.Abdul Qudwas Al-Anshory
Kesimpulan :
Kata Wahabi : Cinta kepada Rasulullah Sollahu ‘alaihi Wassallam tidak boleh, Mengagungkan Nabi Muhammad Sollallahu ‘Alaihi Wasallam tidak boleh, Ikut Imam Syafie tidak boleh, Ikut Imam 4 mazdhab tidak boleh, Menyambut Maulidurrasul dianggap bid’ah, ditambah lagi pelakunya layak dimasukkan ke dalam neraka, tetapi kalau merayakan Pekan Muhammad Abdul Wahhab?…. tidak bida’ah!. Mencintai dan mengagungkan Muhammad Abdul Wahhab?.. tidak Bid’ah, taklid & ta’asub kepada Muhammad Abdul wahhab?….tidak bid’ah.. Na’udzubillahi min dzalik!.
Sebenarnya golongan WAHABI ini tidak mencintai Nabi Muhammad SAW, bahkan wahhabiyah ini membenci habibuna Mushtofa Muhammad Sollallahu ‘Alaihi Wasalllam…
AKU BERSAKSI BAHWA TIADA TUHAN SELAIN ALLAH DAN AKU BERSAKSI BAHWA MUHAMMAD SAW ITU UTUSAN ALLAH.
MUHAMMAD SAW BIN ABDULLAH ADALAH NABIKU, BUKAN MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB. (AWAS JANGAN SALAH!!!!!)
Wallahua’lam

Muhammad bin Abdul Wahhab Bolehkan Yasinan di Kuburan




wahabi yasinanMuhammad bin Abdul Wahhab, pendiri sekte wahabi dalam kitabnya “AHKAM TAMANNIL AL MAUT” Halaman 75 , mengatakan: apa yang memberi pengertian bahwa bisa sampainya pahala amal ibadah dari orang hidup untuk orang-orang mati termasuk dengan bacaan al-qur’an, ketika ia mengatakan dalam kitab tersebut:
[ محمد بن عبدالوهاب ]
ذكر محمد بن عبد الوهاب في كتابه أحكام تمني الموت [ ص75 ] مايفيد وصول ثواب الأعمال من الأحياء إلى الأموات ومن ضمنها قراءة القران للأموات حيث ذكر:
وأخرج سعد الزنجاني عن أبي هريرة مرفوعا من دخل المقابر ثم قرأ فاتحة الكتاب وقل هو الله أحد والهاكم التكاثر ثم قال أني جعلت ثواب ما قرأت من كلامك لأهل المقابر من المؤمنين والمؤمنات كانوا شفعاء له إلى الله تعالى
وأخرج عبد العزيز صاحب الخلال بسنده عن أنس مرفوعا من دخل المقابر فقرأ يس خفف الله عنهم وكان له بعدد من فيها حسنات
انتهى
Sa’ad Azzanjani meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah RA dengan hadits marfu’:
BARANG SIAPA MEMASUKI PEKUBURAN KEMUDIAN MEMBACA FATIHAH,QUL HUWALLOHU AHAD,ALHA KUM ATTAKATSUR KEMUDIAN DIA BERKATA: YA ALLAH AKU MENJADIKAN PAHALA BACAAN KALAMMU INI  UNTUK AHLI KUBUR DARI ORANG-ORANG MU’MIN,MAKA AHLI KUBUR ITU AKAN MENJADI PENOLONGNYA NANTI DI HADAPAN ALLAH SWT…..
Abdul Azizi Shahib Al-kholllal meriwayatkan dengan sanadnya dari Anas dalam hadits  marfu’:
NABI SAW BERSABDA:
BARANGSIAPA YANG MEMASUKI PEKUBURAN KEMUDIAN DIA MEMBACA YASIN, MAKA ALLAH AKAN MERINGANKAN SIKSAAN MEREKA,DAN DIA AKAN MENDAPATKAN PAHALA AHLI KUBUR TERSEBUT…...
Selesai

Tanya Jawab dengan Habib Lutfhi bin Yahya

 
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya pernah membaca buku yang menyatakan sesatnya tarekat dan mengharamkan membaca sholawat. Saya bingung, bagaimana mungkin sebuah komunitas zikir disebut sesat. Alasannya, tak ada tuntunan Rasulullah. Saya semakin bingung lagi. Pertanyaan saya, begitu sempitkah ajaran Islam itu sehingga semuanya harus mengikuti Rasulullah? Menurut saya, tarekat juga membaca wirid yang diajarkan Rasulullah. Dan menurut sebuah hadist, Allah swt dan malaikat pun bersholawat kepada Rasulullah saw. Hanya karena dikelompokkan dan kemudian berzikir secara bersamaan dalam sebuah kelompok disebut sesat dan bid’ah? Mohon penjelasan, apa batasan bid’ah itu? Apakah juga untuk semua hal, termasuk wirid secara bersama-sama? Terima kasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Jabir Ibnu Hayyan
Jawaban:
Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Islam adalah agama yang universal. Ini dapat dibuktikan dengan keuniversalan Al-Qur’an. Orang yang mempelajari Al-Qur’an atas dasar keuniversalannya justru akan selalu melihat bahwa manusia perlu dimodernisasikan. Untuk itu paling tidak diperlukan dan dibekali ilmu yang cukup dalam mempelajari Al-Qur’an.
Islam itu luwes. Sebab kejadian yang tidak terjadi di zaman Rasulullah bisa saja terjadi di zaman para sahabat. Demikian pula, kejadian yang tidak terjadi di zaman sahabat, bisa terjadi di zaman tabi’in yaitu orang-orang yang hidup pada generasi setelah para sahabat Nabi (saw), dan begitupun seterusnya.
Mestinya para ulama itu dapat memberikan jawaban sesuai dengan generasinya karena adanya sebuah perkembangan zaman. Namun itu bukan berarti bahwa Al-Qur’an tidak bisa menjawab persoalan. Al-Qur’an siap menjawab persoalan sepanjang masa. Tapi siapakah yang sanggup memberi penjelasan jika tanpa dibekali ilmu Al-Qur’an yang cukup.
Misalnya saja, pada zaman Rasulullah, pencangkokan mata, ginjal dan sebagainya belum terjadi. Namun, kemungkinan ilmu-ilmu untuk mencangkok sudah ada. Tapi peristiwa itu secara syariat di zaman Rasul belum ada. Mungkin saja terjadi di suatu zaman, contohnya ada seseorang memerlukan kornea mata, dan ahli medis siap untuk melakukannya sebagai sebuah ikhtiar. Untuk orang yang bersangkutan, apakah ini tidak dibenarkan?
Untuk masalah zikir, siapa yang bilang tidak ada ajaran tentang zikir dari Rasulullah. Misalnya, satu Hadist Qudsi -Hadist yang diyakini sebagai firman Allah, bukan ucapan Nabi (saw)- menyebutkan, diriwayatkan oleh Imam Ali Ridha, “Kalimat La ilaha Illallah itu benteng-Ku. Barang siapa mengucapkan kalimat La ilaha Illallah berarti orang itu masuk ke dalam pengayoman-Ku (dalam benteng-Ku). Dan barang siapa yang masuk ke dalam benteng-Ku, berarti amanlah mereka dari siksa-Ku.” Apakah ini tidak bisa dianggap sebagai tuntunan?
Selanjutnya, mohon maaf, sebelum Anda ikut-ikutan mengatakan bahwa tarekat itu sesuatu yang bid’ah, ada baiknya Anda mempelajari dulu perihal tarekat. Setelah itu melaksanakan ajaran dalam tarekat tersebut dalam kehidupan Anda sehari-hari. Jadi bukan hanya bersumberkan pada pertanyaan tadi. Lebih dari itu, melaksanakan tarekat sesuai ajaran dan kaidah yang ada dalam tarekat. Nanti Anda akan langsung mengetahui, termasuk siapa ulama-ulama itu, tepat atau tidak bila seorang ulama itu telah mengatakannya sebagai bid’ah. Apakah sejauh itu prasangka kita pada ulama-ulama? Seolah-olah ulama-ulama itu tidak mengerti dosa, dan hanya kita sendiri yang mengerti bid’ah?
Harap diingat, melihat figur jangan sampai dijadikan ukuran. Sebab sebuah figur belum merupakan orang yang alim. Makanya syarat orang yang mengikuti tarekat itu, haruslah mengetahui arkan al-iman (rukun iman) dan Islam. Mengetahui batalnya shalat, rukun shalat, rukun wudhu, batalnya wudhu, dan sebagainya. Juga mengetahui sifat-sifat Allah yang wajib dan yang jaiz, juga tahu sifat para rasul, membedakan barang halal dan haram.
Setelah itu baru dipersilahkan mengikuti tarekat. Itulah dasar kita masuk tarekat. Bukan suatu yang bersifat ikut-ikutan. Sedangkan orang yang masuk terkadang tertarik oleh sebuah ritus, termasuk mendekatkan diri pada ulama. Tetapi di dalam dirinya masih ada banyak kekurangan, sehingga apa yang sebenarnya bukan merupakan ajaran sebuah tarekat, terpaksa dilakukan. Seperti, kita menjalankan tarekatnya namun justru meninggalkan yang wajib. Sekali lagi harus diingat, tarekat adalah buah shalat. Bukan sebaliknya.
Sumber: Majalah Alkisah

Suluk Syekh Jangkung


Sebelum ke Suluknya ada baiknya kita ketahui siapa itu Syeikh Jangkung, beliau bernama asli Saridin, termasuk para pemerhati sufi. Bila ingin melihat jejak masa lalu, silakan mengunjungi makamnya yang terletak di Desa Landoh, Kecamatan Kayen yang berjarak sekitar 17 kilometer dari Kota Pati menuju Kabupaten Purwodadi. Untuk mencapai lokasi, pengunjung harus melewati jalan perkampungan yang sudah beraspal.
Setiap hari Jumat, makam tersebut dipadati pengunjung dari sejumlah daerah di tanah air, seperti dari Jateng, Jatim, Jabar, dan Sumatera. Bahkan, ada pengunjung yang berasal dari Negara Malaysia dan Singapura.
Upacara haul (hari lahir) dilaksanakan setiap tanggal 14 dan 15 bulan Rajab yang dimulai dengan upacara ganti kelambu, pengajian, dan pasar malam.
Menurut sejarahnya, Saridin

Kumpulan Mahalul Qiyam MP3

Al Quran Online