Kami tidak lebih hanya para musafir kecil. Berjalan Keluar masuk melewati jalan-jalan di belantara mazhab. Di sini berhati-hatilah, siapa saja bisa tersesat dan berputar-putar dalam kesia-siaan. Banyak papan nama, baik yang baru dipasang atau yang sudah lama ada. Memilih jalan ini begitu mudah dan bahkan membanggakan bagi siapa saja yang tidak teliti. Akhirnya yang kami pilih adalah jalan dengan 'papan nama' yang sudah ada sejak lama. Inilah jalan kami, jalan ahlu al-sunnah wa al-jama'ah, jalan konservative, jalannya para pendahulu yang telah merintis dan menempuh jalan estafet dari Rasulullah SAW. Adapun jalan dengan papan nama yang baru dipasang kami ucapkan selamat tinggal. Biarkan kami memilih jalan ini, jalan tradisi Islam turun temurun yang sambung menyambung sanad: murid dari guru, dari guru, dari guru.... dari salafuna Shalih, dari tabi'ut tabi'in, dari tabi'in, dari sahabat, dari rasulullah Saw.
Inilah jalan kami.... Ahlussunnah Waljama'ah


HUKUM TAHLILAN (KENDURI ARWAH - SELAMATAN KEMATIAN ) MENURUT MADZHAB IMAM SYAFI’I

MUQADDIMAH بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ Masyarakat muslim Indonesia adalah mayoritas penganut madzhab Imam Syafi’i atau biasa disebut sebagai Syafi’iyah (penganut Madzhab Syafi’i). Namun, sebagain lainnya ada yang tidak bermadzhab Syafi’i. Di Indonesia, Tahlilan banyak dilakukan oleh penganut Syafi’iyah walaupun yang lainnya pun ada juga yang melakukannya. Tentunya tahlilan bukan sekedar kegiatan yang tidak memiliki dasar dalam syariat Islam, bahkan kalau ditelusuri dan dikaji secara lebih mendalam secara satu persatu amalan-amalan yang ada dalam tahlilan maka tidak ada yang bertentangan dengan hukum Islam, sebaliknya semuanya merupakan amalah sunnah yang diamalkan secara bersama-sama. Oleh karena itu, ulama seperti walisongo dalam menyebarkan Islam sangatlah bijaksana dan lihai sehingga Islam hadir di Indonesia dengan tanpa anarkis dan frontal, salah satu buahnya sekaligus kelihaian dari para ulama walisongo adalah diperkenalkannya kegiatan tahlilan dengan sangat bijaksana. Tahlilan, sebagian kaum Muslimin menyebutnya dengan “majelis tahlil”, “selamatan kematian”, “kenduri arwah” dan lain sebagainya. Apapun itu, pada dasarnya tahlilan adalah sebutan untuk sebuah kegiatan dzikir dan bermunajat kepada Allah Subhanahu wa Ta’alaa. Yang mana didalamnya berisi kalimat-kalimat thayyibah, tahmid, takbir, tasybih hingga shalawat, do’a dan permohonan ampunan untuk orang yang meninggal dunia, pembacaan al-Qur’an untuk yang meninggal dunia dan yang lainnya. Semua ini merupakan amaliyah yang tidak ada yang bertentangan dengan syariat Islam bahkan merupakan amaliyah yang memang dianjurkan untuk memperbanyaknya. Istilah tahlilan sendiri diambil dari mashdar dari fi’il madzi “Hallalla – Yuhallilu – Tahlilan”, yang bermakna membaca kalimat Laa Ilaaha Ilaallah. Dari sini kemudian kegiatan merahmati mayyit ini di namakan tahlilan karena kalimat thayyibah tersebut banyak dibaca didalamnya dan juga penamaan seperti ini sebagaimana penamaan shalat sunnah tasbih, dimana bacaan tasbih dalam shalat tersebut dibaca dengan jumlah yang banyak (300 kali), sesuai dengan tuntunan Rasulullah. Namun, masing-masing tempat kadang memiliki sebutan tersendiri yang esensinya sebenarnya sama, sehingga ada yang menyebutnya sebagai “Majelis Tahlil”, “Selamatan Kematian”, “Yasinan” (karena dimulai dengan pembacaaan Yasiin), “Kenduri Arwah”, “Tahlil”, dan lain sebagainya. Tahlilan sudah ada sejak dahulu, di Indonesia pun atau Nusantara pun tahlilan sudah ada jauh sebelum munculnya aliran yang kontra, yang mana tahlilan di Indonesia di prakarsai oleh para ulama seperti walisongo dan para da’i penyebar Islam lainnya. Tahlilan sebagai warisan walisongo terus di laksanakan oleh masyarakat muslim hingga masa kini bersamaan dengan sikap kontra segelintir kaum muslimin yang memang muncul di era-era dibelakangan. Dalam bahasan ini setidaknya ada beberapa hal pokok dalam tahlilan yang harus dipaparkan sebab kadang sering dipermasalah. Untuk mempermudah memahami masalah ini yakni amaliyah-amaliyah masyru’ yang terdapat dalam tahlilan (kenduri arwah) maka bisa di rincikan sebagai berikut : I. DO’A UNTUK ORANG MATI II. SHADAQAH UNTUK ORANG MATI III. QIRA’ATUL QUR’AN UNTUK ORANG MATI PERMASALAHAN QAUL MASYHUR HILANGNYA PERSELISIHAN DAN PENERAPAN DALAM TAHLILAN IV. JAMUAN MAKAN PADA PERKUMPULAN KEGIATAN TAHLIL PENJELASAN TERKAIT HADITS KELUARGA JA’FAR PENJELASAN TERKAIT HADITS JARIR BIN ABDULLAH Haramnya Niyahah dan Pengertian Niyahah V. SEJAK DAHULU KALA DAN TERJADI DI MAKKAH JUGA MADINAH VI. PENGHARAMAN TAHLILAN DILUAR AKAL SEHAT Niyahah Versus Tahlilan Bolehnya Menangisi Mayyit Ma’tam Versus Tahlilan (Kenduri Arwah) VII. PENTING : TIDAK SETIAP BID’AH DIHUKUMI HARAM (BID’AH BUKAN HUKUM) LANJUT MASALAH BID’AH Pendefinisian Bid’ah VIII. PENTING : ALIRAN WAHABI SEBAGAI BID’AH MUHARRAMAH IIX. BEBERAPA KOMENTAR ULAMA al-Mughni lil-Imam Ibnu Qudamah al-Hanbali Al-Furu’ wa Tashhih al-Furu’, Imam Ibnu Muflah al-Maqdisi Al-Inshaf fiy Ma’rifatir Rajih minal Khilaf, Imam ‘Alauddin al-Mardawi Al-‘Uddah syarh al-‘Umdah, Imam Abdurrahman bin Ibrahim al-Maqdisi al-Hanbali Zadul Mustaqni’ fi Ikhtishar al-Muqna’, Imam Syarifuddin Musa al-Hajawi Ar-Raudl al-Marbi’ syarh Zaad al-Mustaqni', Imam al-Bahuti al-Hanbali Al-Bahr ar-Raiq syarh Kanz ad-Daqaid, Imam Ibnu Najim al-Mishri al-Hanafi Muraqi al-Falah syarh Matn Nur al-Idlah, Imam Hasan bin ‘Ammar al-Mishri al-Hanafi Al-Fiqhu ‘alaa Madzahibil Arba’ah, Syaikh Abdurrahman al-Jaziri Tuhfatul Ahwadzi bisyarhi Jami’ at-Turmidzi, Syaikh Abul ‘Alaa al-Mubarakfuri Mirqatul Mafaatiih syarh Misykah al-Mashaabih, al-Mulla 'Ali al-Qarii Madzhab Zaidiyyah (Madzhab Yang Lebih Dekat Ke 4 Madzhab) - Naylul Awthaar, Imam Muhammad bin 'Ali asy-Syawkani - Subulus Salaam, al-Amir ‘Izzuddin Ash-Shan’ani IX. FATWA IBNU TAIMIYAH DAN IBNUL QAYYIM AL-JAUZIYYAH QS. an-Najm Ayat 39 dan Hadits Terputusnya Amal Hukum Keluarga al-Marhum membaca al-Qur’an Untuk Mayyit Ibnu Taimiyah Pernah Ditanya Hal Yang Sama (al-Qiraa'ah lil-Mayyit) Bertahlil 70.000 Kali Dan Menghadiahkan Kepada Mayyit Pasal Khusus Tentang Membaca al-Qur’an Untuk Mayyit Ibnu Taimiyyah Hanya Bicara Soal Keutamaan (Afdlaliyah) Penuturan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah (Murid Ibnu Taimiyah) X. KOMENTAR ALIRAN WAHHABIYAH Polemik Seputar Ahkam at-Tamanni al-Mawt Muhammad bin Shalih al-Utsaimin Shalih bin Fauzan al-Fauzan Abdul ‘Aziz bin Abdullah bin Baz Muhammad bin Ibrahim bin Abdul Lathif Alu asy-Syaikh Komisi Fatwa Kerajaan Bani Saud (al-Lajnah ad-Daimah) XI. PENUTUP Semoga dengan semua ini bisa memberikan informasi berimbang mengenai komentar para ulama Ahl Sunnah wal Jama’ah demikian juga komentar dari yang tidak menyetujui. Wallahu A’lam [] Al-Faqir ats-Tsauriy (Bangkalan) || http://ashhabur-royi.blogspot.com Download Ebook (PDF, 727.21 KB) : 4shared [dot] com Mediafile [dot] com Ziddu [dot] com Baru versi CHM :

20 komentar:

  1. Kaum muslim yang paling mukmin adalah para sahabat qzaman Rohulullah SAW,kemudian para sayid,para wali,para ulama.,terus berurutan sampai akhir jaman..,bukankah islam itu runtuh karena umat islam itu sendiri,..,kehancuran iman dan dunia tidak bisa dicegah..,(semoga kita tidak termasuk golongan yang hancur iman&akhlaknya..amin.Roshulullah SAW.,telah berkata:telah aku tinggalkan untuk kalian 2 hal,yang bila kalian lakukan maka selamatlah dari fitnah hari akhir dua hal itu adalah Alquran dan Al Hadizt Shoheh..,hadist riwayat Imam Bukhori dan Muslim

    BalasHapus
  2. jika memang benar Rasullulah tidak pernah melakukan hal demikian. wajiblah kita meninggalkanya. kita yg ikut Rasul bukan Rasul yg kita ajari.

    masih banyak ibadah wajib yg belum tentu sudah kita sempurnakan. saya pribadi memilih lebih baik meninggalkan rutinitas tersebut dan tidak pula memandang HARAM akan TAHLILAN.

    masih banyak ibadah lain yg lebih bermanfaat yg harus diutamakan selain ibadah wajib : seperti memerangi kemiskinan, membangun negeri ,IPTEK , membentengi negara , dll

    saya menghormati para WALI ALLAH yg mengadakan Tahlilan dengan alasan syiar agama pada masa itu. bukanlah hal yg mudah usaha para WALI tersebut untuk menyebarkan agama ISLAM di nusantara. jika memang TAHLILAN dianggap daya tarik tersendiri bagi umat pada masa itu.

    saya ambil contoh : Makan babi diharamkan bagi unat islam. namun dalam kondisi terpaksa babi pun dihalalkan.

    TAHLILAN mungkin tidak pernah dicontohkan oleh Rasul, namun dikarenakan itu satu2nya cara agar dapat melakukan pendekatan untuk orang2 di Indonesia dahulu. terpaksa mereka lakukan.

    segala sesuatu perbuatan didasari dari niat. dan tuhanlah yg tahu isi hati manusia.

    akhirnya saya mohon ampun kepada ALLAH jika komentar saya tidak bermanfaat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Subhanallah.........
      Dari komentar2 yg ada, jujur Saya suka dengan komentar anda. Tidak memvonis, tidak salinf menyalahkan dan menjatuhkan. Semua sisi dikaji berdasarkan perspektif yg positif.

      Mudah2an banyak orang2 muslim yg mampu memiliki pemikiran spt anda. ;-)

      Hapus
  3. Tidak usah bertele-tele. Mudah saja....
    1. Kenapa Manusia terbaik, yang paling sholeh, yang paling taqwa, yang paling ikhlas, yang paling berilmu yaitu Rosulullaah SAW tidak melakukan tahlilan dihari 3,7,40,100 dll? Ingat pertanyaanya : MENGAPA BELIAU TIDAK MELAKUKANNYA ???? Sedang ketika itu dijumpai ada sahabat yang meninggal dunia, bahkan anak Rosulullaah SAW meninggal tidak ada acara tersebut. MENGAPA BELIAU TIDAK MELAKUKANNYA ????
    2. Mengapa pula para sahabat yang jumlahnya ribuan tidak ada satupun yang melakukan ritual itu ????
    3. Mengapa pula IMAM2 KITA YANG EMPAT TIDAK ADA YANG MELAKUKANNYA ????
    4. Jika daun kurma diyakini bisa meringankan siksa kubur maka alangkah senangnya orang yang dikubur di daerah kebun kurma, karena tdk kering2. Bukan begitu maksudnya tapi baca dgn seksama kisah tersebut.
    5. Klo permasalahan ini dibuka lebar saya kuatir orang semakin malas ibadah dan rajin maksiat sebab hanya menyandarkan pada banyak hadiah yg datang. Klo begitu klo para koruptor mati mereka tenang2 saja, kan duitnya bisa untuk undang jutaan orang untuk mendoakannya.
    Salaam Damai berfikir jernih

    BalasHapus
  4. sebenarnxa saya sedang mencari materi yang berkaitan dengan tradisi tahlilan, saya tertarik ingin membuat judul skripsi yang membahas dampak dari tradisi tsb. soalnya di daerah saya banyak masyarakat yang merasa risih dengan diadakannya hal semacam itu, karena masyarakat merasa terbebani dengan adanya tuntutan dari adat lama yang mendorong si keluarga almarhum untuk menyiapkan segala macam jamuan bagi para tamu yang mendoakan almarhum pada acara tahlilan tsb, apalagi kalau yang meninggalnya dari keluarga yang kurang mampu, mereka dihadapkan pada dua persoalan yang berat, pertama mereka sedang berduka cita yang teramat dalam ditambah beban fikiran dan materi bagaimana menyiapkan jamuan untuk acara tahlilan. kalo menurut saya sendiri, acara tahlilan ini baik karena intinya itu mendo'akan almarhum, tetapi yang saya sayangkan kenapa mesti ada adat jamuan dari keluarga almarhum...dan hal ini sangat sulit sekali dihilangkan dari daerah saya, apalagi kalau sudah sampai di hari ke 7 & 40 keluarga almarhum harus menyiapkan uang yang lumayan besar untuk acara tahlilan ini. saya mnta bantuan kepada semuanya, berikan saya solusi bagaimana supaya acara tahlilan itu tetap dilaksanakan tetapi tidak menjadi beban bagi keluarga almarhum...sebelum dan sesudahnya ..saya ucapkan syukron jazakumullohu khairan katsira..

    BalasHapus
  5. hayo.. kluarkan buku-buku tahlilan orang meninggal bukan bid'ah.
    kalau sudah kluar smua mari kita lihat apa dasar-dasarnya dari buku yg 1 dngn yg lain.
    jika dasarnya beda-beda apakah ini cuman rekayasa aja supaya dari bid'ah menjadi tidak bid'ah.
    seperti orang yahudi aja yg selalu mencari kelemahan al-qur'an dan sunnah.
    sadarlah wahai saudaraku hawa nafsu anda ikut dalam masalah ini.
    saya tidak melakukan tahlilan dan semacamnya karena saya cinta rosululloh dengan apa yg di bawa rosululloh.
    jngn mengada-ada yg sblumny memang jelas tidak ada dlm hal ibadah.
    ingat masalah ini nanti akan d pertanggung jawabkan d hari kiamat.
    innalilahi wa innalilahi roji'un

    BalasHapus
    Balasan
    1. tahlilan tiada lain sarana untuk mendoakan si mayyit, dgn dzikir bersama, bersedekah, apkh anda masih butuh dalil tentang di anjurkannya mendoakan mayyit, dzikir bersama, bersedekah,???

      Hapus
    2. Assalaamu 'alaikum. Sedekah??.atau terpaksa?.Tengoklah saudaraku ,orang yang sedang berduka mestinya kita yang menghiburnya dengan memberikan makanan atau hal lain yang di butuhkannya. lha ini ahli mayyit yang terpaksa menyediakan hidangan u hadirin dan yakinlah hal itu tidak pernah di anjurkan oleh wali songo sekalipun

      Hapus
  6. nderek matur nggih :)

    saya ada buku bagus, judulnya "DAHULUKAN AKHLAK DIATAS FIQIH KARYA JALALUDIN RAHMAT"
    monggo silahkan dibaca, Insyaallah mindset njenengan-njenengan bisa sedikit berubah :)

    BalasHapus
  7. Mungkin si penulis mengaku bermazhab syafi'i tapi kurang faham tentang mazhab syafi'i dengan hanya taklid & merasa bangga bermazhab syafi'i.
    Padahal Al Imam Asy Syafi’i rahimahullah berkata dalam salah satu kitabnya yang terkenal yaitu ‘Al Um’ (1/248):

    “Aku membenci acara berkumpulnya orang (di rumah keluarga mayit –pent) meskipun tidak disertai dengan tangisan. Karena hal itu akan menambah kesedihan dan memberatkan urusan mereka.” (Lihat Ahkamul Jana-iz karya Asy Syaikh Al Albani hal. 211) NB:memberatkan dari segi hidangan(pen.)
    Lebih menukik lagi pernyataan dari Al Imam Asy Syafi’I:

    مَنِ اسْتَحْسَنَ فَقَدْ شَرَعَ

    “Barang siapa yang menganggap baik suatu amalan (padahal tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah –pent) berarti dirinya telah menciptakan hukum syara’ (syari’at) sendiri”.
    Kalau kita mau mengkaji lebih dalam madzhab Al Imam Asy Syafi’i tentang hukum bacaan Al Qur’an yang dihadiahkan kepada si mayit, beliau diantara ulama yang menyatakan bahwa pahala bacaan Al Qur’an tidak akan sampai kepada si mayit. Beliau berdalil dengan firman Allah subhanahu wata’ala (artinya):
    “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh (pahala) selain apa yang telah diusahakannya”. (An Najm: 39), (Lihat tafsir Ibnu Katsir 4/329).
    Selaras dengan hadist, Dari Jabir bin Abdillah Al Bajaliy, ia berkata:”Kami (yakni para Sahabat semuanya) memandang/menganggap (yakni menurut mazhab kami para Sahabat) bahwa berkumpul-kumpul di tempat ahli mayit dan membuatkan makanan sesudah ditanamnya mayit termasuk dari bagian meratap.” Hadits ini dikeluarkan oleh Imam Ibnu Majah (no 1612) dengan derajat yang shahih.
    Dan perhatikanlah firman Allah S.W.T. “Maukah Kami beritahukan kepada kalian tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya. Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka telah berbuat sebaik-baiknya”. (Al Kahfi: 103-104)

    Saran buat penulis "mohon" belajar mendalami mazhab lagi jangan cuma asal ngaku-ngaku..
    Justru tulisan tangan beliau sendiri(Imam Syafi'i) dlm kitabnya mengharamkan berkumpul & mengadakan jamuan di rumah si mayit!

    BalasHapus
  8. saya juga sepakat bhwa tahlilan dan makan2 dirumah kematian itu termasuk niyahah, tidak ada dalil yg kuat ttg, itu. sedang ibadah2 lain spt sholat, puasa, zakat, itu ada dalil alquran dan sunnah yag mnjelaskan, tapi tahlillan, tdk ada, malah menyusahkan tuan rumah yg sedang berduka, karena dlm prakteknyapun saya lihat,kususnya d pihak famili saya, banyak pihak yg berduka,, trutama yg dari kalangan si miskin berduka, dia terpaksa ngutang dlu untuk biaya menjamu tamu...,, padahal hadis mnjelaskan " buatkan makanan u kluarga ja'far krn tlah dtg perkara yg menyibukkannya"..

    mksih y ats brbagi ilmunya..smg mnjd ilmu yg brmanfaat..

    BalasHapus
  9. Perbedaan pendapat yang sangat wajar, sangat wajar terjadi dalam masalah-masalah furu’iyyah (hukum-hukum cabang dalam syariat). Tidak perlu dipermasalahkan. Yang mau tahlilan dipersilahkan, yang tidak mau tidak apa-apa. Wong, manfaat atau mudlaratnya kembali pada diri kita masing-masing. Tapi saya yakin, kita semua pada dasarnya ingin didoakan oleh keturunan kita, saat kita telah berada di alam kubur kelak.

    Harapan saya, kalangan yang “anti tahlil dan Yasinan” itu tidak perlu menuduh bid’ah, kufur, apalagi syirik kepada umat Islam yang suka tahlilan. Sebab, dalam sebuah hadits dinyatakan bahwa tuduhan kufur kepada sesama Muslim, jika tidak benar, maka akibatnya akan menimpa pihak penuduh sebelum ia wafat. Wal-‘iyadzu bilLaah.

    BalasHapus
  10. kata KH Anwar Zahid yg tahlilan silahkan di terusin tp yg gak tahlilan ya monggo,,,,

    BalasHapus
  11. jangan suka bikin masalah di ats masalah wahai kawan se iman lok dia dia mengerjakanya dialah yg dapat hasilnya kok kalian yg ambil pusing ingat sabda nabi muhammad yg berbunyi man qolaailaahaillallah dakhul jannah yg artinya barang siapa membaca laailaahaillallah akan masuk sorga dan hadis yg lain barang siapa yg singgah di majelis zikir ibaratnya dia sedang singgah di taman sorga jangan ambil pusing kawan yg mau melaksanakan silahkan yg nggak mau monggo tapi jangan suka mencela karena mencela perbuatan org udah tentu kita berdosa jangan suka memecahkan islam dari dalam berpeganglah seperti kata allah lanaa ,a,maalunaawalakum ,a,maalukum

    BalasHapus
  12. nderek matur (KUSNOTO arek Lamongan)

    dulur. memang hal semacam ini tidak ada habisnya. kita akan kukuh dengan pendirian keyakinan masing-masing. yang satu tak ada contoh dari Rasulullah SAW dan yang satu mengambil manfaat. kita kembalikan pada niat kita masing-masing. ingat kebenaran akan muncul bukan dari saat ini karena generasi yang sama kukuh dengan pendiriannya tapi akan muncul bersama generasi baru, pendidikan dan pemikiran baru seperti apa yang dirapatkan melalui sidang wali songo ketika mereka mengajari masyarakat jawa melalui kearifan lokal yang tidak sedikit berbau bid'ah dan syrik, namun beliau-beliau itu tahu bahwa apa yang mereka lakukan demi masuknya agama islam sedikit demi sedikit. dan kanjeng sunan giri bilang bahwa generasi yang akan datanglah yang akan memurnikan ajaran islam kembali kepada ajaran Rasulullah SAW berdasar Al-Qur'an dan Sunnah.
    kalau kita tengok ke daerah daerah, kita akan melihat tradisi jawa yang berasal dari warisan animisme dinamisme serta hindu budha sudah mulai berkurang dan bahkan sudah mulai hilang. sebut saja sedekah bumi, banyak di desa-desa yang ditinggalkan, juga tahlilan 40, 100, 1000 hari sudah banyak yang mulai meninggalkan, mereka bilang biaya selamatan akan saya alihkan dalam bentuk amal jariyah ke masjid, anak yatim, dll.
    bentuk selamatan sendiri yang biasanya ada jajanan wajib seperti apem, pasung, kucur dan lain-lain, sudah bayak diganti dengan kue atau jajanan yang banyak disukai kebayakan anak atau orang dewasa, sehingga makanan yang dibawa pulang bisa bermanfaat.
    kita tak perlu risau saya setuju dengan kanjeng Sunan Giri tentang prediksi tersebut. untuk yang memurnikan ajaran cetaklah generasi-generasi penerus Muhammad SAW. untuk yang masih selamatan 40, 100, 1000 hari silakan anda melakukan. seberapa besar kalian mendidik anak bahwa harus selamatan tersebut pasti anak anda akan bersinggungan juga dengan generasi didikan yang memurnikan ajaran sebagaimana yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. saat itulah anak-anak anda akan mulai berpikir dan mulai terjadi pergulatan tentang hal tersebut benar atau salah.
    dalam Al-Quran banyak ayat yang mengungkapkan bahwa yang berakallah yang bakan menerima manfaat. itu mahsudnya bahwa kita harus banyak banyak membuka diri dan belajar.
    Budaya carok di madura atau sikap keras yang ada di papua pasti akan berkurang dan hilang seiring dengan tingkat pendidikan generasinya yang lebih baik. itulah mahsudnya yang berakallah yang bakal mendapat manfaat tidak saja bagi dirinya namun bagi komunitas serta bangsanya.

    demikian mohon maaf bila ada kesalahan dan kata-kata yang tidak mengenakkan hati. semoga Sang Pemilik Arsy Yang Agung dan Rumah Tua mengampuni dosa-dosa kita yang telah lalu maupun yang akan datang (senantiasa dalam jalan yang diridhoi-Nya). Amiin.

    BalasHapus
  13. nderek matur (KUSNOTO arek Lamongan)

    dulur. memang hal semacam ini tidak ada habisnya. kita akan kukuh dengan pendirian keyakinan masing-masing. yang satu tak ada contoh dari Rasulullah SAW dan yang satu mengambil manfaat. kita kembalikan pada niat kita masing-masing. ingat kebenaran akan muncul bukan dari saat ini karena generasi yang sama kukuh dengan pendiriannya tapi akan muncul bersama generasi baru, pendidikan dan pemikiran baru seperti apa yang dirapatkan melalui sidang wali songo ketika mereka mengajari masyarakat jawa melalui kearifan lokal yang tidak sedikit berbau bid'ah dan syrik, namun beliau-beliau itu tahu bahwa apa yang mereka lakukan demi masuknya agama islam sedikit demi sedikit. dan kanjeng sunan giri bilang bahwa generasi yang akan datanglah yang akan memurnikan ajaran islam kembali kepada ajaran Rasulullah SAW berdasar Al-Qur'an dan Sunnah.
    kalau kita tengok ke daerah daerah, kita akan melihat tradisi jawa yang berasal dari warisan animisme dinamisme serta hindu budha sudah mulai berkurang dan bahkan sudah mulai hilang. sebut saja sedekah bumi, banyak di desa-desa yang ditinggalkan, juga tahlilan 40, 100, 1000 hari sudah banyak yang mulai meninggalkan, mereka bilang biaya selamatan akan saya alihkan dalam bentuk amal jariyah ke masjid, anak yatim, dll.
    bentuk selamatan sendiri yang biasanya ada jajanan wajib seperti apem, pasung, kucur dan lain-lain, sudah bayak diganti dengan kue atau jajanan yang banyak disukai kebayakan anak atau orang dewasa, sehingga makanan yang dibawa pulang bisa bermanfaat.
    kita tak perlu risau saya setuju dengan kanjeng Sunan Giri tentang prediksi tersebut. untuk yang memurnikan ajaran cetaklah generasi-generasi penerus Muhammad SAW. untuk yang masih selamatan 40, 100, 1000 hari silakan anda melakukan. seberapa besar kalian mendidik anak bahwa harus selamatan tersebut pasti anak anda akan bersinggungan juga dengan generasi didikan yang memurnikan ajaran sebagaimana yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. saat itulah anak-anak anda akan mulai berpikir dan mulai terjadi pergulatan pemikiran dalam dirinya tentang hal tersebut benar atau salah.
    dalam Al-Quran banyak ayat yang mengungkapkan bahwa yang berakallah yang bakan menerima manfaat. itu mahsudnya bahwa kita harus banyak banyak membuka diri dan belajar.
    Budaya carok di madura atau sikap keras yang ada di papua pasti akan berkurang dan hilang seiring dengan tingkat pendidikan generasinya yang lebih baik. itulah mahsudnya yang berakallah yang bakal mendapat manfaat tidak saja bagi dirinya namun bagi komunitas serta bangsanya.

    demikian mohon maaf bila ada kesalahan dan kata-kata yang tidak mengenakkan hati. semoga Sang Pemilik Arsy Yang Agung dan Rumah Tua mengampuni dosa-dosa kita yang telah lalu maupun yang akan datang (senantiasa dalam jalan yang diridhoi-Nya). Amiin.

    BalasHapus
  14. Antum semua hati2 kalu omong tentang syariat islam. Adahkan 1 amalan saja di dalam tahlilan yg bertentangan dngan syariat islam. Kalau ada 1 amalan yg bertentangan tentu ngapain di lakukan misal tahlil bersama di bawah pohon besar sambil komat kamit.
    Kalau mau menilai lihat lbh detail dulu dong! Jangan asal bidah bidah bidah.

    Silahkan carikan bagi yg tidak suka amalan tahlil bahkan membidahkannya
    1 amalan saja di tahlilan yg bidah. 1 saja tidak usah banyak2

    BalasHapus
  15. Dalam soal ibadah, tidak cukupkah bagimu apa2 adanya yg datang dari Nabi dan para sahabatnya?

    Sungguh kurang adab seseorang yg menganggap suatu ibadah itu baik dan berpahala sementara nabi dan para sahabatnya tdk mensyariatkannya.
    Jika sesuatu itu baik dan berpahala, sdh barang tentu manusia2 mulia macam mereka telah mendahuluimu dlm mengamalkannya.

    Berhati2lah dengan sikapmu saudaraku.

    BalasHapus
  16. Jazakalloohu khoir wa barokalloohu fiik

    BalasHapus

Kumpulan Mahalul Qiyam MP3

Al Quran Online