Kami tidak lebih hanya para musafir kecil. Berjalan Keluar masuk melewati jalan-jalan di belantara mazhab. Di sini berhati-hatilah, siapa saja bisa tersesat dan berputar-putar dalam kesia-siaan. Banyak papan nama, baik yang baru dipasang atau yang sudah lama ada. Memilih jalan ini begitu mudah dan bahkan membanggakan bagi siapa saja yang tidak teliti. Akhirnya yang kami pilih adalah jalan dengan 'papan nama' yang sudah ada sejak lama. Inilah jalan kami, jalan ahlu al-sunnah wa al-jama'ah, jalan konservative, jalannya para pendahulu yang telah merintis dan menempuh jalan estafet dari Rasulullah SAW. Adapun jalan dengan papan nama yang baru dipasang kami ucapkan selamat tinggal. Biarkan kami memilih jalan ini, jalan tradisi Islam turun temurun yang sambung menyambung sanad: murid dari guru, dari guru, dari guru.... dari salafuna Shalih, dari tabi'ut tabi'in, dari tabi'in, dari sahabat, dari rasulullah Saw.
Inilah jalan kami.... Ahlussunnah Waljama'ah


Shalawat Uwais Al Qarni


TransliterationAllaahumma Salli ‘alaa Sayyidinaa Muhammadiun Wa Aalihee Wa’itratihee be ‘Adadi Kulli Ma’ loomillaka Astaghfirullaa Halladhi La ilaahaa illaa huwal Hayyul Qayyoomu Wa Atoobu ilaih. Yaa Hayyu Yaa Qayyoom
Translation
Dear Allaah, bestow Your Choicest Blessings upon our Master Muhammad and upon his extended family and his progeny according to the number of all things known to You. I seek the forgiveness of the One but for whom there is no God, The Truly and Perfectly Alive and The Self Sustained and I turn to Him with repentance. O The Truly and Perfectly Alive O The Self Sustained

This is the Salaatunnabi (Durood) recited by Hadrat Sayyidinaa UWAIS QARNEE , and the inherited Durood Shareef of the Honorable chain of Quadariyyah; Mujaddidiyyah; Ghafooriyyah; Raheemiyyah; Kareemiyyah and Ameeriyyah.
It is highly recommended that those who seek the love and closeness to the Beloved of Allaah, Hadrat Muhammad make it mandatory upon themselves to recite this Durood Shareef according to their capacity and the time they have available. For instance at least 11 times after each Salaat. It should be recited more frequently after Ishaa, Tahajjud and Fajr. 100,300,500 times or even more. Remember though, once the frequency is fixed, be steadfast upon it!

Shalawat Badar


Shalawat Badar
(Agar terhindar dari  bencana)







Shalatullah Salamullah
Alla Toha Rasullilah
Shalattullah Sallamullah
Alla Yasin Habibillah
Tawassalna Bibismillah
Wabil Hadi Rasulillah
Wakulli Mujahidilillah
Bi Ahlil Badri Ya Allah
 
Shalatullah salamullah, 'ala Thaha Rasulillah
Shalatullah salamullah, 'ala Yasin Habibillah

Semoga shalawat dan salam selalu kepada Thaaha, Rasulullah
Semoga shalawat dan salam selalu kepada Yasin, Rasulullah
(Thaha dan Yaasin adalah gelar untuk Rasulullah)

Tawasalna bibismillah, wa bilhadi Rasulillah,
wa kulli mujahidin lillah, bi ahli badri, ya Allah

Kami bertawasul* dengan bismillah, petunjuk Rasulillah,
dan dengan seluruh mujahidin Badar, ya Allah

Ilahi sallimil ummah, minal afaati wa niqmah )
wa min hammin wa min ghummah, bi ahli badri, ya Allah

Tuhanku, selamatkanlah umat ini, dari derita dan bencana
dan dari belenggu serta kebekuan, demi ahli Badar ya Allah

Ilahi-ghfir wa akrimna, binaili mathalibi minna (dikabulkan
Wa daf'i masaa-atin 'anna, bi ahli badri, ya Allah
Tuhanku, ampuni dan muliakan kami, dengan dikabulkannya permohonan kami,
dan dijauhkannya kami dari tragedi yang memilukan, demi ahli Badar ya Allah

Shalawat Burdah



Syair Sufi Burdah al Bushiri
(Syaikh Muhammad Al-Bushiri)

(Bag 1)

Cinta Sang Kekasih
Apakah karena Mengingat Para kekasih di Dzi Salam.
Kau campurkan air mata di pipimu dengan darah.
Ataukah karena angin berhembus dari arah Kazhimah.
Dan kilat berkilau di lembah Idlam dalam gulita malam.
Mengapa bila kau tahan air matamu ia tetap basah.
Mengapa bila kau sadarkan hatimu ia tetap gelisah.
Apakah sang kekasih kira bahwa tersembunyi cintanya.
Diantara air mata yang mengucur dan hati yang bergelora.
Jika bukan karena cinta takkan kautangisi puing rumahnya.
Takkan kau bergadang untuk ingat pohon Ban dan ‘Alam.
Dapatkah kau pungkiri cinta, sedang air mata dan derita.
Telah bersaksi atas cintamu dengan jujur tanpa dusta.
Kesedihanmu timbulkan dua garis tangis dan kurus lemah.
Bagaikan bunga kuning di kedua pipi dan mawar merah.
Memang terlintas dirinya dalam mimpi hingga kuterjaga.
Tak hentinya cinta merindangi kenikmatan dengan derita.
Maafku untukmu wahai para pencaci gelora cintaku.
Seandainya kau bersikap adil takkan kau cela aku.
Kini kau tahu keadaanku, pendusta pun tahu rahasiaku.
Padahal tidakjuga kunjung sembuh penyakitku.
Begitu tulus nasihatmu tapi tak kudengar semuanya.
Karena untuk para pencaci, sang pecinta tuli telinganya.
Aku kira ubanku pun turut mencelaku.
Padahal ubanku pastilah tulus memperingatkanku

(bag 2)

Peringatan akan Bahaya Hawa Nafsu
Sungguh hawa nafsuku tetap bebal tak tersadarkan.
Sebab tak mau tahu peringatan uban dan kerentaan.
Tidak pula bersiap dengan amal baik untuk menjamu.
Sang uban yang bertamu di kepalaku tanpa malu-malu.
Jika kutahu ku tak menghormati uban yang bertamu.
Kan kusembunyikan dengan semir rahasia ketuaanku itu.
Siapakah yang mengembalikan nafsuku dari kesesatan.
Sebagaimana kuda liar dikendalikan dengan tali kekang.
Jangan kau tundukkan nafsumu dengan maksiat.
Sebab makanan justru perkuat nafsu si rakus pelahap.
Nafsu bagai bayi, bila kau biarkan akan tetap menyusu.
Bila kau sapih ia akan tinggalkan menyusu itu.
Maka kendalikan nafsumu, jangan biarkan ia berkuasa.
Jika kuasa ia akan membunuhmu dan membuatmu cela
Gembalakanlah ia, ia bagai ternak dalam amal budi.
Janganlah kau giring ke ladang yang ia sukai.
Kerap ia goda manusia dengan kelezatan yang mematikan.
Tanpa ia tahu racun justru ada dalam lezatnya makanan.
Kumohon ampunan Allah karena bicara tanpa berbuat.
Kusamakan itu dengan keturunan bagi orang mandul.
Kuperintahkan engkau suatu kebaikan yang tak kulakukan.
Tidak lurus diriku maka tak guna kusuruh kau lurus.
Aku tak berbekal untuk matiku dengan ibadah sunnah.
Tiada aku dan puasa kecuali hanya yang wajib saja

(bag 3)

 Pujian Kepada Nabi SAW
Kutinggalkan sunnah Nabi yang sepanjang malam.
Beribadah hingga kedua kakinya bengkak dan keram.
Nabi yang karena lapar mengikat pusarnya dengan batu.
Dan dengan batu mengganjal Perutnya yang halus itu.
Kendati gunung emas menjulang menawarkan dirinya.
la tolak permintaan itu dengan perasaan bangga.
Butuh harta namun menolak, maka tambah kezuhudannya.
Kendati butuh pada harta tidaklah merusak kesuciannya.
Bagaimana mungkin Nabi butuh pada dunia.
Padahal tanpa dirinya dunia takkan pernah ada.
Muhammadlah pemimpin dunia akherat.
Pemimpin jin dan manusia, bangsa Arab dan non Arab.

Nabilah pengatur kebaikan pencegah mungkar.
Tak satu pun setegas ia dalam berkata ya atau tidak.
Dialah kekasih Allah yang syafa’atnya diharap.
Dari tiap ketakutan dan bahaya yang datang menyergap.
Dia mengajak kepada agama Allah yang lurus.
Mengikutinya berarti berpegang pada tali yang tak terputus.
Dia mengungguli para Nabi dalam budi dan rupa.
Tak sanggup mereka menyamai ilmu dan kemuliaannya.
Para Nabi semua meminta dari dirinya.
Seciduk lautan kemuliaannya dan setitik hujan ilmunya.
Para Rasul sama berdiri di puncak mereka.
Mengharap setitik ilmu atau seonggok hikmahnya.
Dialah Rasul yang sempurna batin dan lahirnya.
Terpilih sebagai kekasih Allah pencipta manusia.
Dalam kebaikanya, tak seorang pun menyaingi.
Inti keindahannya takkan bisa terbagi-bagi.
Jauhkan baginya yang dikatakan Nasrani pada Nabinya.
Tetapkan bagi Muhammad pujian apapun kau suka.
Nisbatkan kepadanya segala kemuliaan sekehendakmu.
Dan pada martabatnya segala keagungan yang kau mau.
Karena keutamaannya sungguh tak terbatas.
Hingga tak satupun mampu mengungkapkan dengan kata.
Jika mukjizatnya menyamai keagungan dirinya.
Niscaya hiduplah tulang belulang dengan disebut namanya.
Tak pernah ia uji kita dengan yang tak diterima akal.
Dari sangat cintanya, hingga tiada kita ragu dan bimbang.
Seluruh mahluk sulit memahami hakikat Nabi.
Dari dekat atau jauh, tak satu pun yang mengerti.
Bagaikan matahari yang tampak kecil dari kejauhan.
Padahal mata tak mampu melihatnya bila berdekatan.
Bagaimana seseorang dapat ketahui hakikat Sang Nabi
Padahal ia sudah puas bertemu dengannya dalam mimpi
Puncak Pengetahuan tentangnya ialah bahwa ia manusia
Dan ia adalah sebaik baik seluruh ciptaan Allah
Segala mukjizat para Rasul mulia sebelumnya
Hanyalah pancaran dari cahayanya kepada mereka
Dia matahari keutamaan dan para Nabi bintangnya
Bintang hanya pantulkan sinar mentari menerangi gulita
Alangkah mulia paras Nabi yang dihiasi pekerti
Yang memiliki keindahan dan bercirikan wajah berseri
Kemegahannya bak bunga, kemuliaannya bak purnama
Kedermawanannya bak lautan, kegairahannya bak sang waktu
la bagaikan dan memang tiada taranya dalam keagungan
Ketika berada di sekitar pembantunya dan di tengah pasukan
Bagai mutiara yang tersimpan dalam kerangnya
Dari kedua sumber, yaitu ucapan dan senyumannya
Tiada keharuman melebihi tanah yang mengubur jasadnya
Beruntung orang yang menghirup dan mencium tanahnya

(bag 4)

Kelahiran Sang Nabi SAW
Kelahiran Sang Nabi menunjukkan kesucian dirinya
Alangkah eloknya permulaan dan penghabisannya
Lahir saat bangsa Persia berfirasat dan merasa
Peringatan akan datangnya bencana dan angkara murka
Dimalam gulita singgasana kaisar Persia hancur terbelah
Sebagaimana kesatuan para sahabat kaisar yang terpecah
Karena kesedihan yang sangat, api sesembahan padam
Sungai Eufrat pun tak mengalir dari duka yang dalam
Penduduk negeri sawah bersedih saat kering danaunya
Pengambil air kembali dengan kecewa ketika dahaga
Seakan sejuknya air terdapat dalam jilatan api
Seakan panasnya api terdapat dalam air, karena sedih tak terperi
Para jin berteriak sedang cahaya terang memancar
Kebenaran pun tampak dari makna kitab suci maupun terujar
Mereka buta dan tuli hingga kabar gembira tak didengarkan
Datangnya peringatan pun tak mereka hiraukan
Setelah para dukun memberi tahu mereka
Agama mereka yang sesat takkan bertahan lama
Setelah mereka saksikan kilatan api yang jatuh dilangit
Seiring dengan runtuhnya semua berhala dimuka bumi
Hingga lenyap dan pintu langitNya
Satu demi satu syetan lari tunggang langgang tak berdaya
Mereka berlarian laksana lasykar Raja Abrahah
Atau bak pasukan yang dihujani kerikil oleh tangan Rasul
Batu yang Nabi lempar sesudah bertasbih digenggamannya
Bagaikan terlemparnya Nabi Yunus dan perut ikan paus

(bag 5)

Mukjizat Sang Nabi SAW
Pohon-pohon mendatangi seruannya dengan ketundukkan
Berjalan dengan batangnya dengan lurus dan sopan
Seakan batangnya torehkan sebuah tulisan
Tulisan yang indah di tengah-tengah jalan
Seperti juga awan gemawan yang mengikuti Nabi
Berjalan melindunginya dari sengatan panas siang hari
Aku bersumpah demi Allah pencipta rembulan
Sungguh hati Nabi bagai bulan dalam keterbelahan
Gua Tsur penuh kebaikan dan kemuliaan. Sebab Nabi
dan Abu Bakar di dalamnya, kaum kafir tak lihat mereka
Nabi dan Abu Bakar Shiddiq aman didalamnya tak cedera
Kaum kafir mengatakan tak seorang pun didalam gua
Mereka mengira merpati takkan berputar diatasnya
Dan laba laba takkan buat sarang jika Nabi didalamnya
Perlindungan Allah tak memerlukan berlapis baju besi
Juga tidak memerlukan benteng yang kokoh dan tinggi
Tiada satu pun menyakiti diriku, lalu kumohon bantuan Nabi
Niscaya kudapat pertolongannya tanpa sedikit pun disakiti
Tidaklah kucari kekayaan dunia akhirat dari kemurahannya
Melainkan kuperoleh sebaikbaik pemberiannya
Janganlah kau pungkiri wahyu yang diraihnya lewat mimpi
Karena hatinya tetap terjaga meski dua matanya tidur terlena
Demikian itu tatkala sampai masa kenabiannya
Karenanya tidaklah diingkari masa mengalami mimpinya
Maha suci Allah, wahyu tidaklah bisa dicari
Dan tidaklah seorang Nabi dalam berita gaibnya dicurigai
Kerap sentuhannya sembuhkan penyakit
Dan lepaskan orang yang berhajat dari temali kegilaan
Doanya menyuburkan tahun kekeringan dan kelaparan
Bagai titik putih di masa-masa hitam kelam
Dengan awan yang curahkan hujan berlimpah
Atau kau kira itu air yang mengalir dari laut atau lembah

(bag 6)

Kemulian Al-Qur'an dan pujian terhadapnya
Biarkan kusebut beberapa mukjizat yang muncul pada Nabi
Seperti nampaknya api jamuan, malam hari diatas gunung tinggi
Mutiara bertambah indah bila ia tersusun rapi
Jika tak tersusun nilainya tak berkurang sama sekali
Segala pujian itu puncaknya adalah memuji
Sifat dan pekerti mulia yang ada pada Nabi
Ayat ayat Al Qur'an yang diturunkan Allah adalah baharu
Tapi Allah adalah kekal tak kenal waktu
Ayat-ayat yang tak terikat waktu dan kabarkan kita
Tentang hari kiamat, kaum 'Aad dan negeri Irom
Ayat ayat yang selalu bersama kita dan mengungguli
Mukjizat para Nabi yang muncul tapi tak lestari
Penuh kepastian dan tak sisakan bagi para musuh segala keraguan.
Ayat yang tak sedikit pun menyimpang dari kebenaran
Tak satu ayat pun ditentang kecuali musuh terberatnya
Akan kembali kepadanya dengan salam dan beriman
Keindahan sastranya membuat takluk penentangnya
Bak pencemburu membela kehormatan dari tangan pendosa
Baginya makna-makna yang saling menunjang bak ombak lautan
Yang nilai keindahannya melebihi mutiara berkilauan
Keajaibannya banyak dan tak terhingga
Dan keajaiban itu tak satu pun membuat bosan kita
Teduhlah mata pembacanya, lalu kukatakan padanya
Beruntunglah engkau, berpeganglah selalu pada taliNya
Jika kau baca ia karena takut panas neraka Lazha
Padamlah panas neraka Lazha karena kesejukannya
Bagai telaga Kautsar wajah pendosa jadi putih karenanya
Padahal dengan wajah hitam arang mereka datangi ia
la lurus bagai shirath, adil bagai timbangan
Kitab kitab lain takkan selanggeng ia dalam keadilan
Jangan heran pada pendengkinya yang selalu ingkar
Pura-pura bodoh padahal ia cukup paham dan pintar
Bagai orang sakit mata yang pungkiri sinar mentari
Bagai orang sakit yang lezatnya air ia pungkiri

(bag 7)

Isra' Mi'raj Nabi SAW
Wahai manusia terbaik yang dituju pekarangannya
Dijalan atau menunggangi unta yang cepat larinya
Wahai Nabi yang jadi pertanda bagi pencari kebenaran
Yang jadi karunia terbesar bagi pencari nikmat Tuhan
Malam itu kau berjalan dari Masjidil Haram ke Al Aqsha
Bagai purnama yang bergerak di malam gulita
Kau terus saja meninggi hingga sampai tempat terdekat
Yang tak seorang pun mencapai atau mengharap
Para nabi mendahulukanmu berdiri di depan
Tak ubahnya penghormatan pelayan kepada sang tuan
Kau terobos tujuh lapis langit bersama mereka
Dalam barisan para malaikat kaulah pemimpin mereka
Hingga tak satu puncak pun tersisa bagi pengejarmu
Tak sederajat pun bagi pencari kemuliaan tersisa olehmu
Karena keluhuramu, derajat menjadi rendah semua
Ketika kau diseru bagai pemimpim tunggal yang mulia
Agar kau peroleh hubungan khusus yang terselubungkan
Juga rahasia yang senantiasa tersimpan
Kau beroleh kebanggaan yang tak terbagi
Kau lewati setiap derajat tanpa seorang pun menyaingi
Sungguh agung derajat yang kau dapatkan
Sungguh jarang nikmat yang kepadamu telah diberikan
Kabar gembira wahai ummat islam bagi kita tiang kokoh
Yang dengan Inayah dari Allah, tak akan roboh
Ketika Allah juluki ia rasul termulia karena sangat taat
la rasul termulia maka jadilah kita sebaik baik umat

(bag 8)

Jiwa militan Rasulullah SAW
Berita kenabian membuat musuh takut dan gundah
Bak lolongan serigala yang takutkan si kambing lengah
Tak henti ia lawan para musuh di medan pertempuran
Hingga mereka bagai daging terserak diatas meja jamuan
Mereka ingin lari dan mati saja bak kawan yang terkapar
Mati menggelepar dikoyak Elang dan burung Nasar
Siang malam berlalu tanpa mereka kenal waktu
Hingga tiba bulan terlarang ketika Nabi hentikan perang
Islam datang bagai tamu yang singgah di pekarangan
Yang sangat ingin membunuh musuh musuh Islam
la bawa lautan pasukan diatas kuda yang meluncur
Membawa para gagah berani bagai ombak yang berdebur
Mereka pejuang yang mengharap syahid dan surga Allah
Menyerang untuk membasmi dan memusnahkan kekafiran
Sehingga berkat mereka, Islam yang semula tak dikenal
Menjadi tersohor dalarn jalinan kekerabatan yang kental
Karena keperkasaan mereka hati musuh takut dan gelisah
Apakah bedanya anak domba dan si pemberani gagah
Siapa saja yang bersama Rasulullah beroleh kemenangan
Singa di rimba bila menemuinya akan diam gemetaran
Takkan kau lihat sahabat Nabi yang tak menang
Takkan ada musuh Nabi yang tak jadi pecundang
la tempatkan umatnya dalam benteng agamanya
Bagai singa yang tinggal di hutan bersama anaknya
Seringkali Al Qur'an jatuhkan para pendebat
Seringkali dalil-dalil kalahkan musuh Muhammad
Cukup sebagai mukjizat, Nabi berilmu padahal buta huruf
Di zaman Jahiliyah, Nabi terdidik tanpa pengasuh

(bag 9)

Tawassul Kepada Nabi SAW
Kupuji Nabi dengan pujian agar dosaku diampunkan
Karena umurku habis untuk bersyair dan pengabdian
Keduanya mengalungi dosa yang menakutkan
seakan aku hewan sembelihan yang siap dikorbankan
Kuturuti godaan masa muda untuk bersyair dan mengabdi
Tiada satu pun kudapat kecuali dosa dan sesal diri
Alangkah ruginya jiwaku dalam perniagaamya
Tak pernah membeli dan menawar agama dengan dunia
Barang siapa menjual akherat untuk dunia sesaat
Jelas ia tertipu dalam setiap jual beli yang diakad
Jika kuperbuat dosa, janjiku pada Nabi tidaklah gugur
Juga tali hubunganku dengannya tidaklah terputus
Namaku juga Muhammad (Bushiri), jaminanku buat Nabi
Dialah sebaik baik manusia yang tepati janji
Jika kelak di akherat la tak sudi menolongku
Maka alangkah rugi dan celakanya diriku
Tapi mustahil ia tolak para peminta syafaatnya
Atau peminta perlindungannya pulang dengan sia sia
Semenjak kuwajibkan diriku untuk memberinya pujian
Kudapatkan Nabi sebaik baik pemberi pertolongan
Pemberiamya tak luputkan seorangpun pemintanya
Karena hujan mengguyur bunga di bukit secara merata
Dengan pujian ini tidaklah kuinginkan gemerlap dunia
Seperti yang Zuhair mula ketika ia puji Raja Haram

Shalawat Ummi

اللهم صل على سيدنا محمد عبدك, ورسولك النبي الأمي, وعلى آله وصحبه وسلم

Shalawat Syifa'

Terjamahan Sholawat Syifa'

Yaa Alloh limpahkan Sholawat atas Nabi Muhammad
Obat hati dan penawarnya
Dan kesehatan jasad serta penyembuhannya
Dan cahaya kepada penglihatan dan penyuciannya
Dan berilah rahmat keberkatan serta kesejahteraan atas keluarga dan sahabat beliau

Shalawat Nuuril Abshar

Shalawat Nuuril Abshar

ﺍﻠﻠﻬﻢ ﺼﻞ ﻋﻠﻰ ﺴﻴﺪﻨﺎ ﻤﺤﻤﺪ٬ ﻄﺐ ﺍﻠﻗﻠﻮﺐ ﻮﺪﻮﺍﺌﻬﺎ٬ ﻮﻋﺎﻔﻴﺔ ﺍﻷﺒﺪﺍﻦ ﻮﺸﻓﺎﺌﻬﺎ٬ ﻮﻨﻮﺍﻷﺒﺼﺎﺮ ﻮﻀﻴﺎﺌﻬﺎ٬ ﻮﻋﻠﻰﺁﻠﻪ ﻮﺼﺤﺑﻪ ﻮﺴﻠﻢ
“Ya Allaah limpahkanlah shalawat kepada penghulu kami (Nabi) Muhammad, kesembuhan semua hati dan obatnya, kesehatan semua badan dan kesehatannya, cahaya semua penglihatan dan sinarnya, dan (limpahkan pula) kepada keluarganya dan para sahabatnya dan (limpahkan pula) kesejahteran.”

Shalawat Nariyah

Shalawat Nariyyah
ﺍﻠﻠﻬﻢ ﺻﻠﻰ ﺻﻼﺓ ﻜﺎ ﻤﻠﺔ ﻮﺴﻠﻡ ﺴﻼﻤﺎ ﺘﺎ ﻤﺎ ﻋﻠﻰ ﺴﻴﺪ ﻦ ﻤﺤﻤﺪ ﻦ ﺍﻠﺬ ﺘﻨﺤﻞ ﺒﻪ ﺍﻠﻌﻗﺪ٬ ﻮﺘﻨﻓﺮﺝ ﺒﻪ ﺍﻠﻜﺮﺐ٬ ﻮﺘﻗﻀﻰ ﺒﻪ ﺍﻠﺤﻮﺍﺌﺞ٬ ﻮﺘﻨﺎﻞ ﺒﻪ ﺍﻠﺮﻏﺎﺌﺐ٬ ﻮﺤﺴﻦ ﺍﻠﺨﻮﺍ ﺘﻢ ﻮﻴﺴﺘﺴﻗﻰ ﺍﻠﻐﻤﺎ ﻢ٬ ﺒﻮ ﺠﻬﻪ ﺍﻠﻜﺮﻴﻢ٬ ﻮﻋﻠﻰ ﺁﻠﻪ ﻮﺼﺤﺒﻪ٬ ﻔﻰ ﻜﻞ ﻠﻤﺤﺔ ﻮﻨﻓﺲ٬ ﺒﻌﺪﺪ ﻜﻞ ﻤﻌﻠﻮﻢ ﻠﻚ
011-shalawat2

Allohumma sholli ’sholaatan kaamilatan wa sallim salaaman taaamman ‘ala sayyidina Muhammadinilladzi tanhallu bihil ‘uqodu wa tanfariju bihil qurobu wa tuqdho bihil hawaaiju wa tunalu bihir roghooibu wa husnul khowaatimu wa yustasqol ghomamu biwajhihil kariem wa ‘ala aalihi wa shohbihi fie kulli lamhatin wa nafasim bi’adadi kulli ma’lumin laka

“Ya Allaah limpahkanlah shalawat yang sempurna dan kesejahteraan yang paripurna kepada penghulu kami (Nabi) Muhammad, (yang dengan barakah shalawat itu) dilepaskan semua ikatan, dilenyapkan segala kesusahan, ditunaikan segenap kebutuhan, diperoleh segala keinginan, dicapai akhir yang baik, diberikan minum dari awan (dengan) barakah wajahnya yang mulia, dan (juga) kepada keluarga dan sahabatnya, dalam setiap kejapan mata dan tarikan nafas, sebanyak pengetahuan yang Engkau miliki.”

Sholawat Tarhim

Sholawat Tarhim

Ash-shalâtu was-salâmu ‘alâyk
Yâ imâmal mujâhidîn yâ Rasûlallâh
Ash-shalâtu was-salâmu ‘alâyk
Yâ nâshiral hudâ yâ khayra khalqillâh
Ash-shalâtu was-salâmu ‘alâyk
Yâ nâshiral haqqi yâ Rasûlallâh
Ash-shalâtu was-salâmu ‘alâyk
Yâ Man asrâ bikal muhayminu laylan nilta mâ nilta wal-anâmu niyâmu
Wa taqaddamta lish-shalâti fashallâ kulu man fis-samâi wa antal imâmu
Wa ilal muntahâ rufi’ta karîman
Wa ilal muntahâ rufi’ta karîman wa sai’tan nidâ ‘alaykas salâm
Yâ karîmal akhlâq yâ Rasûlallâh
Shallallâhu ‘alayka wa ‘alâ âlika wa ashhâbika ajma’în

Shalawat dan salam semoga tercurahkan padamu
duhai pemimpin para pejuang, ya Rasulullah
Shalawat dan salam semoga tercurahkan padamu
duhai penuntun petunjuk Ilahi, duhai makhluk yang terbaik
Shalawat dan salam semoga tercurahkan atasmu
Duhai penolong kebenaran, ya Rasulullah
Shalawat dan salam semoga tercurahkan padamu
Wahai Yang Memperjalankanmu di malam hari Dialah Yang Maha Melindungi
Engkau memperoleh apa yang kau peroleh sementara semua manusia tidur
Semua penghuni langit melakukan shalat di belakangmu
dan engkau menjadi imam
Engkau diberangkatkan ke Sitratul Muntaha karena kemulianmu
dan engkau mendengar suara ucapan salam atasmu
Duhai yang paling mulia akhlaknya, ya Rasulullah
Semoga shalawat selalu tercurahkan padamu, pada keluargamu dan sahabatmu.


Shalawat ini sangat masyhur khususnya di kota Surabaya dan sekitarnya. Shalawat ini dikumandangkan menjelang Subuh di radio Masjid Agung Sunan Ampel Surabaya, dan di akses oleh hampir seluruh masjid di Surabaya dan sekitarnya hingga ke pelosok-pelosok Jawa timur, khususnya masjid-masjid di kalangan Nahdhiyyin. Dengan irama yang indah dan menyentuh hati, shalawat ini telah banyak melembutkan hati yang keras, dan menyadarkan hati yang lalai untuk segera bangun dari tidurnya.

Sekiranya kita menggandakan shalawat ini lalu kita hadiahkan ke masjid-masjid di sekitar rumah kita, dan betapa indahnya jika masjid-masjid itu mengumandangkan shalawat ini menjelang Subuh. Dan betapa besar pahalanya bagi orang menghadiahkannya jika shalawat ini dapat menyadarkan dan membangunkan banyak orang di sekitarnya.

SHALAWAT AZHIMIYYAH

SHALAWAT AZHIMIYYAH

Allaahumma innii as ‘aluka bi nuuri wajhillaahil ‘Azhiim. Wa qoomat bihii ‘awaalimullahil ‘azhiim. Antusholliya ‘alaa mawlaanaa Muhammadin dzil qodril ‘Azhiim. Wa ‘alaa aali Nabiyyillahil ‘azhiim. Biqodri ‘azhomati dzaatillahil ‘azhiim. Fii kulli lamhatiw wanafasin ‘adadama fii ‘ilmillahil ‘azhiim. Sholaatan daa ‘imatanm bidawaamillaahil ‘azhiim. Ta’zhiimal lihaqqika yaa mawlaanaa yaa Muhammad yaa dzal khuluqil ‘azhiim. Wasallim ‘alayhi wa ‘alaa aalihii mitsla dzaalik. Wajma’ baynii wabaynahuu kamaa jama’ta baynar ruuhi wanafs, zhoohirow wabaathinaa, yaqhzhotaw wamanaamaa. Waj’alhu yaa Robbi ruuhal lidzaatii min jamii’il wujuuhi fid dunyaa qoblal aakhiroti yaa ‘Azhiim.

Artinya : Yaa Allah sesunggguhnya aku memohon kepadaMu dengan cahaya Wajah Allah Yang Agung. Yang memenuhi tiang-tiang Arasy Allah Yang Agung. Dan dengannya berdirilah alam-alam (ciptaan) Allah Yang Agung. Agar shalawat tersampaikan atas pelindung kami, Muhammad SAW, yang memiliki derajat yang Agung. Dan atas keluarga nabi Allah Yang Agung. Dengan ukuran Keagungan Zat Allah yang Agung. Disetiap kedipan dan nafas, sebanyak apa yang termaktub dalam Ilmu Allah Yang Agung. Shalawat yang sentosa dengan Kekekalan Allah Yang Agung. (sebagai) pengagungan terhadap Haq (kebenaran) engkau wahai Muhammad, yang memiliki akhlak (perangai) yang Agung. Dan salam atas beliau SAW serta keluarganya, semisal yang demikian itu . dan satukanlah aku dengan Beliau sebagaimana engkau satukan ruh dengan nafas, secara zhahir dan batin, dalam keadaan terjaga (sadar) atau tidur (mimpi). Dan jadikanlah beliau yaa Tuhanku, sebagai ruhani jiwaku, di setiap arah, didunia ini sebelum (datangnya) hari akhir, wahai Zat yang memiliki Keagungan.

Catatan:
Sayyid Habib Al-Haddar Muhammad Al-Haddar mengatakan : " Barang siapa membaca shalawat Azhimiyyah 3 kali, maka dia akan mimpi bertemu nabi SAW ".

Sayyid Muhammad Alwi al-Maliki berkata : " Barang siapa membacanya sebanyak 7 kali sebelum waktu shubuh, maka ia dapat berguna untuk mimpi bertemu Nabi SAW". (habib HUsin Muhammad Syadad bin Umar, Do'a-do'a bertemu Nabi SAW, hal. 146, Pustaka Hidayah)

Habib Ahmad bin Hasan Ra. berkata: " Aku memberi salah seorang sadah (keturunan ahlul bait) ijazah untuk membaca sholawat ini, setelah ia meninggal dunia, aku mimpi bertemu dengannya, ia berkata kepadaku : 'ketika jasadku diletakkan di kubur, datang makhluk yang menakutkan dari alam barzakh. Sholawat Agung (Azhimiyyah) ini melindungiku hingga lenyaplah rasa takut dari hatiku".

Ada sebuah peristiwa menakjubkan sehubungan dengan shalawat ini . Al-Arif billah Habib Abu Bakar bin Abdullah 'Atthas memperoleh shalawat ini dari sayyid Ahmad bin Idris secara langsung . beliau lalu menulis shalawat ini dan menyimpannya dalam tas pakaian. sewaktu berlayar dilaut , seorang darwis ahli sir batin dan kasyaf melihat cahaya keluar dari tas Habib Abu Bakar hingga ke langit. Ia lalu memberitahukan apa yang dilihatnya kepada Habib Au Bakar. habib abu Bakar berkata kepadanya, " Tas ku ini hanya berisi pakaian dan shalawat". habib Abu Bakar lalu menunjukan sholawat itu kepada si Darwisy.

Shalawat Fatih

Shalawat Fatih






اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِنِ الْفَاتِحِ لِمَا اُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ نَاصِرِ الْحَقِّ ‍ بِالْحَقِّ وَالْهَادِى اِلى صِرَاطِك َالْمُسْتَقِيْم وَعَلى الِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ الْعَظِيْمِ


"Ya Allah, Limpahilah Rahmat ke atas Junjungan Muhammad, yang membukakan apa yang tertutup, yang menamatkan apa yang terdahulu, yang membela kebenaran dengan kebenaran, yang memberi petunjuk kepada jalan-Mu yang lurus.

Dan ke atas keluarganya bersesuaian dengan pangkat dan kedudukannya yang tinggi."

KEUTAMAAN :

Shalawat Awwalin


ﺍﻠﻠﻬﻡ ﺼﻞﻋﻟﻰ ﺴﻴﺪﻨﺎ ﻤﺤﻣﺪ ﻔﻲ ﺍﻷﻮﻠﻴﻥ٬ ﻮﺼﻞﻋﻟﻰ ﺴﻴﺪﻨﺎ ﻤﺤﻣﺪ ﻔﻲ ﺍﻷﺨﺭﻴﻦ٬ ﻮﺼﻞ ﻋﻟﻰ ﺴﻴﺪﻨﺎ ﻤﺤﻣﺪ ﻔﻲ ﺍﻠﻧﺒﻴﻴﻦ٬ ﻮﺼﻞ ﻋﻟﻰ ﺴﻴﺪﻨﺎ ﻤﺤﻣﺪ ﻔﻲ ﺍﻠﻤﺮﺴﻠﻴﻦ٬ ﻮﺼﻞﻋﻟﻰ ﺴﻴﺪﻨﺎ ﻣﺤﻣﺪ ﻔﻲ ﺍﻠﻣﻺ ﺍﻷﻋﻟﻰﺍﻠﻰ ﻴﻮﻢﺍﻟﺪ ﻴﻦ
“Ya Allaah limpahkanlah shalawat (rahmat) kepada penghulu kami (Nabi) Muhammad di kalangan orang-orang terdahulu, limpahkanlah shalawat kepada penghulu kami (Nabi) Muhammad di kalangan orang-orang kemudian, limpahkanlah shalawat kepada penghulu kami (Nabi) Muhammad di kalangan para nabi, limpahkanlah shalawat kepada penghulu kami (Nabi) Muhammad di kalangan para rasul, limpahkanlah shalawat kepada penghulu kami (Nabi) Muhammad di alam yang tinggi sampai hari kemudian.”

Shalawat Ibrahimiyyah

Shalawat Ibrahimiyyah
ﺍﻠﻠﻬﻢ ﺼﻞ ﻋﻠﻰ ﺴﻴﺪﻨﺎ ﻤﺤﻤﺪ٬ ﻮﻋﻠﻰ ﺁﻞ ﺴﻴﺪﻨﺎ ﻤﺤﻤﺪ٬ ﻜﻤﺎ ﺼﻠﻴﺖ ﻋﻠﻰ ﺴﻴﺪﻨﺎ ﺇﺒﺮﻫﻴﻢ٬ ﻮﻋﻠﻰ ﺁﻞ ﺴﻴﺪﻨﺎ ﺇﺒﺮﻫﻴﻢ٬ ﻮﺒﺎﺮﻚ ﻋﻠﻰ ﺴﻴﺪﻨﺎ ﻤﺤﻤﺪ٬ ﻮﻋﻠﻰ ﺁﻞ ﺴﻴﺪﻨﺎ ﻤﺤﻤﺪ٬ ﻜﻤﺎ ﺒﺎﺮﻜﺖ ﻋﻠﻰ ﺴﻴﺪﻨﺎ ﺇﺒﺮﻫﻴﻢ٬ ﻮﻋﻠﻰ ﺁﻞ ﺴﻴﺪﻨﺎ ﺇﺒﺮﻫﻴﻢ٬ ﻔﻰ ﺍﻠﻌﺎ ﻠﻤﻴﻦ ﺍﻨﻚ ﺤﻤﻴﺪ ﻤﺠﻴﺪ
“Ya Allaah limpahkanlah shalawat kepada penghulu kami (Nabi) Muhammad, dan kepada keluarga penghulu kami (Nabi) Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan shalawat kepada penghulu kami (Nabi) Ibrahim, dan kepada keluarga penghulu kami (Nabi) Ibrahim, dan barakahi-lah penghulu kami (Nabi) Muhammad, dan kepada keluarga penghulu kami (Nabi) Muhammad, sebagaimana Engkau mem-barakahi penghulu kami (Nabi) Ibrahim dan keluarga penghulu kami (Nabi) Ibrahim, di alam raya ini sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Mahamulia.”

Shalawat Badawiyyah

Shalawat Badawiyyah
Syaikh Ahmad Badawi


 Syaikh Ahmad Badawi,
Setiap hari, dari pagi hingga sore, beliau menatap matahari, sehingga kornea matanya merah membara. Apa yang dilihatnya bisa terbakar, khawatir terjadinya hal itu, saat berjalan ia lebih sering menatap langit, bagaikan orang yang sombong. Sejak masa kanak kanak, ia suka berkhalwat dan riyadhoh, pernah empat puluh hari lebih perutnya tak terisi makanan dan minuman. Ia lebih memilih diam dan berbicara dengan bahasa isyarat, bila ingin berkomunikasi dengan seseorang. Ia tak sedetikpun lepas dari kalimat toyyibah, berdzikir dan bersholawat.
Pada usia dini beliau telah hafal al-Qur’an, untuk memperdalam ilmu agama ia berguru kepada syaikh Abdul Qadir al-Jailani dan syaikh Ahmad Rifai. Suatu hari, ketika beliau telah sampai ketingkatannya, Syaikh Abdul Qadir al-Jailani, menawarkan kepadanya: ”Manakah yang kau inginkan ya Ahmad Badawi, kunci Masyriq atau Maghrib, akan kuberikan untukmu”, hal yang sama juga diucapkan oleh gurunya Syaikh Ahmad Rifai, dengan lembut, dan karna menjaga tatakrama murid kepada gurunya, ia menjawab; ”Aku tak mengambil kunci kecuali dari al-Fattah (Allah )”.
Peninggalan syaikh Ahmad Badawi yang sangat utama, yaitu bacaan shalawat badawiyah sughro dan shalawat badawiyah kubro.

ﺍﻠﻠﻬﻢ ﺼﻞ ﻮﺴﻠﻢ ﻮﺒﺎﺮﻚ ﻋﻠﻰ ﺴﻴﺪﻨﺎ ﻮﻤﻮﻻﻨﺎ ﻤﺤﻤﺪ٬ﺸﺠﺮﺓ ﺍﻷﺼﻞ ﺍﻠﻨﻮﺮﺍﻨﻴﺔ٬ ﻮﻠﻤﻌﺔ ﺍﻠﻗﺒﻀﺔ ﺍﻠﺮﺤﻤﺎﻨﻴﺔ٬ ﻮﺃﻔﻀﻞ ﺍﻠﺨﻠﻴﻗﺔ ﺍﻹﻨﺴﺎﻨﻴﺔ٬ ﻮﺃﺸﺮﻒ ﺍﻠﺼﻮﺮﺓ ﺍﻠﺠﺴﻤﺎﻨﻴﺔ٬ ﻮﻤﻌﺪﻦ ﺍﻷﺴﺮﺍﺮ ﺍﻠﺮﺒﺎﻨﻴﺔ٬ ﻮﺨﺰﺍﺌﻦ ﺍﻠﻌﻠﻮﻢ ﺍﻹﺼﻃﻓﺎﺌﻴﺔ٬ ﺼﺎﺤﺐ ﺍﻠﻗﺒﻀﺔ ﺍﻷﺼﻠﻴﺔ٬ ﻮﺍﻠﺒﻬﺠﺔ ﺍﻠﺴﻨﻴﺔ٬ ﻮﺍﻠﺮﺘﺒﺔ ﺍﻠﻌﻠﻴﺔ٬ ﻤﻦﺍﻨﺪﺮﺠﺔ ﺍﻠﻨﺒﻴﻮﻦ ﺘﺤﺖ ﻠﻮﺍﺌﻪ٬ ﻔﻬﻢﻤﻨﻪ ﻮﺇﻠﻴﻪ٬ ﻮﺼﻞ ﻮﺴﻠﻢ ﻮﺒﺎﺮﻚﻋﻠﻴﻪ٬ ﻮﻋﻠﻰ ﺁﻠﻪ ﻮﺼﺒﻪ٬ ﻋﺪﺪ ﻤﺎ ﺨﻠﻗﺖ٬ ﻮﺮﺰﻘﺖ٬ ﻮﺃﻤﺖ٬ ﻮﺃﺤﻴﻴﺖ٬ ﺇﻠﻰﻴﻮﻢ ﺘﺒﻌﺚ ﻤﻦ ﺃﻔﻨﻴﺖ٬ ﻮﺴﻠﻢ ﺘﺴﻠﻴﻤﺎ ﻜﺘﻴﺮﺍ٬ ﻮﺍﻠﺤﻤﺪ ﷲ ﺮﺐ ﺍﻠﻌﺎﻠﻤﻴﻦ
“Ya Allaah limpahkanlah shalawat, kesejahteraan, dan keberkahan kepada penghulu dan pemimpin (Nabi) Muhammad; pohon asal cahaya; cahaya genggaman Sang Rahman; insan paling utama; gambaran jasmani yang paling mulia; sumber rahasia-rahasia ke-Tuhan-an; khazanah ilmu-ilmu pilihan; pemilik genggaman kealian; keelokan yang luhur; derajat yang tinggi, yang semua Nabi berteduh di bawah panjinya, maka (para Nabi) mereka bersumber darinya dan akan menuju padanya; dan (limpahkanlah) shalawat, kesejahteraan, dan keberkahan kepadanya dan (limpahkan pula) kepada keluarganya; sebanyak jumlah makhluk yang Engkau ciptakan; yang Engkau berikan rizki; yang Engkau matikan; yang Engkau hidupkan; (hingga ketika) hari (di mana) Engkau bangkitkan mereka yang Engkau matikan sebelumnya; dan (limpahkanlah) kesejahteraan sebanyak-banyaknya; dan segala puji hanya bagi Allaah, Tuhan semesta alam.”

Shalawat Nuuridzdzaati

 


Sholawat Nuuridzdzaati

Bismillaahirrohmaanirrohiim
“Allaahumma sholli ‘alaa sayyidinaa Muhammadininnuuridzdzaatii
wassirrissaarii fii saa- iril asmaa-i washshifaati wa ‘alaa aalihi washohbihi wasallim”

Artinya :
“Yaa Allah berikanlah rahmat, salam sejahtera dan keberkahan kepada junjungan kami, yaitu Nabi Muhammad, cahaya Dzat (Allah) dan rahasia Yang mempunyai rahasia dalam seluruh nama dan sifat”

Sholawat nur zati banyak mengandung fadilah, baik itu untuk kerezekian,  pelarisan usaha, pengasihan sekalian makhluk allah (jin dan manusia). Maupun untuk perlindungan dari penyakit gaib berupa gangguan sihir, santet, tenung, guna-guna, hipnotis dan sebagainya.

Sholawat nur zati adalah satu shalawat yang dinisbatkan pada Syech Syazili.
“Allahumma shalli wa sallim wa baarik ‘alaa sayyidinaa Muhammadinin nuuridzdzaatii was sirris saarii fii saairil asmaai washshifaati wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wasallim”


Konon, sholawat ini merupakan ilham ruhi yang diterima oleh Syech Syazili dan kemudian diajarkan ke murid2 beliau, di dalam lingkup thoriqoh beliau..
Tetapi setelah kurang lebih hampir 500 tahun, sholawat ini ‘ keluar juga dipermukaan’,
dengan ditulisnya sholawat ini di dalam sebuah kitab,

kitab “Himpunan sholawat Nabi beserta khasiatnya” oleh Rafiudin, s. Ag dan Drs Maman A.Djaliel,

Dimana di dalam kitab ini ditulis sebagian kasiatnya adalah :
Shalawat ini untuk membuka rezeki dan untuk memudahkan rezeki, serta untuk pagar atau benteng badan..

Di dalam tradisi kuno pengajaran sholawat Nurdzat ini,
yang sampai sekarang terus di ajarkan di beberapa thoriqoh,
maka ilmu sholawt Nurdzat ini menjadi salah satu ilmu andalan yang biasanya jarang diberikan kepada murid.
Sebab mengandung beberapa hal yang berbahaya seandainya ilmu ini dimiliki tidak oleh orang yang sudah sabar…


http://kaskus.us/showthread.php?t=926490

Shalawat Munjiyat

Shalawat Munjiyat



Menurut imam Dainuri, sholawat munjiyat ini sangat baik bila diamalkan secara sungguh-sungguh apabila seseorang sedang mengalami kesulitan. Seperti terancam bahaya alam berupa kekeringan, kelaparan, penyakit menular, serta apabila mempunyai keinginan atau cita-cita yang hendak dicapai...... hendaklah membaca Sholawat Munjiyat ini sebanyak mungkin pada setiap selesai mengerjakan sholat fardlu 5 waktu.

Sedangkan menurut Imam jazuli dan Syeikh Al-Buni mengatakan, apabila seseorang membiasakan diri membaca shalawat ini sebanyak 1000 kali pada waktu tengah malam, Insya Allah segala macam hajatnya akan terpenuhi, baik hajat di dunia maupun hajat diakherat kelak.

Berikut adalah bacaan sholawat munjiyat

ﺍﻠﻠﻬﻡ ﺼﻞﻋﻟﻰ ﺴﻴﺪ ﻧﺎﻣﺤﻣﺪ٬ ﺼﻼﺓ ﺘﻨﺠﻴﻧﺎ ﺒﻬﺎ ﻤﻥ ﺠﻤﻴﻊ ﺍﻷﻫﻮﺍﻞ ﻮﺍﻻﻓﺎﺖ٬ ﻮﺘﻘﻀﻰ ﻠﻨﺎ ﺒﻬﺎ ﻤﻥ ﺠﻤﻴﻊﺍﻠﺤﺎﺠﺎﺖ٬ ﻮﺘﻄﻬﺭﻨﺎﺒﻬﺎ ﻤﻥ ﺠﻤﻴﻊ ﺍﻠﺴﻴﺌﺎﺖ٬ ﻮﺘﺭﻔﻌﻧﺎ ﺒﻬﺎﻋﻧﺪ ﻚﺍﻋﻠﻰﺍﻠﺪ ﺮﺟﺎﺖ٬ ﻮﺘﺒﻠﻐﻧﺎ ﺒﻬﺎ ﺍﻘﺼﻰ ﺍﻠﻐﺎﻴﺎﺕ٬ ﻤﻥ ﺟﻤﻴﻊ ﺍﻠﺨﻴﺮﺍﺕ ﻔﻰﺍﻠﺤﻴﺎﺓ ﻮﺒﻌﺪ ﺍﻠﻤﻤﺎ ﺕ



versi Indonesianya :

“ Allohumma sholli ‘ala syaiyida muhammad
wa’ala ali syaiyidina muhammad
sholatan tunjina biha min jami’il ahwali wal afat
wataqdilana biha jami’il hajat
watutohhiruna biha min jami’is syai yiat
watarfa’una biha a’lad darojat
watuballi ghuna biha aqshol ghoyat
min jami’il khoiroti fil hayati waba’dal mamat”

artinya :

Wahai Tuhanku, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw dan keluarganya. Semoga dengan itu Engkau selamatkan kami dari segala macam bencana dan musibah, Engkau tunaikan segala hajat kami, Engkau hindarkan kami dari segala kejahatan, Engkau tingkatkan derajat kami, dan engkau sampaikan tujuan kami baik dalam hidup kami atau sesudah mati kami”.

Nampak tidak ada sedikitpun dari doa ini yang aneh. Tapi bagi golongan faham tertentu, doa ini sdh dianggap pintu murtad. Alasannya Aneh bin ajaib, yakni dianggap bahwa Nabi Muhammad dianggap sebagai Tuhan yang melepaskan orang dari marabahaya.

Bagi yang tidak pernah belajar nahwu (grammar) tentu akan ketakutan dituduh syirik begitu. Apalagi yang menuduh berpenampilan “sangat Islami” dengan jenggot beberapa lembar dan dahi yang hitam. Tidak heran bagi awam akan langsung ketakutan.

Padahal telah jelas di kalimat tersebut,

bahwa kata “tunjiina biha min jamiil ahwal” itu memiliki fiil “tunjiina” dan jar-majrur “biha”. “Tunjina” itu dari kata kerja yunjii (menyelamatkan) yang ber-fail (subject) Anta (Engkau), yg tak lain adalah Allah (yg disebut di “Allahumma” tadi).

Sedangkan “biha” adalah kata depan bi (dengan) ditambah ha (kata ganti muannats untuk kata shalawat yang sudah jelas muannats). Jadi maknanya adalah “dengan berkah dari membaca shalawat itu, semoga Engkau, Ya Allah, menyelamatkan kami dari marabahaya”.

Nah, dari analisa grammar ini, jelaslah bahwa pelaku (subject) dari “menyelamatkan” itu jelaslah kata “Engkau” (Allah SWT). Untuk itu tidak ada sedikitpun kemurtadan di sana. Justru dengan memohonnya langsung kepada Allah SWT dg diiringi bacaan shalawat itu, akan membuat doa jadi di-ijabahi oleh Allah SWT. Insya Allah dengan analisa ini, seorang muslim tidak akan mudah lagi dipermainkan oleh sekte radikal tersebut.

“Sarana dan tujuan” atau “wasilah dan ghayah”, seringkali tidak bisa dipahami dengan mudah oleh sekte radikal. Entah virus apa yang bercokol di hatinya hingga sedemikian kerasnya tidak mau menerima nasihat. Padahal telah mafhum, bahwa bila orang sakit pergi ke dokter itu, maka yang menyembuhkan adalah Allah SWT dan bukan dokter. Di sana dokter hanya sbg wasilah dan bukan ghoyah. Orang minum mixagrip kemudian flunya sembuh, maka bukanlah mixagrip yang menyembuhkannya, melainkan Allah SWT, dengan memakai perantara (wasilah) mixagrip. Demikian pula dengan shalawat yang menjadi wasilah atas terkabulnya doa oleh Dzat yang kita tuju yakni Allah SWT.

Untuk itu, mari kesampingkan segala ocehan sekte radikal tersebut, tidak usah dibuka websitenya yang penuh racun itu, agar kita semua, ummat Islam selamat di dunia hingga akhirat kelak. Amin ya rabbal aalamiin. Mari perbanyak membaca shalawat dan salam kepada Baginda Rasulullah SAW.

Wassalam.

Shalawat Nuurul Anwar

SHOLAWAT  NUURUL   ANWAR

Sholawat Nuurul anwar atau Nuuril Anwar ini memiliki banyak faedah dan khasiat antara lain.
  • Jika dibaca ketika hati sedang gandrung atau hati sedang ruwet maka allah akan memberikan kelapangan hati dan kegembiraan
  • Jika sedang mengalami amarah yang memuncak kemudian membaca sholawat nuurul anwar insya allah kemarahan akan reda seketika, begitu juga apabila menghadapi orang yang sedang marah atau menghadapi orang yang sangat ditakuti kemarahannya maka bacalah sholawat nuurul anwar.
  • Untuk mengalami kesempitan rezeki agar luas rezeki wiridkan sholawat nuurul anwar
  • Usaha dagang / bisnis tumpur atau yang hidup segan mati tak mau maka baik sekali mewiridkan sholawat nuurul anwar setiap selesai sholat 5 waktu.
  • Sholawat Nuurul Anwar jika selalu di amalkan maka dapat memberi efek yang pemarah jadi lembut hati, yang pendendam jadi penyayang. Dan masih banyak lagi khasiat dari mewiridkan sholawat.






“Bismillaahirrohmaanirrohiim. Allaahumma sholli ‘alaa nuuril anwar wasirril asror watiryakil aghyaar wamiftahi baabal yasaar sayyiidinaa wa maulaanaa muhammadinil mukhtar wa aalihil ahyaar wa ash haabihil akhyaar ‘adada ni’amillaahi wa ifdhaa lihi”

Komentar Tokoh Dunia tentang : Sayyidina wa Maulana Muhammad SAAW



Apa kata mereka tentang :
Sayyidina wa Maulana
Muhammad SAAW

  Mahatma Gandhi:
“Saya ingin mengetahui tentang manusia paling berpengaruh dalam hati jutaan umat manusia… Saya semakin bertambah yakin bahkan kemenangan yang didapat oleh Islam pada masa-masa itu bukanlah dari ayunan pedang. Kemenangan itu buah dari kesederhanaan Nabi yang gigih, keikhlasan Nabi yang telah mencapai puncaknya, kehati-hatian terhadap semua amanat yang diembannya, pengabdian yang mendalam terhadap para sahabat dan pengikutnya, keberaniannya, ketidaktakutannya, keyakinan yang sempurna terhadap Tuhan dan misinya. Inilah semua dan bukanlah jalan pedang yang mengatasi  semua halangan-halangan itu. Ketika saya menyelesaikan Bab ke-dua dari biografi sang Nabi, saya menyesal: sudah tidak ada lagi kehidupan agung lain yang bisa saya pelajari.” - Young India, 1922.

Edward Gibbon:
“Citra baik Muhammad mengalahkan ketenaran raja-raja. Nabi yang diutus Tuhannya ini melakukan pekerjaan sehari-hari. Ia menyalakan api, menyapu lantai, memeras susu kambing, dan menambal sendiri sepatu dan pakaiannya yang terbuat dari wol. Seakan menolak pencitraan dirinya sebagai seorang pertapa suci yang diagungkan, ia menjalani hidup seperti seorang bangsa Arab dan seorang prajurit - dengan  sedikit makan.
Dalam suatu acara yang hikmat, ia menjamu para tamunya dengan cara sederhana dan penuh keramahan. Namun dalam kehidupan pribadinya, minggu-minggu terlewatkan dengan serba kekurangan di dalam rumahnya. Ia tidak mengenal anggur dalam kebiasaan hidupnya. Rasa laparnya cukup terpuaskan oleh sepotong roti: ia merasa amat bahagia dengan seteguk susu dan madu, sebab kurma dan air adalah menu sehari-harinya.”  - Edward Gibbon, The History of the Decline And Fall of The Roman Empire, Vol. VI, London: The Folio Society, p.264.

Bosworth Smith:

“Dia adalah kepala negara sekaligus pemimpin agama, dia adalah Kaisar dan Paus jadi satu. Tapi, dia adalah Paus tanpa kekuasaan kepausan, dan Kaisar tanpa pasukan kekaisaran, tanpa bala-tentara yang siap tempur, tanpa pengawal, tanpa istana, tanpa pemasukan yang tetap. Jika ada seorang manusia yang berhak untuk  menyatakan bahwa ia memerintah atas perintah ilahi, maka itu adalah Muhammad, karena ia memiliki seluruh kekuasaan tanpa perangkat dan pendukung yang dibutuhkan bagi sebuah kekuasaan seperti itu."  - Bosworth Smith, Mohammad and Mohammadanism, London, 1874, p. 92.

Annie Besant:

“Adalah tidak mungkin bagi seseorang yang mempelajari kehidupan dan karakter seorang Nabi besar dari bangsa Arab itu - yang mengetahui bagaimana ia mengajar dan menjalani hidup - hanya akan tiba pada sekedar rasa hormat saja atas kemuliaan Nabi yang menakjubkan ini, salah seorang utusan Tuhan yang teragung. Dan walau pun dalam karya-karya saya yang mungkin dikenal banyak orang, saya menulis banyak tentangnya tetap saja ketika saya membacanya berulang kali, rasa hormat, penghargaan dan takjub saya tak pernah ada habisnya bagi mahaguru dari bangsa Arab itu.”  - Annie Besant, The Life and Teachings of Muhammad, Madras, 1932, p.4.

 Dr. TVN Persaud:

Menurutku, Muhammad adalah seorang lelaki biasa. Dia tidak bisa membaca dan menulis. Dia buta huruf. Tetapi kita sedang membicarakan masa 1.400 tahun yang lalu. Dimana sesorang yang buta huruf membuat pernyataan-pernyataan menakjubkan, yang secara ilmiah luar biasa akurat. Saya secara pribadi tidak bisa melihat hal ini sebagai sebuah kebetulan belaka. Terlalu banyak akurasi yang dia berikan, seperti Dr. Moore, saya tidak punya keraguan dalam fikiran saya bahwa adalah wahyu Tuhan yang membimbing Muhammad dalam membuat pernyataan-pernyataan itu” - Dr. TVN Persaud, Profesor Anatomi, Ahli Kesehatan dan Penyakit Anak, Kanada. Mempublikasikan lebih dari 181 tulisan ilmiah. Tahun 1991 menerima penghargaan tertinggi bidang anatomi di Kanada.

Profesor Tagata Tagasone:

“Dari penelitian-penelitian saya dan apa yang telah saya pelajari dari konferensi ini, saya percaya bahwa segala yang telah ditulis di Qur’an 1.400 tahun yang lalu adalah kebenaran yang dapat dibuktikan dengan penelitian ilmiah. Karena Muhammad tidak dapat menulis dan membaca, Muhammad pastilah seorang utusan yang menyampaikan kebenaran yang diwahyukan kepadanya sebagai pencerahan dari yang Maha Pencipta. Sang pencipta ini pastilah Tuhan, atau Allah. Karena itu, saya rasa inilah waktunya saya mengucapkan “Laa ilaaha illallah, dan tidak ada Tuhan yang pantas disembah melainkan Allah, ‘Muhammad Rasool Allah’, Muhammad adalah utusan Allah …” - Profesor Tagata Tagasone, Mantan Kepala Fakultas Anatomi dan Embriologi di Universitas Chiang Mai, Thailand.

Lamartine:  “ Adakah yang lebih hebat dari dia? ”

Apabila tujuan yang luarbiasa besar, dengan bekal memulai yang amat minim, dan hasil yang juga luarbiasa besar, adalah tiga syarat untuk sesorang disebut jenius, siapa yang berani membandingkan manusia hebat mana pun dalam sejarah modern ini dengan Muhammad? Orang-orang yang paling terkenal hanya menghasilkan senjata, hukum dan kekaisaran. Mereka menemukan tak lain hanya kekuatan material yang seringkali lenyap begitu saja di depan mata.
Orang ini (Muhammad) tidak hanya mengendalikan pasukan, undang-undang, kerajaan-kerajaan, orang-orang dan dinasti, tetapi jutaan manusia di sepertiga dunia yang dihuni masa itu; dan lebih dari itu. Dia menggoyangkan altar-altar, dewa-dewa, agama-agama, ide-ide, kepercayaan-kepercayaan dan jiwa-manusia... keuletannya untuk mencapai kemenangan, tekadnya... kesemuanya semata dicurahkan untuk satu gagasan mulia, dan samasekali bukan untuk membangun sebuah kekaisaran.
Doanya yang terus-menerus, wahyu yang dia peroleh dari Tuhan, kematiannya dan pencapaiannya setelah kematian, semuanya ini tidak lain membuktikan pendiriannya yang gigih, yang memberikannya kekuatan untuk menegakkan sebuah ajaran. Ajaran ini ada dua sisi: Keesaan Tuhan dan Tuhan sebagai dhzat yang immaterial. Ajaran yang pertama manjelaskan tentang apa Tuhan itu, ajaran kedua menjelaskan tentang apa yang bukan Tuhan. Yang pertama menghancurkan tuhan-tuhan palsu melalui perlawan, yang kedua menjelaskan tentang Tuhan melalui kata-kata.
Filosof, orator, rasul, pembuat undang-undang, pejuang, pencetus ide-ide, pelestari ajaran yang rasional dan keyakinan tanpa simbol-simbol, pendiri duapuluhtiga kerajaan dengan satu agama, itulah Muhammad. Dengan menggunakan standar manusiawi apa pun, kita boleh bertanya, adakah orang yang lebih hebat dari dia? - Lamartine, Histoire de la Turquire, Paris, 1854, Vol. II, pp 276-277.
Maxime Rodinson: “ Sang penyeru dan politisi handal ”
Muhammad yang dulunya seorang bocah dan pria muda yang gelisah telah menjadi Muhammad Sang Nabi. Berkat kepatutan pendekatan, baik secara pribadi, agama mau pun sosial, pesannya disambut dengan penuh semangat oleh sekelompok kecil orang yang selanjutnya menjadi sahabat setia. Kelompok ini kemudian menjadi sebuah komunitas, komunitas agama. Di Madinah, Muhammad menemukan dirinya dalam situasi yang memungkinkan – bahkan mengharuskan dia melakukan perjuangan untuk memperoleh kekuasaan di daerah oase itu… Lima tahun kemudian setelah peristiwa hijrah, kelompok tadi telah mentransformasikan dirinya menjadi sebuah negara yang dihormati oleh para tetangganya...
Sejarah, dan khususnya sejarah Islam, mengenal para tokoh pembaharu lainnya di bidang agama, yang memiliki posisi untuk memainkan peran politik. Namun sering mereka terbukti tak mampu beradaptasi pada bekerjanya kekuatan-kekuatan “political interplay” yang ada. Mereka telah gagal bertindak pada saat dan tempat yang diperlukan, mereka tidak tahu cara bagaimana “membaca” berbagai tujuan jangka panjang, dan juga tidak berhasil menjalankan kegiatan praktis yang terus-menerus dapat berubah, untuk memenuhi kebutuhan yang juga terus-menerus berubah sesuai kebutuhan pada saat itu juga. Terkadang para pemimpin agama itu pun harus bekerjasama dengan orang yang memiliki kepiawaian menyiasati – yang tinggi tingkat kesulitannya – dan yang mampu mewujudkan rencana-rencana. Tetapi Muhammad menemukan dalam dirinya semua hal itu: dia memiliki semua bekal yang dibutuhkan untuk memenuhi peran gandanya tersebut.
Di Medina, sang penyeru kebenaran abadi tersebut telah muncul pula sebagai seorang politisi yang ulet dan handal. Mampu mengendalikan perasaannya dan tidak memperbolehkan perasaan tersebut terlihat kecuali pada waktunya yang tepat. Mampu menunggu sekali pun untuk waktu yang lama, dan bertindak cepat jika saat yang tepat datang... Dengan cara yang sama - sebagian besarnya - dia juga telah membuktikan dirinya sebagai jendral piawai, yang mampu, dalam merancang peperangan secara cerdik, dan mengambil langkah tepat yang diperlukan di setiap pertempuran”. – Maxime Rodinson, Muhammad, diterjemahkan dari bahasa Perancis oleh Anne Carter, London.

100 Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah

NABI MUHAMMAD SAWW (570 SM - 632 SM)


Jatuhnya pilihan saya kepada Nabi Muhammad dalam urutan pertama daftar Seratus Tokoh yang berpengaruh di dunia mungkin mengejutkan sementara pembaca dan mungkin jadi tanda tanya sebagian yang lain. Tapi saya berpegang pada keyakinan saya, dialah Nabi Muhammad satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses-sukses luar biasa baik ditilik dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi.
Berasal-usul dari keluarga sederhana, Muhammad menegakkan dan menyebarkan salah satu dari agama terbesar di dunia, Agama Islam. Dan pada saat yang bersamaan tampil sebagai seorang pemimpin tangguh, tulen, dan efektif. Kini tiga belas abad sesudah wafatnya, pengaruhnya masih tetap kuat dan mendalam serta berakar.
Sebagian besar dari orang-orang yang tercantum di dalam buku ini merupakan makhluk beruntung karena lahir dan dibesarkan di pusat-pusat peradaban manusia, berkultur tinggi dan tempat perputaran politik bangsa-bangsa. Muhammad lahir pada tahun 570 M, di kota Mekkah, di bagian agak selatan Jazirah Arabia, suatu tempat yang waktu itu merupakan daerah yang paling terbelakang di dunia, jauh dari pusat perdagangan, seni maupun ilmu pengetahuan. Menjadi yatim-piatu di umur enam tahun, dibesarkan dalam situasi sekitar yang sederhana dan rendah hati. Sumber-sumber Islam menyebutkan bahwa Muhamnmad seorang buta huruf. Keadaan ekonominya baru mulai membaik di umur dua puluh lima tahun tatkala dia kawin dengan seorang janda berada. Bagaimanapun, sampai mendekati umur empat puluh tahun nyaris tak tampak petunjuk keluarbiasaannya sebagai manusia.
Umumnya, bangsa Arab saat itu tak memeluk agama tertentu kecuali penyembah berhala Di kota Mekkah ada sejumlah kecil pemeluk-pemeluk Agama Yahudi dan Nasrani, dan besar kemungkinan dari merekalah Muhammad untuk pertama kali mendengar perihal adanya satu Tuhan Yang Mahakuasa, yang mengatur seantero alam. Tatkala dia berusia empatpuluh tahun, Muhammad yakin bahwa Tuhan Yang Maha Esa ini menyampaikan sesuatu kepadanya dan memilihnya untuk jadi penyebar kepercayaan yang benar.
Selama tiga tahun Muhammad hanya menyebar agama terbatas pada kawan-kawan dekat dan kerabatnya. Baru tatkala memasuki tahun 613 dia mulai tampil di depan publik. Begitu dia sedikit demi sedikit punya pengikut, penguasa Mekkah memandangnya sebagai orang berbahaya, pembikin onar. Di tahun 622, cemas terhadap keselamatannya, Muhammad hijrah ke Madinah, kota di utara Mekkah berjarak 200 mil. Di kota itu dia ditawari posisi kekuasaan politik yang cukup meyakinkan.
Peristiwa hijrah ini merupakan titik balik penting bagi kehidupan Nabi. Di Mekkah dia susah memperoleh sejumlah kecil pengikut, dan di Medinah pengikutnya makin bertambah sehingga dalam tempo cepat dia dapat memperoleh pengaruh yang menjadikannya seorang pemegang kekuasaan yang sesungguhnya. Pada tahun-tahun berikutnya sementara pengikut Muhammad bertumbuhan bagai jamur, serentetan pertempuran pecah antara Mektah dan Madinah. Peperangan ini berakhir tahun 630 dengan kemenangan pada pihak Muhammad, kembali ke Mekkah selaku penakluk. Sisa dua setengah tahun dari hidupnya dia menyaksikan kemajuan luar-biasa dalam hal cepatnya suku-suku Arab memeluk Agama Islam. Dan tatkala Muhammad wafat tahun 632, dia sudah memastikan dirinya selaku penguasa efektif seantero Jazirah Arabia bagian selatan.
Suku Bedewi punya tradisi turun-temurun sebagai prajurit-prajurit yang tangguh dan berani. Tapi, jumlah mereka tidaklah banyak dan senantiasa tergoda perpecahan dan saling melabrak satu sama lain. Itu sebabnya mereka tidak bisa mengungguli tentara dari kerajaan-kerajaan yang mapan di daerah pertanian di belahan utara. Tapi, Muhammadlah orang pertama dalam sejarah, berkat dorongan kuat kepercayaan kepada keesaan Tuhan, pasukan Arab yang kecil itu sanggup melakukan serentetan penaklukan yang mencengangkan dalam sejarah manusia. Di sebelah timurlaut Arab berdiri Kekaisaran Persia Baru Sassanids yang luas. Di baratlaut Arabia berdiri Byzantine atau Kekaisaran Romawi Timur dengan Konstantinopel sebagai pusatnya.
Ditilik dari sudut jumlah dan ukuran, jelas Arab tidak bakal mampu menghadapinya. Namun, di medan pertempuran, pasukan Arab yang membara semangatnya dengan sapuan kilat dapat menaklukkan Mesopotamia, Siria, dan Palestina. Pada tahun 642 Mesir direbut dari genggaman Kekaisaran Byzantine, dan sementara itu balatentara Persia dihajar dalam pertempuran yang amat menentukan di Qadisiya tahun 637 dan di Nehavend tahun 642.
Tapi, penaklukan besar-besaran --di bawah pimpinan sahabat Nabi dan penggantinya Abu Bakr dan Umar ibn al-Khattab-- itu tidak menunjukkan tanda-tanda stop sampai di situ. Pada tahun 711, pasukan Arab telah menyapu habis Afrika Utara hingga ke tepi Samudera Atlantik. Dari situ mereka membelok ke utara dan menyeberangi Selat Gibraltar dan melabrak kerajaan Visigothic di Spanyol.

   
Peta Kekuasaan Kerajaan Islam sekitar 632-740
Sepintas lalu orang mesti mengira pasukan Muslim akan membabat habis semua Nasrani Eropa. Tapi pada tahun 732, dalam pertempuran yang masyhur dan dahsyat di Tours, satu pasukan Muslimin yang telah maju ke pusat negeri Perancis pada akhirnya dipukul oleh orang-orang Frank. Biarpun begitu, hanya dalam tempo secuwil abad pertempuran, orang-orang Bedewi ini -dijiwai dengan ucapan-ucapan Nabi Muhammad- telah mendirikan sebuah empirium membentang dari perbatasan India hingga pasir putih tepi pantai Samudera Atlantik, sebuah empirium terbesar yang pernah dikenal sejarah manusia. Dan di mana pun penaklukan dilakukan oleh pasukan Muslim, selalu disusul dengan berbondong-bondongnya pemeluk masuk Agama Islam.
Ternyata, tidak semua penaklukan wilayah itu bersifat permanen. Orang-orang Persia, walaupun masih tetap penganut setia Agama Islam, merebut kembali kemerdekaannya dari tangan Arab. Dan di Spanyol, sesudah melalui peperangan tujuh abad lamanya akhirnya berhasil dikuasai kembali oleh orang-orang Nasrani. Sementara itu, Mesopotamia dan Mesir dua tempat kelahiran kebudayaan purba, tetap berada di tangan Arab seperti halnya seantero pantai utara Afrika. Agama Islam, tentu saja, menyebar terus dari satu abad ke abad lain, jauh melangkah dari daerah taklukan. Umumnya jutaan penganut Islam bertebaran di Afrika, Asia Tengah, lebih-lebih Pakistan dan India sebelah utara serta Indonesia. Di Indonesia, Agama Islam yang baru itu merupakan faktor pemersatu. Di anak benua India, nyaris kebalikannya: adanya agama baru itu menjadi sebab utama terjadinya perpecahan.
Apakah pengaruh Nabi Muhammad yang paling mendasar terhadap sejarah ummat manusia? Seperti halnya lain-lain agama juga, Islam punya pengaruh luar biasa besarnya terhadap para penganutnya. Itu sebabnya mengapa penyebar-penyebar agama besar di dunia semua dapat tempat dalam buku ini. Jika diukur dari jumlah, banyaknya pemeluk Agama Nasrani dua kali lipat besarnya dari pemeluk Agama Islam, dengan sendirinya timbul tanda tanya apa alasan menempatkan urutan Nabi Muhammad lebih tinggi dari Nabi Isa dalam daftar. Ada dua alasan pokok yang jadi pegangan saya. Pertama, Muhammad memainkan peranan jauh lebih penting dalam pengembangan Islam ketimbang peranan Nabi Isa terhadap Agama Nasrani. Biarpun Nabi Isa bertanggung jawab terhadap ajaran-ajaran pokok moral dan etika Kristen (sampai batas tertentu berbeda dengan Yudaisme), St. Paul merupakan tokoh penyebar utama teologi Kristen, tokoh penyebarnya, dan penulis bagian terbesar dari Perjanjian Lama.
Sebaliknya Muhammad bukan saja bertanggung jawab terhadap teologi Islam tapi sekaligus juga terhadap pokok-pokok etika dan moralnya. Tambahan pula dia "pencatat" Kitab Suci Al-Quran, kumpulan wahyu kepada Muhammad yang diyakininya berasal langsung dari Allah. Sebagian terbesar dari wahyu ini disalin dengan penuh kesungguhan selama Muhammad masih hidup dan kemudian dihimpun dalam bentuk yang tak tergoyangkan tak lama sesudah dia wafat. Al-Quran dengan demikian berkaitan erat dengan pandangan-pandangan Muhammad serta ajaran-ajarannya karena dia bersandar pada wahyu Tuhan. Sebaliknya, tak ada satu pun kumpulan yang begitu terperinci dari ajaran-ajaran Isa yang masih dapat dijumpai di masa sekarang. Karena Al-Quran bagi kaum Muslimin sedikit banyak sama pentingnya dengan Injil bagi kaum Nasrani, pengaruh Muhammad dengan perantaraan Al-Quran teramatlah besarnya. Kemungkinan pengaruh Muhammad dalam Islam lebih besar dari pengaruh Isa dan St. Paul dalam dunia Kristen digabung jadi satu. Diukur dari semata mata sudut agama, tampaknya pengaruh Muhammad setara dengan Isa dalam sejarah kemanusiaan.
Lebih jauh dari itu (berbeda dengan Isa) Muhammad bukan semata pemimpin agama tapi juga pemimpin duniawi. Fakta menunjukkan, selaku kekuatan pendorong terhadap gerak penaklukan yang dilakukan bangsa Arab, pengaruh kepemimpinan politiknya berada dalam posisi terdepan sepanjang waktu.
Dari pelbagai peristiwa sejarah, orang bisa saja berkata hal itu bisa terjadi tanpa kepemimpinan khusus dari seseorang yang mengepalai mereka. Misalnya, koloni-koloni di Amerika Selatan mungkin saja bisa membebaskan diri dari kolonialisme Spanyol walau Simon Bolivar tak pernah ada di dunia. Tapi, misal ini tidak berlaku pada gerak penaklukan yang dilakukan bangsa Arab. Tak ada kejadian serupa sebelum Muhammad dan tak ada alasan untuk menyangkal bahwa penaklukan bisa terjadi dan berhasil tanpa Muhammad. Satu-satunya kemiripan dalam hal penaklukan dalam sejarah manusia di abad ke-13 yang sebagian terpokok berkat pengaruh Jengis Khan. Penaklukan ini, walau lebih luas jangkauannya ketimbang apa yang dilakukan bangsa Arab, tidaklah bisa membuktikan kemapanan, dan kini satu-satunya daerah yang diduduki oleh bangsa Mongol hanyalah wilayah yang sama dengan sebelum masa Jengis Khan
Ini jelas menunjukkan beda besar dengan penaklukan yang dilakukan oleh bangsa Arab. Membentang dari Irak hingga Maroko, terbentang rantai bangsa Arab yang bersatu, bukan semata berkat anutan Agama Islam tapi juga dari jurusan bahasa Arabnya, sejarah dan kebudayaan. Posisi sentral Al-Quran di kalangan kaum Muslimin dan tertulisnya dalam bahasa Arab, besar kemungkinan merupakan sebab mengapa bahasa Arab tidak terpecah-pecah ke dalam dialek-dialek yang berantarakan. Jika tidak, boleh jadi sudah akan terjadi di abad ke l3. Perbedaan dan pembagian Arab ke dalam beberapa negara tentu terjadi -tentu saja- dan nyatanya memang begitu, tapi perpecahan yang bersifat sebagian-sebagian itu jangan lantas membuat kita alpa bahwa persatuan mereka masih berwujud. Tapi, baik Iran maupun Indonesia yang kedua-duanya negeri berpenduduk Muslimin dan keduanya penghasil minyak, tidak ikut bergabung dalam sikap embargo minyak pada musim dingin tahun 1973 - 1974. Sebaliknya bukanlah barang kebetulan jika semua negara Arab, semata-mata negara Arab, yang mengambil langkah embargo minyak.
Jadi, dapatlah kita saksikan, penaklukan yang dilakukan bangsa Arab di abad ke-7 terus memainkan peranan penting dalam sejarah ummat manusia hingga saat ini. Dari segi inilah saya menilai adanya kombinasi tak terbandingkan antara segi agama dan segi duniawi yang melekat pada pengaruh diri Muhammad sehingga saya menganggap Muhammad dalam arti pribadi adalah manusia yang paling berpengaruh dalam sejarah manusia.

Tangisan Baginda Nabi Menggetarkan Arasy


Jika harta yang hilang dari diri seseorang, maka tiada apa pun yang hilang,
 

Jika kesihatan yang hilang dari diri seseorang, maka ada sesuatu yang
hilang,

Tetapi jika akhlak yang hilang dari diri seseorang, 
maka segala-galanya telah hilang dari diri seseorang.

"Dikisahkan, bahawasanya di waktu Rasulullah s.a.w. sedang asyik
bertawaf
di Ka'bah, beliau mendengar seseorang di hadapannya bertawaf, sambil
berzikir: "Ya Karim! Ya Karim!"

Rasulullah s.a.w. menirunya membaca "Ya Karim!
Ya Karim!" Orang itu lalu berhenti di salah satu sudut Ka'bah, dan
berzikir
lagi: "Ya Karim! Ya Karim!" Rasulullah s.a.w. yang berada di
belakangnya mengikut zikirnya "Ya Karim! Ya Karim!" Merasa seperti
diolok-olokkan, orang itu menoleh ke belakang dan terlihat olehnya
seorang
laki-laki yang gagah, lagi tampan yang belum pernah dikenalinya. Orang
itu
lalu
berkata:

"Wahai orang tampan! Apakah engkau memang sengaja memperolok-olokkanku,
kerana aku ini adalah orang Arab badwi? Kalaulah bukan kerana
ketampananmu
dan kegagahanmu, pasti engkau akan aku laporkan kepada kekasihku,
Muhammad
Rasulullah."

Mendengar kata-kata orang badwi itu, Rasulullah s.a.w. tersenyum, lalu
bertanya: "Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?"
"Belum,"
jawab orang itu. "Jadi bagaimana kau beriman kepadanya?"

"Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum
pernah
melihatnya, dan membenarkan perutusannya,sekalipun saya belum pernah
bertemu dengannya," kata orang Arab badwi itu pula.

Rasulullah s.a.w. pun berkata kepadanya: "Wahai orang Arab! Ketahuilah
aku
inilah Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat!" Melihat Nabi
di
hadapannya, dia tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya.

"Tuan ini Nabi Muhammad?!" "Ya" jawab Nabi s.a.w. Dia segera tunduk
untuk
mencium kedua kaki Rasulullah s.a.w. Melihat hal itu, Rasulullah s.a.w.
menarik tubuh orang Arab itu, seraya berkata kepadanya:

"Wahal orang Arab! janganlah berbuat serupa itu. Perbuatan serupa itu
biasanya dilakukan oleh hamba sahaya kepada tuannya, Ketahuilah, Allah
mengutusku bukan untuk menjadi seorang yang takabbur yang meminta
dihormati, atau diagungkan, tetapi demi membawa berita gembira bagi
orang
yang beriman, dan membawa berita menakutkan bagi yang mengingkarinya."

Ketika itulah, Malaikat Jibril a.s. turun membawa berita dari langit
dia
berkata: "Ya Muhammad! Tuhan As-Salam mengucapkan salam kepadamu dan
bersabda: "Katakanlah kepada orang Arab itu, agar dia tidak terpesona
dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahawa Allah akan menghisabnya di
hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil
mahupun yang besar!" Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian
pergi. Maka orang Arab itu pula berkata:

"Demi keagungan serta kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan membuat
perhitungan
atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan dengannya!"
kata orang Arab badwi itu. "Apakah yang akan engkau perhitungkan dengan
Tuhan?" Rasulullah bertanya kepadanya. 'Jika Tuhan akan memperhitungkan
dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran
maghfirahnya,' jawab orang itu. 'Jika Dia memperhitungkan kemaksiatan
hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa keluasan pengampunan-Nya.
Jika Dia memperhitungkan kekikiran hamba, maka hamba akan
memperhitungkan
pula betapa kedermawanannya!'

Mendengar ucapan orang Arab badwi itu, maka Rasulullah s.a.w. pun
menangis
mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab badwi itu, air mata
beliau meleleh membasahi Janggutnya. Lantaran itu Malaikat Jibril turun
lagi seraya berkata:
"Ya Muhammad! Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu, dan bersabda:
Berhentilah engkau dari menangis! Sesungguhnya kerana tangismu, penjaga
Arasy lupa dari bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga la bergoncang.
Katakan kepada temanmu itu, bahawa Allah tidak akan menghisab dirinya,
juga tidak akan memperhitungkan kemaksiatannya. Allah sudah mengampuni
semua kesalahannya dan la akan menjadi temanmu di syurga nanti!" Betapa
sukanya orang Arab badwi itu, apabila mendengar berita tersebut. la
lalu
menangis kerana tidak berdaya menahan keharuan dirinya. "

Kalau tidak keberatan..... Tolong sebarkan cerita ini kepada saudara
Muslim
Muslimat yang lain agar menjadi renungan dan pelajaran kepada kita
semua.
Ilmu yang bermanfaat ialah salah satu amal yang berkekalan bagi orang
yang
mengajarnya meskipun dia sudah meninggal dunia... "

Kenabian Muhammad dalam kitab suci umat Hindu

Kenabian Muhammad dalam kitab suci umat Hindu

Kenyataan Nabi Muhammad adalah utusan bagi semua umat manusia memang tidak bisa dipungkiri, Seorang professor bahasa dari ALAHABAD UNIVERSITY INDIA dalam salah satu buku terakhirnya berjudul “KALKY AUTAR” (Petunjuk Yang Maha Agung) yang baru diterbitkan memuat sebuah pernyataan yang sangat mengagetkan kalangan intelektual Hindu.
 
Sang professor secara terbuka dan dengan alasan-alasan ilmiah, mengajak para penganut Hindu untuk segera memeluk agama Islam dan sekaligus mengimani risalah yang dibawa oleh Rasulullah saw, karena menurutnya, sebenarnya Muhammad Rasulullah saw adalah sosok yang dinanti-nantikan sebagai sosok pembaharu spiritual.

Prof. WAID BARKASH (penulis buku) yang masih berstatus pendeta besar kaum Brahmana mengatakan bahwa ia telah menyerahkan hasil kajiannya kepada delapan pendeta besar kaum Hindu dan mereka semuanya menyetujui kesimpulan dan ajakan yang telah dinyatakan di dalam buku. Semua kriteria yang disebutkan dalam buku suci kaum Hindu (Wedha) tentang ciri-ciri “KALKY AUTAR” sama persis dengan ciri-ciri yang dimiliki oleh Rasulullah Saw.
Dalam ajaran Hindu disebutkan mengenai ciri KALKY AUTAR diantaranya, bahwa dia akan dilahirkan di jazirah, bapaknya bernama SYANUYIHKAT dan ibunya bernama SUMANEB. Dalam bahasa sansekerta kata SYANUYIHKAT adalah paduan dua kata yaitu SYANU artinya Tuhan sedangkan YAHKAT artinya hamba yang dalam bahasa Arab disebut ABDUN.
Dengan demikian kata SYANUYIHKAT artinya ABDULLAH ( Hamba Allah). Demikian juga kata SUMANEB yang dalam bahasa sansekerta artinya AMANA atau AMAAN yang terjemahan bahasa Arabnya “AMINAH”. Sementara semua orang tahu bahwa nama bapak Rasulullah Saw adalah ABDULLAH dan nama ibunya AMINAH.
Dalam kitab Wedha juga disebutkan bahwa Tuhan akan mengirim utusan-Nya kedalam sebiuah goa untuk mengajarkan KALKY AUTAR (Petunjuk Yang Maha Agung). Cerita yang disebut dalam kitab Wedha ini mengingatkan akan kejadian di Gua Hira saat Rasulullah didatangi malaikat Jibril untuk mengajarkan kepadanya wahyu tentang Islam.
Bukti lain yang dikemukakan oleh Prof Barkash bahwa kitab Wedha juga menceritakan bahwa Tuhan akan memberikan Kalky Autar seekor kuda yang larinya sangat cepat yang membawa kalky Autar mengelilingi tujuh lapis langit. Ini merupakan isyarat langsung kejadian Isra’ Mi’raj dimana Rasullah mengendarai Buroq.
Sumber : buku KALKY AUTAR Pengarang Prof. Waid Barkash Muallaf dari India

Kelahiran Sang Nabi Dalam Untaian Puisi


Kelahiran Sang Nabi Dalam Untaian Puisi PDF Cetak E-mail
Meski tiada kata yang cukup mewakili untuk menggambarkan keluhuran budinya, dengan segala keterbatasan para ulama pecintanya merangkum saat-saat kelahiran dan akhlaknya dalam untaian puisi yang indah.
Ketika bulan Maulid telah tiba. Seluruh dunia menyambutnya dengan gegap gempita. Ada yang menggelar pengajian, ada yang menyelenggarakan selamatan dan tumpengan. Bahkan ada yang menggelar prosesi besar-besaran selama hampir sebulan, seperti tradisi Grebeg Maulud di Keraton Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, dan Kasultanan Cirebon. Semuanya sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas kelahiran utusan-Nya, Muhammad SAW.
Dari berbagai tradisi merayakan kelahiran Rasulullah SAW tersebut, ada sebuah ritus yang nyaris seragam di semua tempat, yakni pembacaan kisah kelahiran sang nabi. Berbeda dengan sirah (biografi) dan tarikh (sejarah) karya sejarawan, kisah-kisah kelahiran Nabi yang dikenal dengan nama Maulid – atau dalam budaya Betawi disebut Rawi – itu berupa puisi panjang yang digubah oleh para ulama besar yang juga ahli syair.
Ada beragam jenis Maulid. Ada yang digubah dalam lirik-lirik qashidah murni yang indah, seperti Maulid Burdah, oleh Imam Muhammad Al-Bushiri, dan Maulid Syaraful Anam. Ada pula yang bercorak prosa lirik yang dipadu qashidah, seperti Maulid Ad-Diba’i, karya Al-Imam Abdurrahman bin Ali Ad-Diba’i Asy-Syaibani Az-Zubaidi; Maulid Azabi, karya Syaikh Muhammad Al-Azabi; Maulid Al-Buthy, karya Syaikh Abdurrauf Al-Buthy; Maulid Simthud Durar, karya Al-Habib Ali bin Muhammad bin Husain Al-Habsyi; dan yang mutakhir Maulid Adh-Dhiya-ul Lami’, karya Al-Habib Umar bin Hafidz dari Hadhramaut.
Ada pula ulama pujangga yang menyusun dua Maulid dalam dua model berbeda, seperti Syaikh Ja’far bin Hasan bin Abdul Karim Al-Barzanji al-Madani, penyusun Maulid Barzanji. Maulid karya khatib Masjid Nabawi (Madinah) yang wafat pada 1177 H/1763 M itu disusun dalam dua model: natsar (prosa lirik) yang terdiri atas 19 bab dengan 355 bait, dan nazham (qashidah puitis) berisi 16 bab dengan 205 bait.
Meski dengan corak penyusunan beragam, setiap karya Maulid memiliki kesamaan: mengandung keunikan dalam gaya dan irama yang khas, serta penuh metafora dan simbol. Dalam kajian sastra Arab, keunikan itu disebut Al-Madaih al-Nabawiyah, puisi-puisi sanjungan kenabian. Meski isinya sering kali disalahpahami oleh kalangan penentang Maulid sebagai kemusyrikan, metafora dan simbol dalam Maulid justru merupakan kekuatan dalam memunculkan kerinduan dan kecintaan umat pembaca kepada Nabi junjungannya.
Meski tidak sama persis, ada kesamaan lain dari Maulid-maulid tersebut. Yakni dalam pembagian kisah yang biasanya terdiri dari kisah penciptaan Nabi Muhammad SAW, kisah kehamilan ibunda sang Nabi, berbagai keajaiban menjelang kelahiran beliau, sosok dan kepribadian Rasulullah SAW, serta kiprah dakwah beliau.
Nur Muhammad
Beberapa Maulid juga menambahkan bagian-bagian yang tidak ada pada Maulid lainnya sebagai kekhasan. Misalnya, pencantuman silsilah Rasulullah SAW hingga Nabi Ibrahim AS dalam maulid Barzanji, atau pengutipan hadits-hadits tentang Nur Muhammad dalam Simthud Durar, dan tentang keutamaan Rasulullah dan umatnya dalam Ad-Diba’i.
Sebagai bagian dari karya sastra, penambahan-panambahan itu pun dirangkai dalam kalimat kalimat indah yang bersajak. Tengok, misalnya, pohon silsilah Nabi yang dirangkai oleh Syaikh Ja’far Al-Barzanji dalam Maulid-nya yang berjudul asli Qishshah al-Maulid an-Nabawi (Kisah Kelahiran Nabi). “Wa ba’du, kukatakan bahwa junjungan kita Nabi Muhammad SAW adalah putra Abdullah, putra Abdul Muthalib, yang nama aslinya ialah Syaibatul Hamd, karena budi pekertinya yang sangat terpuji. (Abdul Muthalib) adalah putra Hasyim, yang nama aslinya Amr, putra Abdu Manaf, yang nama aslinya Al-Mughirah, yang telah berhasil mencapai kedudukan yang sangat tinggi…”

Lebih indah lagi, bab nasab itu ditutup dengan serangkaian qashidah yang menawan.
Nasabun tahsibul ‘ulâ bihulâh,
qalladathâ nujûmahal jawza-u
(Inilah untaian nasab yang dengan berhias namanya menjadi tinggi,
laksana kecemerlangan bintang Aries di antara bintang-bintang yang membuntuti).
Habbadzâ ‘iqdu sûdadiw wa fakhâri,
anta fîhil yatimatul ‘ashma-u
(Betapa indah untaian yang sangat mulia dan membanggakan itu,
dengan dikau yang laksana liontin berkilau di dalamnya).
Rangkaian pembacaan Maulid biasanya dibuka dengan shalawat dan doa yang dirangkai dalam bentuk qashidah nan indah. Pembacaan Maulid Diba’ dan Barzanji, misalnya, selalu diawali dengan syair berikut:
Ya Rabbi shalli ‘alâ Muhammad
Ya Rabbi shalli ‘alaihi wa sallim
Ya Rabbi balligh-hul wasîlah
Ya Rabbi khush-shah bil fadhîlah
(Wahai Tuhan, tetapkanlah limpahan rahmat kepada Nabi Muhammad.
Wahai Tuhan, tetapkanlah limpahan rahmat dan kesejahteraan kepadanya.
Wahai Tuhan, sampaikanlah kepadanya sebagai perantara.
Wahai Tuhan, khususkanlah kepadanya dengan keutamaan).

Sedangkan Simthud Durar dibuka dengan syair:
Ya Rabbi shalli ‘alâ Muhammad
Mâ lâha fil ufuqi nûru kawkab
(Wahai Tuhan, selagi cahaya bintang gemintang masih gemerlapan di kaki langit,
tetapkanlah limpahan rahmat kepada Nabi Muhammad).
Seluruh ungkapan dalam Maulid memang disusun dengan bahasa sastra yang sangat tinggi. Dalam disiplin ilmu balaghah (paramasastra bahasa Arab), penyimbolan dan metafora (tasybih) dalam Maulid sudah masuk kategori baligh, tingkatan metafora tertinggi.
Qashidah lain yang sangat populer dan sangat baligh terdapat dalam Maulid Barzanji,
Anta syamsun anta badrun
Anta nurun fawqa nuri
(Engkaulah surya, engkaulah purnama.
(Engkau cahaya di atas cahaya)
Dalam tradisi sastra Arab, syair tersebut bernilai tinggi justru karena menghilangkan sebagian unsur kalimatnya. Jika dilengkapi – yang berarti menurunkan kualitasnya – kalimat tersebut bisa berbunyi…
Anta kasy-syamsi fi tanwiri qulubin nas
Anta kal badri fil taksyifi zhulamiz zamani
Anta fil anbiya-i ka nurun fawqa nuri
(Engkau laksana surya, dalam menyinari hati manusia.
Engkau laksana purnama, dalam menyingkap kegelapan masa.
Di antara para nabi, Engkau laksana cahaya di atas cahaya).
Keindahan lain juga terkandung dalam pengisahan proses penciptaan ruh Nabi Muhammad SAW, yang diyakini berasal dari pancaran cahaya Ilahi. Karena itulah bentuk awal penciptaan Rasulullah disebut nur Muhammad, yang diciptakan sebelum penciptaan alam semesta raya. Bahkan diceritakan oleh para ahli hikmah, karena Muhammad-lah Allah menciptakan alam semesta ini.
Syaikh Al-Barzanji melukiskannya dengan ungkapan Huwa akhirul anbiya-i bi shuratihi wa awwaluhum bi ma’nah (Beliau adalah nabi terakhir dalam wujud, namun nabi pertama secara maknawi). Sedangkan Dhiya-ul Lami’ menggambarkannya berupa dialog ketika Rasulullah ditanya oleh seseorang, “Sejak kapankah kenabianmu?” Beliau bersabda, “Kenabianku sejak Adam masih berupa air dan tanah.”
Masih tentang hal yang sama, Habib Ali Al-Habsyi dalam Simthud Durar mengutip hadits Abdurrazzaq dari Jabir bin Abdullah Al-Anshari, bahwasanya ia pernah bertanya, “Demi ayah dan ibuku, ya Rasulullah, beritahukanlah kepadaku tentang sesuatu yang pertama diciptakan Allah sebelum yang lain.” Maka jawab Rasulullah, “Wahai Jabir, sesungguhnya Allah telah menciptakan nur nabimu, Muhammad, dari nur-Nya sebelum menciptakan sesuatu yang lain.”
Penggambaran tentang penciptaan nur Muhammad ini dengan indah dilukiskan oleh kakek (alm.) Habib Anis, Solo, dengan ungkapan, “Pecahlah ‘telur’ penciptaan-Nya di alam mutlak yang tak berbatas ini. Menyingkap keindahan yang bisa disaksikan pandangan mata, mencakup segala kesempurnaan sifat keindahan dan keelokan. Dan berpindah-pindahlah ia dengan segala keberkahan, dalam sulbi-sulbi (punggung) dan rahim-rahim yang mulia. Tiada satu sulbi pun yang menyimpannya, kecuali beroleh nikmat Allah nan sempurna.”
Muhammad Rasulullah saw Arsy Pun Berguncang
Sementara Maulid Diba’ menggambarkannya dengan lebih mendetail melalui periwayatan Sayyidina Abdullah bin Abbas RA. Dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Sesungguhnya ada seorang Quraisy yang ketika itu masih berwujud cahaya (nur) di hadapan Allah, Yang Mahaperkasa dan Mahaagung, dua ribu tahun sebelum penciptaan Nabi Adam AS, yang selalu bertasbih kepada Allah. Dan bersamaan dengan tasbihnya, bertasbih pula para malaikat mengikutinya."
Ketika Allah akan menciptakan Adam, nur itu pun diletakkan di tanah liat asal kejadian Adam. Lalu Allah Azza wa Jalla menurunkannya ke bumi melalui punggung Nabi Adam dan Allah membawanya ke dalam kapal dalam tulang sulbi Nabi Nuh dan menjadikannya dalam tulang sulbi sang Kekasih, Nabi Ibrahim, ketika ia dilemparkan ke dalam api.
Tak henti-hentinya Allah, Yang Mahaperkasa dan Mahaagung, memindahkannya dari rangkaian tulang sulbi yang suci, kepada rahim yang suci dan megah, hingga akhirnya Allah melahirkannya melalui kedua orangtuanya yang sama sekali tidak pernah berbuat serong.”
Setiap tahapan penciptaan dan kelahiran Rasulullah memang sarat dengan keajaiban dan keluarbiasaan. Ketika Nabi masih dalam kandungan ibundanya, Aminah, Syaikh Ja’far Al-Barzanji melukiskan kesuburan yang mendadak mewarnai sekitar kota Mekah, dan hujan yang mendadak turun, setelah bertahun-tahun kemarau melanda tanah suci itu.
Berita tentang telah dekatnya kelahiran seorang calon nabi akhir zaman, rupanya telah sampai ke telinga para pendeta Yahudi dan Nasrani, juga para penyihir dan dukun. Tak mau kecolongan, mereka minta bantuan jin untuk mencuri dengar kabar dari langit. Namun, sejak kehamilan Aminah, segenap pintu langit telah dijaga ketat oleh para malaikat bersenjatakan panah berapi.
Dalam Maulid-nya, Habib Umar bin Hafidz menambahkan, “Dan ketika Aminah mengandung Nabi, ia tidak pernah merasa sakit sebagaimana lazimnya wanita yang tengah hamil.” Sementara Syaikh Abdurrahman Ad-Diba’i memilih penggambaran yang gempita dan agung, dengan sajak-sajak yang berakhiran huruf ra berharakat fathah.
Fahtazzal ‘arsyu tharaban was-tibsyâra
Waz-dâdal kursiyyu haibatan wa waqâra
Wam-tala-atis samâwâtu anwâra
wa dhaj-jatil mala-ikatu tahlîlan wa tanjîdan was-tighfâra
(Maka Arsy pun berguncang
penuh suka cita dan riang gembira.
(Sementara) Kursi Allah bertambah wibawa dan tenang.
Langit dipenuhi berjuta cahaya.
Dan bergemuruh suara malaikat membaca tahlil, tamjid (pengagungan Allah), dan istighfar.
Detik-detik kelahiran Nabi dilukiskan sebagai peristiwa luar biasa yang sarat kemukjizatan. Para penyusun Maulid pun berlomba mengabadikannya dengan rangkaian kalimat indah yang tak terhingga nilainya, misalnya untaian puisi dalam Maulid Diba’ seperti berikut:
Wa lam tazal ummuhû tarâ anwâ’an min fakhrihî wa fadhlihî,
ilâ nihâyati tamâmi hamlih
Falammâsy-tadda bihâth-thalqu bi-idzni rabbil khalqi,
wadha’atil habîba shallallâhu ‘alaihi wa sallama sâjidan syâkiran hâmidan ka-annahul badru fî tamâmih
(Dan sang ibunda tiada henti melihat bermacam tanda kemegahan dan keistimewaan sang janin,
hingga sempurnalah masa kandungannya.
Maka ketika sang bunda telah merasa kesakitan,
dengan izin Tuhan, Sang Pencipta makhluk, lahirlah kekasih Allah, Muhammad SAW,
dalam keadaan sujud, bersyukur, dan memuji,
dengan wajah yang sempurna, laksana purnama).

Sementara Simthud Durar menggambarkannya dengan untaian kalimat yang tak kurang indah…
“Maka dengan taufik Allah,
hadirlah Sayyidah Maryam dan Sayyidah Asiyah,
yang diiringi bidadari-bidadari surga
yang beroleh kemuliaan agung
yang dibagi-bagikan Allah
atas mereka yang dikehendaki
Dan tibalah saat yang tlah direncanakan Allah
bagi kelahiran ini
Menyingsinglah fajar keutamaan nan cerah
Terang benderang menjulang tinggi
Dan terlahirlah insan nan terpuji
Tunduk khusyu’ di hadapan Allah
Terang benderang menjulang tinggi…..”
Dalam Maulid-maulid itu juga diriwayatkan, Rasulullah SAW dilahirkan dalam keadaan telah terkhitan, mata beliau indah bercelak, tali pusarnya telah bersih terpotong – berkat kuasa kodrat Ilahi.
Habib Ali juga menukil periwayatan Abdurahman bin Auf, yang bersumber dari pengalaman ibu kandungnya, Syaffa’, yang berkisah, “Pada saat Rasulullah SAW dilahirkan oleh Aminah, ia kusambut dengan kedua telapak tanganku. Dan terdengar tangisnya pertama kali. Lalu kudengar suara, ‘Semoga rahmat Allah atasmu.’ Dan aku pun menyaksikan cahaya benderang di hadapannya, menerangi timur dan barat, hingga aku dapat melihat sebagian gedung-gedung Romawi.”
Cerita kehadiran Sayyidah Maryam (ibunda Nabi Isa AS) dan Sayyidah Asiyah (istri Firaun yang juga ibu angkat Nabi Musa) saat kelahiran Rasulullah SAW, dikisahkan dalam Maulid Barzanji. Dilukiskan pula berbagai peristiwa ganjil yang menghiasi malam kelahiran beliau, seperti retaknya Istana Kerajaan Persia, banjir bandang yang melanda Lembah Samawah di Gurun Sahara, padahal sebelumnya belum pernah ditemukan air setetes pun; serta cahaya terang benderang di atas kota Makkah dan sekitarnya.
Lebih lanjut Al-Barzanji juga menceritakan kondisi bayi Muhammad sesaat setelah kelahirannya, “Nabi lahir ke dunia dalam keadaan meletakkan kedua tangannya ke bumi seraya menengadahkan wajahnya ke arah langit yang tinggi sebagai penanda ketinggian kedudukannya dan keluhuran budinya.”
Demikianlah berbagai ungkapan keindahan pada detik-detik kelahiran Rasulullah SAW dalam puisi Maulid karya ulama saleh dari zaman ke zaman. Meski tiada kata yang cukup mewakili untuk menggambarkan keluhurannya, dengan segala keterbatasannya para ulama penyair itu berusaha merangkumnya dalam serangkaian puisi indah.
Betapa beruntung orang-orang yang mencintainya dengan cara apa pun, sebagaimana ungkapan Imam Bushairi dalam Maulid Burdah-nya, “Dialah sosok yang sempurna makna dan bentuknya, yang kemudian dipilih menjadi kekasih Sang Penghembus Angin Sepoi. Pengungkapan kebaikannya terjaga dari kemusyrikan, maka mutiara keindahannya tak terbagi. Tinggalkanlah apa yang dikatakan kaum Nasrani tentang nabinya, dan pujilah ia (Rasulullah) semaumu asal masih dalam batasan hukum itu. Maka nisbatkanlah kemuliaan dan keagungan apa pun yang kau kehendaki kepadanya.”
Rasulullah SAW memang manusia biasa, namun beliau telah dipilih oleh Allah SWT untuk dianugerahi berbagai keistimewaan, yang menjadikan posisi beliau di antara umat manusia bak permata di antara bebatuan semata….

Sumber: qomarfauzie.wordpress.com
http://majlisdzikrullahpekojan.org/kisah-nabawi/mukjizat-nabi-saw/kelahiran-sang-nabi-dalam-untaian-puisi.html.

Kumpulan Mahalul Qiyam MP3

Al Quran Online